A DIVINE REVELATION OF HEAVEN
by Mary Kathryn Baxter
Published in Indonesian language
by Pitan Daslani
Jakarta, Indonesia.
WAHYU ALLAH TENTANG SORGA
Catatan Mengenai 10 Kali Kunjungan Saya ke Rumah Bapa
oleh Mary Kathryn Baxter
WAHYU ALLAH
TENTANG SORGA
Catatan mengenai
10 Kali Kunjungan Saya
ke Rumah Bapa
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
MARY KATHRYN BAXTER
DAFTAR ISI
Dari Redaksi (5)
Sekilas tentang penulis (6)
Pengantar (7)
Pendahuluan (8)
Dari Yesus untuk Kathryn (9)
Di gerbang sorga (10)
Masuk ke dalam sorga (11)
Rumah bagi jiwa yang telah ditebus (14)
Bekerja untuk memuji Allah (15)
Permata bagi yang membawa jiwa (16)
Tempat abadi untuk semua orang (18)
Airmata dari bumi (19)
Allah membuka kitab itu (21)
Langit yang pertama & ke-dua (24)
Langit yang ke-tiga (25)
Puji-pujian di sorga (26)
Menghampiri Takhta Allah (27)
Takhta kemuliaan Allah (28)
Pusat dokumentasi sorga (29)
Gudang berkat Allah (30)
Yesus Sang Penyembuh (31)
Dahulu, sekarang, dan nanti (32)
Malaikat-malaikat di gereja (33)
Ketika satu jiwa diselamatkan (34)
Kembali ke ruang arsip (35)
Mekanisme penyimpanan arsip (37)
Darah Yesus (38)
Kitab kehidupan Anak Domba (39)
Sungai Kehidupan (40)
Kembali ke Takhta Allah (41)
Orang-orang yang sudah ditebus (41)
Simfoni yang indah (42)
Kuda mulia di sorga (44)
Gudang kesembuhan (45)
Penyembuhan di sorga (46)
Minta Yesus untuk menyembuhkan (47)
Kesibukan di sorga (49)
Penduduk sorga (50)
Keteraturan sempurna (51)
Kereta Allah (53)
Tubuh mulia (53)
Ketika Allah Bapa berbicara (54)
Sorga itu benar-benar ada (55
(56) Anak-anak di sorga
(57) Bayi-bayi yang keguguran
(59) Dalam pemeliharaan Allah
(61) Reuni di sorga
(62) Malaikat pengawal
(64) Penyembahan di depan takhta
(66) Persiapan bagi Sang Raja
(67) Seruan penyembahan
(68) Motivasi untuk memuji Allah
(69) Tugas yang Allah berikan
(69) Kitab Suci mengamini
(70) Makhluk-makhluk di sorga
(71) Serafim di depan Takhta Allah
(72) Tugas para serafim
(74) Riwayat perjalanan ke sorga
(75) Rekaman sorgawi
(76) Darah yang menghapus dosa
(79) Mezbah Allah
(79) Mezbah di jaman sekarang
(80) Menyembah Allah secara tulus
(81) Sukacita yang akan dinyatakan
(82) Penglihatan para nabi
(84) Mujizat di gereja
(85) Ketika rantai dosa diputuskan
(86) Firman Allah
(87) Datang ke Takhta Allah
(88) Pertolongan di masa kini
(88) Kuasa nama Yesus
(89) Allah membenci okultisme
(91) Pasukan malaikat sorga
(92) Malaikat dan Firman
(93) Kenangan tentang alam maut
(94) Planet baru
(94) Allah mengasihi anak-anak
(95) Sekolah malaikat
(96) Pemerintahan Yesus Kristus
(97) Kedatangan kembali Yesus Kristus
(98) Representasi Tubuh Kristus
(99) Jurang maut
(100) Permintaan terakhir Yesus Kristus
(101) Bersiaplah menemui Allah
(103) Sekarang, berdoalah begini
(104) Terima kasih, Tuhan memberkati
[ Dari Redaksi ]
KUNJUNGAN MARY KATHRYN BAXTER KE SORGA
Judul asli buku ini adalah A Divine Revelation of Heaven yang
ditulis oleh evangelist Mary Kathryn Baxter. Ini adalah buku
kedua yang ia terbitkan setelah mengunjungi alam maut dan sorga.
Buku pertama tentang pengalaman spiritual itu berjudul A Divine
Revelation of Hell.
Untuk menerjemahkan buku kedua ini dan mengedarkannya
secara khusus kepada umat Kristiani di Indonesia, kami telah
terlebih dahulu mendapat restu dari Misi Penginjilan Mary Kathryn
Baxter melalui Robert Brownell yang bertugas menyebarluaskan
kesaksian ini ke berbagai pelosok dunia.
Ia menganjurkan agar versi Indonesia buku ini secepatnya
disebarluaskan kepada umat Tuhan di Indonesia dan kepada
orang-orang Indonesia di berbagai negara, karena buku ini berisi banyak
disebarluaskan kepada umat Tuhan di Indonesia dan kepada
orang-orang Indonesia di berbagai negara, karena buku ini berisi banyak
rahasia sorga.
Dalam menerjemahkan buku ini, kami berusaha menerjemahkan
setepat-tepatnya bukan hanya kalimat-kalimat tetapi juga nuansa
dan makna yang tersirat di balik setiap kejadian dan pesan. Kami
juga melakukan sedikit reorganisasi isi naskah aslinya
demi menjaga sistematika alur cerita dan gaya penyajian yang baik.
demi menjaga sistematika alur cerita dan gaya penyajian yang baik.
Inilah pengalaman spiritual amat komprehensif dan dahsyat yang
dialami seorang hamba Allah di Amerika Serikat. Allah membawa
dia ke dalam alam maut selama 30 malam berturut-turut.
Pengalamannya yang amat mengerikan itu dituangkannya
di dalam bukunya yang pertama.
Pengalamannya yang amat mengerikan itu dituangkannya
di dalam bukunya yang pertama.
Mulai malam ke-31 sampai dengan malam ke-40, Mary Kathryn
Baxter dibawa Allah ke dalam sorga untuk menyaksikan semua
keindahan kediaman Allah beserta kemuliaan, kebesaran dan
kedahsyatannya. Pengalaman 10 malam di sorga itu ia tuangkan
dalam buku kedua yang versi Indonesia-nya sedang Anda baca.
Doa kami, semoga Anda mendapat banyak manfaat dari
pengalaman luar biasa yang dialami Ibu Kathryn dalam 10 kali
pengalaman luar biasa yang dialami Ibu Kathryn dalam 10 kali
kunjungannya ke sorga.
BagiMu, ya Tuhan Yesus, segala hormat dan kemuliaan sampai
selama-lamanya.
Jakarta, 8 Maret 2007
Pitan Daslani (Editor)
SEKILAS TENTANG PENGARANG
Mary Kathryn Baxter dilahirkan di Chattanooga, Tennessee,
Amerika Serikat. Dia dibesarkan dalam rumah Tuhan. Ketika masih
remaja, ibunya mengajari dia tentang Yesus Kristus dan karya
penyelamatanNya.
Kathryn dilahirkan kembali (lahir baru) di usia 19 tahun. Dia
melayani Tuhan selama beberapa tahun, kemudian mangkir
selama beberapa waktu. Tapi Roh Tuhan tidak mau membiarkan
selama beberapa waktu. Tapi Roh Tuhan tidak mau membiarkan
dia terlepas. Ia kemudian ditarik kembali oleh Roh Kudus lalu
menyerahkan diri lagi kepada Tuhan Yesus—dan tetap setia sampai
sekarang.
Pada pertengahan 1960-an Kathryn pindah bersama keluarganya
ke Detroit, Michigan, dan tinggal di sana beberapa tahun. Ia
kemudian pindah lagi ke Belleville, Michigan, dan di sinilah dia
mulai mendapat penglihatan-penglihatan dari Tuhan Yesus.
Roh Kudus bekerja luar biasa dalam segala bentuk pelayanan
yang dijalankan oleh Kathryn. Dan banyak mujizat menyertai dia
dalam pelayanannya. Dia banyak mendemonstrasikan cara kuasa
Allah bekerja dalam setiap pertemuan, karena Allah benar memakai
dia bagi kemuliaanNya.
Kathryn sangat mencintai Tuhan Yesus dengan segenap
hati, segenap akal budi, jiwa-raga, dan segenap kekuatannya.
Kerinduannya adalah membawa jiwa baru bagi Tuhan Yesus.
Dia seorang pelayan yang tekun. Panggilannya adalah untuk
menyaksikan tentang kebesaran Allah yang dialaminya melalui
penglihatan, mimpi dan wahyu.
Kathryn ditahbiskan sebagai pelayan Tuhan pada tahun 1983 di
Full Gospel Church of God yang berlokasi di Taylor, Michigan. Kini
dia melayani di National Church of God di Washington D.C.
Dalam bulan Maret 1976, ketika dia tinggal di Belleville, Yesus
menampakkan diri kepadanya melalui mimpi, penglihatan dan
wahyu. Sejak itu sudah banyak wahyu diberikan kepadanya ketika
Tuhan menjenguk dan membawa dia ke alam roh. Pertama, dia
dibawa ke alam maut selama 30 malam, dan sesudah itu dia dibawa
ke sorga selama 10 malam. Dia juga diberi penglihatan tentang apa
yang akan terjadi menjelang dan pada saat Tuhan Yesus datang
kembali.
— Pitan Daslani (Editor)
PENGANTAR
Allah telah mengurapi tulisan-tulisan Mary Kathryn
Baxter untuk memberkati ratusan ribu orang. Saya
percaya bahwa sangat penting bagi kita untuk
menyebarluaskan pesan yang telah Allah
sampaikan kepadanya.
menyebarluaskan pesan yang telah Allah
sampaikan kepadanya.
Setiap tahun dia membagi pengalamannya ini kepada
ratusan gereja, dan kini dia merangkumnya dalam
sebuah buku.
Bukunya yang terdahulu, A Divine Revelation of Hell
(Wahyu Ilahi tentang Naraka), dimaksudkan Allah untuk
menyampaikan pesan abadi tentang keselamatan kepada
jiwa-jiwa yang terhilang.
Buku tersebut disambut gembira oleh banyak pembaca
di seluruh dunia. Buku tersebut dicetak dalam berbagai
bahasa dan disebarkan di berbagai negara.
Sampai tulisan ini dibuat, buku tersebut telah terjual
lebih dari 500.000 buah. Karena itu saya percaya buku
yang satu ini, A Divine Revelation of Heaven (Wahyu
Ilahi tentang Sorga), akan lebih meriah sambutannya di
seluruh dunia.
Telah beberapa tahun saya menjadi pendeta untuk
Mary Kathryn Baxter. Saya mengenal dia secara pribadi
dan sepenuhnya mendukung misi penginjilannya.
Allah telah merestui pelayanannya dengan cara
mengurapi semua yang ia kerjakan seperti yang tampak
melalui sambutan luar biasa terhadap pesan-pesan yang
ia sampaikan.
Buku ini adalah jawaban doa, airmata dan hasil kerja
keras banyak orang.
Doa saya, semoga penyebaran buku ini akan membawa
banyak jiwa kepada Tuhan dan mempersiapkan umat
Tuhan untuk hidup kekal di sorga.
—T. L. Lowery, Ph.D.
Pelayan Firman Allah
National Church of God
Washington D.C.
PENDAHULUAN
Buku ini berisi sejumlah kisah nyata yang telah saya
alami sendiri bersama Allah. Ini bukan hasil ilusi seorang
pengkhayal yang menginginkan sesuatu yang lebih baik
daripada yang ia dapatkan dalam hidupnya.
Sorga itu sesuatu yang nyata, dan pengalaman yang saya
uraikan di dalam buku ini adalah persis seperti yang terjadi
pada saya.
Saya tidak dapat melihat semua yang dapat dilihat di
dalam sorga, karena diperlukan kurun waktu yang kekal
untuk bisa melihat semuanya itu.
Saya tak dapat menceritakan segala sesuatu yang saya lihat
di dalam sorga, bahkan Paulus pun tak dapat melakukannya
(baca II Korintus 12:1-4). Tapi saya ceritakan di sini apa
yang Allah kehendaki untuk saya bagikan kepada umatNya.
Secara khusus saya menghargai dan berterimakasih kepada
pendeta saya, Dr. T. L. Lowery, dan juga kepada isterinya
yang cantik, Mildred, atas segala dukungan, dorongan serta
sumbangan yang berharga dalam penulisan buku ini.
Saya juga perlu berterimakasih setulus-tulusnya kepada
semua pengerja di National Church of God dan juga kepada
Pendeta Marcus V. Hand atas bimbingan redaksional yang
mereka berikan dalam penulisan buku ini.
Tak lupa pula ucapan terima kasih saya tujukan kepada
semua pengerja Whitaker House di New Kensington,
Pennsylvania, Amerika Serikat, yang telah begitu berperan
dalam proses penyiapan dan pengedaran buku A Divine
Revelation of Heaven (Wahyu Ilahi tentang Sorga) dan A
Divine Revelation of Hell (Wahyu Ilahi tentang Naraka)
kepada pembaca.
Saya sangat berterimakasih kepada Allah yang telah
memanggil saya untuk membagi-bagikan pesanNya ini.
Dan saya berterimakasih kepada Anda semua yang telah
menguatkan saya dalam pelayanan ini. Allah kiranya
memberkati Anda semua.
Mary Kathryn Baxter
DARI YESUS UNTUK MARY KATRYN BAXTER
“Untuk maksud ini engkau dilahirkan,
untuk menulis dan menceritakan
apa yang telah Aku perlihatkan
dan sampaikan kepadamu,
karena semua ini tulus dan benar.
“Panggilanmu adalah
untuk memberitahukan kepada
dunia bahwa sorga itu benar ada,
dan naraka itu juga benar ada,
dan bahwa Aku, Yesus,
telah diutus oleh Bapa
untuk menyelamatkan
mereka semua dari penghukuman
dan menyediakan bagi mereka
tempat di sorga.
DI GERBANG SORGA
Allah, dalam pengasihan dan anugerahNya yang abadi mengijinkan
saya untuk masuk ke dalam tempat yang indah itu yang disebut
sorga. Tak jelas bagi saya persiapan dan alat transportasi seperti
apa yang saya gunakan untuk bisa masuk ke sana dan kembali lagi
ke bumi. Tapi kenyataan yang saya alami tidak mungkin keliru.
Bagaimana caranya keajaiban sorga yang begitu hebat itu
diperlihatkan kepada seorang manusia fana seperti saya? Saya
mulai dari awal peristiwa.
Pada suatu malam Tuhan Yesus menampakkan diriNya kepada
saya dan berkata bahwa saya telah dipilihNya untuk suatu tugas
khusus.
Dia berkata: “AnakKu, Aku akan memanifestasikan diriKu
kepadamu untuk membawa manusia keluar dari dalam kegelapan
untuk masuk ke dalam terang. Aku telah memilihmu untuk sebuah
tujuan: Engkau akan menulis dan mendokumentasikan semua yang
akan Kutunjukkan dan katakan kepadamu.”
Ketika saya berserah diri sepenuhnya kepada Allah, hal-hal yang
luar biasa mulai terjadi. Saya dijemput dari tempat saya berada
dan dipindahkan langsung ke dalam alam maut. Saya sadar bahwa
kelima pancainderaku bekerja baik: Saya dapat melihat, meraba,
mendengar, mencium dan merasakan apa yang terjadi. Tapi ini
semua terjadi di alam supranatural. Saya tahu bahwa semua
kejadian ini memiliki tujuan tertentu.
Berhari-hari setelah saya dibawa Tuhan ke dalam alam maut,
saya sangat bersedih. Hati saya galau dan pikiranku sumpek akibat
dari kejadian-kejadian mengerikan yang saya lihat. Saya sudah
menyaksikan penghakiman Allah terhadap dosa dan terhadap
mereka yang masuk ke naraka. Saya berdoa dengan sangat kepada
Allah dan meminta penghiburan dariNya.
Pada malam ke-31 setelah semua kejadian ini mulai, kuasa Allah
Yang Mahadahsyat itu menyelimuti saya lagi. Pada jam 2 pagi,
seorang malaikat yang gagah perkasa berdiri di samping ranjangku.
Yesus Kristus tampak berdiri di belakang malaikat itu. Yesus
tersenyum ketika saya mencoba memperhatikan wajahNya. Tapi
Dia tidak berkata sepatah pun.
Malaikat itu berkata: “Allah telah memberi aku tugas khusus. Aku
dikirim ke sini untuk membawamu ke sorga dan memperlihatkan
kepadamu beberapa bagian dari sorga.” Kemudian dia berkata lagi,
“Mari dan saksikan kemuliaan Allah.”
Dalam sekejap saya sudah dibawa keluar dari rumah,
dan tiba-tiba saya menemukan diri saya
sedang berdiri bersama malaikat itu
dan tiba-tiba saya menemukan diri saya
sedang berdiri bersama malaikat itu
di depan satu dari gerbang-gerbang di sorga.
Indahnya pemandangan yang saya lihat di situ begitu menakjubkan
sampai-sampai saya nyaris tak dapat bernafas. Pakaian yang
dikenakan oleh malaikat sorgawi itu adalah jubah yang terbuat dari
cahaya benderang. Malaikat itu memiliki sayap-sayap berbentuk
segi tiga yang memantulkan warna-warni pelangi. Saya tidak heran,
tapi sangat takjub menyaksikan tempat Allah yang keindahannya
tak dapat diceritakan dalam bahasa manusia.
Kemudian saya mendengar seruan malaikat yang
dikumandangkannya berulang-ulang: “Saksikanlah ini kemuliaan Allah.”
dikumandangkannya berulang-ulang: “Saksikanlah ini kemuliaan Allah.”
Gerbang megah di depanku itu terbuat dari mutiara yang padat.
Saya berdiri terkagum-kagum memandang gerbang itu. Sampai di
situ saya tidak melihat Tuhan Yesus, tapi saya diselimuti kemuliaan
dan kebahagiaan sorgawi.
MASUK KE DALAM SORGA
Ketika kami tiba di sana, dua orang malaikat yang sangat tinggi
sedang berdiri di depan gerbang. Keduanya mengenakan jubah
cahaya yang berkilauan dengan pedang terhunus di tangan. Rambut
mereka bagai untaian emas sementara wajah mereka memancarkan
cahaya benderang.
Malaikat yang membawa saya maju ke depan dan berbicara
dengan salah satu dari malaikat penjaga pintu sorga itu, sementara
saya berdiri sendirian di situ. Sambil terkagum-kagum saya
berbicara dalam hati: “Betapa indahnya gerbang-gerbang sorga
ini. Dan alangkah bahagianya saya dapat melihat dengan mataku
sendiri semua ini.” Tiba-tiba saya sadari bahwa saya memang akan
masuk ke dalam sana.
Sambil memperhatikan para malaikat itu, saya dapat mendengar
percakapan mereka. Satu dari malaikat-malaikat itu masuk ke
dalam lalu kembali lagi sambil membawa sebuah kitab. Buku
tersebut bersampul emas dan isinya pun ditulis dengan tinta emas.
Rupanya itu buku tentang riwayat kehidupan saya. Di sampul buku
itu tertulis sebuah nama: Mary Kathryn Baxter.
Di wajah malaikat-malaikat itu terpancar senyuman persetujuan.
Mereka memeriksa buku itu dan sambil berpandangan mereka
serentak berucap: “Dia boleh masuk ke dalam gerbang ini.” Malaikat
penunjuk jalan mengantarkan saya ke dalam.
Tiba-tiba terdengar musik indah yang melingkupi saya. Musik
itu tampaknya datang dari atas dan merembes ke dalam seluruh
tubuhku. Alun-alunan musik yang sangat dahsyat disertai nyanyian
indah memenuhi seluruh tempat itu. Irama sorgawi itu menyelimuti
semua tempat dan semua orang yang ada di situ.
Ketika saya melangkah masuk ke dalam kota Allah, perasaan
takjub yang sangat besar membuat saya nyaris tak dapat bernafas.
Indahnya tempat itu tidak dapat diceritakan dengan bahasa
manusia. Di sekeliling saya ada kembang-kembang berwarna-warni
yang paling indah yang pernah saya tahu. Di situ ada dataran hijau
dengan tumbuhan sangat subur dan ini pun tak dapat dilukiskan
secara tepat. Bahkan kuncup-kuncup bunga di situ pun hidup
dan bereaksi terhadap irama musik dan nyanyian indah itu.
Alunalunan musik itu memenuhi dan menutupi saya dan saya bagaikan
Alunalunan musik itu memenuhi dan menutupi saya dan saya bagaikan
bagian dari musik itu sendiri.
Mencoba menceriterakan tentang semua keajaiban kota itu adalah
satu hal, tapi mengetahui bahwa Anda akan mengambil bagian
dalam kesenangan itu adalah hal lain lagi. Saya melihat beberapa
warga sorga asyik tenggelam dalam kesenangan itu. Mereka semua
memakai jubah. Genaplah firman dalam Kitab Suci (Yesaya 61:10):
“Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam
Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan
menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin
laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin
perempuan yang memakai perhiasannya.”
Kebahagiaan dan kesenangan yang terpancar dari wajah mereka
tak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Sorga itu memang
tempat yang nyata. Itu bukan kiasan atau hasil imaginasi seseorang.
Di dalam Alkitab Yesus bersabda:
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah
juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika
tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku
pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” (Yohanes 14:1-
2)
Sorga adalah tempat yang disediakan bagi orang-orang yang siapsedia.
Oleh karena kita sebagai anak-anak Allah telah diubahkan
Oleh karena kita sebagai anak-anak Allah telah diubahkan
melalui kelahiran kembali dan oleh karena kita sekarang adalah
ciptaan baru di dalam Kristus, amatlah menggembirakan bahwa
tempat dimana kita akan tinggal dalam kekekalan adalah tempat
yang disediakan oleh Juruselamat yang telah menyelamatkan kita.
Sorga adalah tempat yang sempurna. Karena Juruselamat kita itu
sempurna adanya, kekal dan tidak terbatas kuasaNya, maka sorga
pun adalah tempat yang sempurna. Oleh karena Dia menyediakan
tempat bagi kita untuk tinggal bersamaNya di sana selamanya,
maka rumah kita yang abadi itu sempurna adanya. Tak ada sesuatu
apa pun yang dapat mengotori rumah sorgawi kita itu. Tak akan ada
suatu apa pun yang diijinkan masuk ke sorga untuk mengotori atau
mencemari tempat itu.
“Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau
orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka
yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.”
(Wahyu 21:27)
Sorga itu jauh di luar jangkauan dosa maupun pendosa dalam
bentuk apa pun. Setan tak akan pernah masuk ke situ sampai
selama-lamanya. (Wahyu 12:3-4, 7-10, 12-13):
“Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah,
seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan
bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit
dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan
perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya,
segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
“Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan
malaikatmalaikatnya berperang melawan naga itu,
dan naga itu dibantu oleh
malaikatmalaikatnya berperang melawan naga itu,
dan naga itu dibantu oleh
malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka
tidak mendapat tempat lagi di sorga.
“Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang
menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan
ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:
“Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan
Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah
dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang
mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
“Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas
bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.”
Si ular tua itu, Iblis atau Setan, dan semua pengikutnya tak akan
pernah mengangkat kepalanya yang jelek itu di dalam iklim dan
suasana kudus di sorga. Setan-setan tidak bisa masuk ke sorga.
Malaikat yang mermberontak terhadap Allah dan yang dicampakkan
ke bumi yaitu “yang tidak menetap di tempat semestinya tetapi
meninggalkannya” (Yudas 1:6) tak akan dapat kembali ke sorga. Di
sorga tidak ada orang yang kekuarangan apa pun. Tak ada setitik
sekecil apapun yang tidak sempurna.
Tak peduli kemana kita bepergian di bumi, tak peduli dimana kita
tinggal, atau seberapa mahalnya rumah kita di bumi, toh tak bisa
tanpa kekurangan.
Tidak begitu keadaannya di sorga. Di sana Allah telah membangun
tempat yang bernama sorga itu dengan sangat sempurna.
Kemuliaannya, keindahannya, serta keajaibannya tak mungkin
dapat diceritakan dalam bahasa manusia. Kesenangan yang tak
dapat digambarkan dari tempat mahaindah itu sungguh sangat
menakjubkan.
Tak ada pelukis di muka bumi yang dapat menggambarkan secara
tepat betapa indahnya kegemerlapan cahaya dari Putra Allah yang
memantul dari tembok-tembok permata yaspis, gerbang-gerbang
mutiara, serta istana-istana yang tak terhitung banyaknya, serta
Sungai Kehidupan di sana.
RUMAH BAGI JIWA-JIWA YANG
TELAH DITEBUS
TELAH DITEBUS
Sorga itu adalah tempat yang permanen. Tak akan ada musuh
apa pun yang sanggup menaklukkan Firdaus Allah kita.
Bangunanbangunnya tidak dapat runtuh, bahan-bahan bangunannya tidak
Bangunanbangunnya tidak dapat runtuh, bahan-bahan bangunannya tidak
dapat rusak, dan semua tumbuhan di sana tak dapat layu.
Lagi pula tak ada asap atau polusi yang dapat mencemari tempat
kudus itu.
Tempat tinggal permanen ini bersifat abadi, sebuah kota yang
terus ada selama-lamanya. Kita akan bernyanyi di sana lagu-lagu
seperti yang diciptakan oleh Hattie Buell berikut ini:
A tent or a cottage, why should I care?
They’re building a palace for me over there;
Tho’ exiled from Him, yet still I may sing;
All glory to God, I’m a child of the King.
[Sebuah tenda atau gubug, mengapa harus kupedulikan?
Di sana sedang mereka bangun tempat bagiku;
Kendati jauh terbuang dariNya, tetaplah aku bernyanyi;
Segala puji bagi Allah, aku anak Sang Raja]
Di tempat yang tak terkatakan itu para kudusNya menerima
kelepasan dari segala kekewecaan, sakit hati, tragedi dan bencana.
Sebab di sana tak ada kesedihan atau kesukaran. Tak ada kesakitan
atau kesusahan, tak ada orang menangis di sorga (Wahyu 21:4):
“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan
maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau
ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu
telah berlalu.”
Para warga Kerajaan Sorga yang saya lihat di sana tampaknya
datang dari berbagai usia dan berbagai negara di bumi. Jelas sekali
bahwa mereka ketika di bumi berasal dari banyak kewarganegaraan.
Seketika saya teringat Wahyu 5:9 yang berkata:
“Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:
“Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan
membuka meteraimeterainya; karena Engkau telah disembelih
dan dengan darah-Mu
membuka meteraimeterainya; karena Engkau telah disembelih
dan dengan darah-Mu
Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan
bahasa dan kaum dan bangsa.”
BEKERJA UNTUK MEMUJI ALLAH
Dengan sangat bersukacita jiwa saya mulai memuji kebesaran
Allah. Kesusahan dan kepedihan hati yang saya alami, ketika
Tuhan mewahyukan kepada saya tentang naraka sebelum kejadian
ini, langsung lenyap. Sebab sekarang saya mengalami pewahyuan
tentang sorga.
Saya melihat banyak keluarga secara lengkap. Semua mereka
sangat berbahagia, sedang melakukan sesuatu, sedang tersenyum
bahagia. Ada sinar kebahagiaan memancar dari setiap wajah yang
saya lihat di sana.
Para kudus di sorga tampak sedang sibuk melakukan sesuatu.
Setiap saat mereka selalu sibuk. Sebab waktu mereka dipakai untuk
memuji dan membesarkan nama Allah. Ada nyanyian di bibir setiap
orang. Dan musik indah membahana memenuhi semua tempat.
Keabadian di sorga itu tidak dipakai untuk bersantai atau
bermalas-malasan. Jadi tidak seperti yang disangka banyak orang.
Di sana kita tidak hanya melayang bebas di atas awan, atau
membunyikan alat musik harpa atau mencelupkan ujung jari kaki
di air Sungai Kehidupan.
Waktu kita akan dipenuhi dengan kegiatan untuk berbakti
kepada Allah. Seperti apa pengabdian itu persisnya tak dapat kita
gambarkan selengkapnya, tetapi semua umatNya akan melayani
Dia.
PERMATA BAGI YANG MEMBAWA
JIWA BARU
JIWA BARU
Sejauh mata memandang saya melihat permata dan berlian
bersinar berkilauan memantulkan cahaya ke segala tempat. Ada
berlian yang sebesar balok besar.
Beberapa dari batu mulia ini dimaksudkan untuk menjadi bagian
dari istana yang diperuntukkan bagi mereka yang membawa jiwa
bagi Allah ketika berada di bumi.
Jadi, setiap kali ada seseorang membawa satu jiwa baru kepada
Kristus, di sorga disediakan satu batang berlian untuk istananya.
Alkitab berkata:
“Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak,
mengambil hati orang.” (Amsal 11:30)
Baca juga Daniel 12:3: “Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya
seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang
kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selamalamanya.”
Sementara saya berdiri dan menikmati dan keagungan tempat itu,
saya melihat seorang malaikat yang amat elok parasnya berjalan
turun. Di tangannya ada gulungan kitab yang dirajut dengan emas
di tepinya.
Malaikat itu meletakkan gulungan kitab tersebut di sebuah meja
yang terbuat dari bahan seperti perak, tapi ini tidak seperti perak
yang pernah saya ketahui. Meja panjang itu memancarkan cahaya
terang.
Di gulungan kitab itu tertulis sebuah nama. Seorang kudus tampil
lalu membuka dan membaca gulungan kitab itu:
“Yesus adalah Kepala Tukang,” berkata orang kudus itu kepada
saya. “Dia-lah yang menentukan siapa yang layak menerima berlian
dan dimana mereka ditempatkan. Gulungan kitab yang kupegang
ini adalah laporan dari bumi tentang seorang yang telah membawa
jiwa baru bagi Yesus. Dia memberi makanan kepada orang miskin,
dia memberi pakaian kepada orang telanjang dan melakukan
perbuatan baik bagi Allah.”
Baca Matius 25:31—41, 46:
“Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua
malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di
atas takhta kemuliaan-Nya.
“Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan
Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama
seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan
menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan
kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
“Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah
kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah
Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
“Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku
haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu
memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi
Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di
dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
“Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya:
Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi
Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
“Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan
kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami
memberi Engkau pakaian?
“Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan
kami mengunjungi Engkau?
“Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah
seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku.
melakukannya untuk Aku.
“Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya:
Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk,
Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk,
enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya.
“Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi
orang benar ke dalam hidup yang kekal.”
TEMPAT ABADI UNTUK SEMUA ORANG
Malaikat pengantar itu mengulangi ucapan penyambutannya:
“Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.”
Atas petunjuk Tuhan, saya merekam semua kejadian tentang
sorga ini seperti yang saya saksikan di sana. Kita mesti mengerti
betul bahwa fokus dari pengharapan dan keinginan kita adalah
tinggal bersama Tuhan kita di sorga untuk selama-lamanya. Sorga
adalah negeri impian yang pasti menjadi kenyataan.
Saya bergirang tentang sorga sebab setelah semua pekerjaan dan
jerih lelah kita di bumi ini berlalu maka kita akan pergi ke sana.
Allah telah menyediakan kota itu untuk kita. Dan Yesus sedang
menyiapkan tempat di sana untuk semua orang yang mencintai
Dia.
Persekutuan antara Allah dan manusia akan dipulihkan
sepenuhnya di sorga. Ketika Adam dan Hawa berada di Taman
Eden, Allah datang ke bumi menjenguk mereka. Setelah persekutuan
dengan Allah dirusakkan oleh dosa dan ketidaktaatan, Allah terus
menunjukkan keinginanNya untuk berkomunikasi dengan manusia.
Bentuk dari hasrat Allah yang paling tinggi untuk menunjukkan
kasih sayangNya kepada manusia adalah memberikan AnakNya
sendiri untuk mati secara begitu kejam di atas kayu salib. Melalui
kematian dan kebangkitan Kristus itulah persekutuan antara Allah
dan manusia dimungkinkan untuk terjadi lagi.
Di bumi saat ini, kondisi kehidupan kita dapat menghalangi
keakraban persekutuan kita dengan Allah. Tapi di sorga, tak ada
apa pun yang menghalangi kita. Kita akan mengetahui apa artinya
persekutuan sempurna dengan Raja Segala Raja dan Tuhan Segala
Tuan. Persekutuan kita dengan Dia akan menjadi lengkap.
Sorga adalah tempat tinggal Allah yang hidup. Sorga itu letaknya
jauh di seberang langit yang dapat kita lihat dan jauh di seberang
semua planet dan galaxy. Sorga adalah tempat tinggal abadi bagi
“semua yang ditebus oleh Tuhan” (Yesaya 62:12). Tempat itu adalah
tujuan abadi bagi semua anak Allah yang beriman kepada Kristus.
Di sana Anda tak akan kuatir kalau akan berdesak-desakan
masuk ke tempat yang disebut istana. Tatkala semua yang ditebus
dari segala jaman berkumpul di dalam kemuliaan, akan ada tempat
yang cukup bagi semua orang dan setiap orang akan mendapat satu
dari begitu banyak istana megah di sana, yaitu tempat tinggal abadi
yang Yesus janjikan ketika Dia berbicara tentang Rumah Bapa:
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah
juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika
tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku
pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku
telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku
akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di
tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku
pergi, kamu tahu jalan ke situ.” (Yohanes 14:1-4)
Di sorga pasti ada tempat bagi setiap orang beriman:
“Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu
kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya,
dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di
dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di
hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih
dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
“Dan dengan suara nyaring mereka berseru: “Keselamatan bagi
Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!”
“Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan
keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan
menyembah Allah.” (Wahyu 7:9-11)
AIRMATA DARI BUMI
Suatu ketika malaikat penunjuk jalan itu membawa saya ke suatu
tempat lalu dia berhenti di situ kemudian berkata: “Allah menyuruh
aku untuk menunjukkan kepadamu ruangan untuk airmata.”
Anda mungkin sering membaca di dalam Mazmur tentang
airmata kita dan apa yang diperbuat Allah terhadap airmata kita.
Para malaikat menangkap semua airmata kita dan menyimpannya
di dalam kirbat Allah (Mazmur 56:8).
Sebelumnya saya sering bertanya, apa maksud ayat ini. Saya tahu
bahwa banyak di antara Anda yang membaca tulisan ini pernah
atau sering menangis—ketika ditinggal pergi oleh orang yang
dikasihi entah itu anggota keluarga atau kekasih hati, apalagi bila
Anda diceraikan suami atau isteri. Mungkin Anda berpikir semua
pengharapan telah lenyap sehingga Anda menangis tersedu-sedu
karenanya.
Dengar, umat Tuhan, Allah menunjukkan kepada saya sebuah
ruangan penuh airmata. Indah sekali ruangan itu. Malaikat
membawa saya ke jalan masuk ruangan yang tidak berpintu itu.
Melihat ke dalam, saya tahu ruangan itu sendiri tidak terlalu besar.
Di dinding kamar itu ada banyak rak yang terbuat dari papan-papan
kristal dan tembok bagian dalamnya bertaburkan cahaya gemerlap.
Di rak-rak itu ada banyak kirbat atau botol, ada yang diletakkan
berkelompok, misalnya tiga kirbat setiap kelompok.
Tampak kirbatkirbat itu tembus pandang. Di bawah tiap kelompok kirbat itu
Tampak kirbatkirbat itu tembus pandang. Di bawah tiap kelompok kirbat itu
terdapat papan nama yang bertuliskan nama asal airmata tersebut.
Ada banyak kirbat seperti ini di dalam ruangan tersebut.
Kemudian, di dalam ruangan itu tampaklah seorang yang
dimuliakan—malaikat Tuhan. Jubahnya yang berwarna ungu tua
tampak sangat indah bagai sutera. Tampak di dalam sana sebuah
meja mewah dan bersinar-sinar. Pemandangan yang glamor itu
membuat saya terpesona.
Di atas meja itu ada banyak buku yang tampaknya dijahit dengan
sutera yang sangat indah yang belum pernah kulihat. Ada buku
yang berlapiskan berlian, ada yang berlapiskan mutiara, ada pula
yang dilapisi batu mulia berwarna hijau dan ungu. Semua kitab itu
sangat rapi dan teliti pembuatannya.
Saya berkata di dalam hati: “Ya Tuhan, betapa indahnya
buku-buku ini!” Saya memang suka buku, tapi buku-buku
yang saya lihat
buku-buku ini!” Saya memang suka buku, tapi buku-buku
yang saya lihat
di situ sungguh sangat indah dan membuat saya amat terpukau.
Sementara tertegun memandangi buku-buku itu, orang yang
berada di dalam ruangan itu berkata,” Mari, dan lihat. Aku akan
menunjukkan isi ruangan ini kepadamu. Dan aku akan menerangkan
arti dari airmata. Ini hanyalah satu dari banyak ruangan sejenis ini.
Aku bertanggung-jawab untuk ruangan ini.”
Sementara dia berbicara, seorang malaikat tinggi besar masuk
melewati gerbang tadi. Keindahan dan kemuliaannya membuat
saya terkagum-kagum. Saya lihat dia memakai jubah putih terbuat
dari bahan yang bertabur cahaya. Jumbai jubahnya terbalut emas
yang berkilau terus ke bagian depan. Postur malaikat ini besar,
tingginya kira-kira 12 kaki (144 inci = 3,6 meter) dan sayapnya pun
sangat besar.
Malaikat besar ini memegang sebuah mangkuk emas berisi cairan
(Wahyu 5:8). Kemudian orang yang di dalam ruangan itu berkata
pada saya: “Dia membawa kepadaku mangkuk berisi airmata dari
bumi. Aku ingin memperlihatkan kepadamu apa yang kami lakukan
terhadap airmata ini.”
Malaikat tadi menyerahkan mangkuk tersebut beserta sehelai
kertas yang di atasnya tercantum nama dari orang yang airmatanya
berada di dalam mangkuk itu.
Malaikat di dalam ruangan itu membacakan catatan itu lalu pergi
ke salah satu rak kirbat. Dia lalu membaca label nama di bawah
kirbat untuk mencocokkan namanya dengan airmata yang baru saja
dibawa dari bumi. Dia kemudian mengangkat kirbat yang sudah
hampir penuh itu dan membawanya ke mangkuk tadi. Lalu dia
memasukkan airmata di mangkuk itu ke dalam kirbat tersebut.
“Sekarang aku akan menunjukkan padamu apa yang kami lakukan
di sini,” ucap orang kudus itu. “Ceritakanlah ini kepada manusia di
bumi.”
Kemudian dia membawa kirbat itu ke meja, membuka salah satu
buku lalu berkata: “Sekarang, lihat.”
Halaman-halaman buku itu kosong dan tidak bertuliskan apaapa.
Dia berkata: “Ini adalah airmata dari orang-orang kudus di
Dia berkata: “Ini adalah airmata dari orang-orang kudus di
bumi yang melayani Allah ketika mereka menangis. Sekarang lihat
apa yang terjadi.”
Dia menjatuhkan satu tetes airmata itu dari kirbat ke atas halaman
kosong itu. Begitu tetes airmata tersebut menyentuh lembaran
kertas kosong itu, timbullah tulisan. Kata-kata indah dengan ukiran
tulisan tangan yang indah bermunculan di halaman itu sampai
penuh halaman itu berisi tulisan. Dia melakukan ini halaman demi
halaman sampai selesai.
Dia kemudian menutup buku tersebut dan berbicara. Sepertinya
dia sedang berbicara kepada seluruh umat manusia di bumi dan
juga kepada saya. “Doa yang paling sempurna adalah doa yang
bermandikan airmata yang datang dari hati dan jiwa laki-laki dan
perempuan di bumi.”
Kemudian malaikat dengan sayap pelangi itu berkata kepada
saya: “Mari dan saksikan kemuliaan Allah.”
ALLAH MEMBUKA KITAB ITU
Tanpa disadari kami sudah berpindah ke sebuah pelataran
luas berisi ribuan orang dan makhluk-makhluk sorgawi. Betapa
indahnya pemandangan itu.
Dalam sekejap semua orang di situ perlahan-lahan lenyap dari
pandanganku lalu kemuliaan Allah yang sangat dahsyat memenuhi
tempat itu. Puji-pujian kepada Allah terdengar begitu kencang
membahana bagai gemuruh guntur membelah langit. Lalu malaikat
penunjuk jalan membawa saya ke depan takhta Allah.
Saya melihat awan lebat, kabut dan juga suatu bentuk
Sang Maha Ada di dalam kabut itu. Saya tidak dapat memandang wajah Allah,
Sang Maha Ada di dalam kabut itu. Saya tidak dapat memandang wajah Allah,
tapi saya melihat kemuliaan Allah dan sebentuk pelangi melingkupi
takhta Allah.
Kemudian saya mendengar suara Allah yang bunyinya sama
seperti apa yang telah ditulis oleh Yohanes: “Aku mendengar suara
dari sorga bagai bunyi air bah dan bagai bunyi guntur.” (Wahyu 14:
2).
Di tempat mahadahsyat ini saya melihat banyak kuda dengan
penunggangnya berdiri di samping takhta itu. Tiba-tiba saya
melihat ada sebuah kitab di atas altar di depan takhta Allah. Saya
melihat para malaikat menyembah di hadapanNya.
Sambil berdiri termangu-mangu dan menyaksikan semua ini, saya
melihat sesuatu yang tampaknya seperti tangan manusia muncul
dari tengah awan itu lalu membuka kitab tersebut. Saya tahu itu
tangan Allah yang sedang membuka kitab tersebut.
Terkejut ketika saya melihat sesuatu yang seperti asap naik dari
kitab itu. Lalu, sekonyong-konyong menyebarlah aroma parfum
yang sangat luar biasa yang tak pernah saya cium keharumannya.
Malaikat itu katakan bahwa kitab tersebut berisi doa orang-orang
kudus dan bahwa Allah telah mengirim malaikatNya ke bumi untuk
menjawab doa yang keluar dari hati yang menjerit kepadaNya.
Tampak sejumlah besar orang kudus memuji dan memuliakan
Allah. Ketika Allah membuka kitab tersebut, halaman-halaman
kitab tampak muncul bergantian kemudian terbang pergi ke dalam
tangan malaikat-malaikat penunggang kuda.
Saya masih dapat mendengar suara Allah, bagai bunyi gemuruh
yang dahsyat, berkata, “Pergilah dan jawablah doa perempuan itu.
Pergilah dan jawablah doa laki-laki itu.”
“Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, airmataku
Kautaruh ke dalam kirbatMu. Bukankah semuanya telah
Kaudaftarkan? Maka musuhku akan mundur pada waktu aku
berseru; aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku. Kepada Allah,
firman-Nya kupuji, kepada TUHAN, firman-Nya kupuji, kepada
Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan
manusia terhadap aku?” (Mazmur 56: 8-11)
Firman Allah yang hidup menerangkan kepada kita tentang apa
yang Ia perbuat terhadap airmata kita. Betapa indahnya bila kita
mengerti kemuliaan dan keajaiban Allah kita. Betapa hebatnya
bahwa kita menjadi penerima kasih sayangNya! Dia begitu peduli,
bahkan terhadap airmata kita.
Kitab Suci banyak berbicara tentang aiarmata kita, tentang
kesedihan kita, dan tentang penghiburan dari Allah buat kita.
“Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah
firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar
doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan
menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi
ke rumah TUHAN.” (II Raja-Raja 20:5)
“Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi
tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku.
Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku.
Menjauhlah dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan,
sebab TUHAN telah mendengar tangisku; TUHAN telah mendengar
permohonanku, TUHAN menerima doaku.” (Mazmur 6:6-9)
“Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, dan mataku
dari pada air mata, dan kakiku dari pada tersandung.” (Mazmur
116:8)
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan
menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan
menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai
sambil membawa berkas-berkasnya.” (Mazmur 126:5-6)
“Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH
akan menghapuskan airmata dari pada segala muka;
dan aib umatNya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi,
sebab TUHAN telah
dan aib umatNya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi,
sebab TUHAN telah
mengatakannya.” (Yesaya 25:8)
“Beginilah firman TUHAN: Cegahlah suaramu dari menangis, dan
matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu
ada ganjaran, demikianlah firman TUHAN; mereka akan kembali
dari negeri musuh.” (Yeremia 31:16)
“Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan
menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air
kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata
mereka.” (Wahyu 7:17)
“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan
maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau
ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah
berlalu.” (Wahyu 21:4)
“… dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang
dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi
meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka,
kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.” (Yesaya 35:10)
Segala puji bagi Allah, sebab sorga itu benar-benar ada! Kita
benar-benar akan ke sana. Dan kita tidak akan menjadi uap
atau asap yang beterbangan ketika kita tiba di sorga, sebab kita
mengenakan tubuh mulia.
Salah satu keajaiban di sorga adalah bahwa segala airmata dan
dukacita kita akan diganti dengan kebahagiaan kekal, seperti yang
telah dijanjikan dalam Kita Suci. Dan bahkan masih ada lebih
banyak lagi kesenangan yang akan kita alami di sana.
Sorga itu benar-benar nyata. Sorga adalah tempat pasti yang
menjadi tujuan kita. Itu bukan suatu mimpi atau ilusi. Allah telah
menyatakan kepada kita semua tentang banyak fakta sorgawi
melalui Kitab Suci.
LANGIT YANG PERTAMA
Pertama, ada langit atmosfir. Ini adalah kawasan yang melingkupi
planet bumi. Inilah kawasan tempat unggas beterbangan dan angin
berhembus. Inilah kawasan tempat terjadi hujan, badai, kabut, uap,
dan awan.
Inilah bentangan langit yang dimaksudkan oleh malaikat dalam
Kisah Para Rasul 1:11 ketika ia bertanya mengapa murid-murid
Yesus memandang ke langit. Yesus, ketika berbicara kepada
BapaNya, memandang ke langit (Yohanes 17:1).
LANGIT YANG KEDUA
Kemudian, ada pula langit yang disebut kawasan luar angkasa.
Ini adalah kawasan tempat bulan, matahari, dan bintang-bintang.
Kawasan langit ini disebutkan dalam Alkitab berulang kali,
misalnya: “… maka Aku akan memberkati engkau
berlimpahlimpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang
berlimpahlimpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang
di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan
menduduki kota-kota musuhnya.” (Kejadian 22:17)
“… dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke
langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan
bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud
menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru
diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh
kolong langit sebagai bagian mereka.” (Ulangan 4:19)
“Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika,
dan membuka belenggu bintang Belantik? Dapatkah engkau
menerbitkan Mintakulburuj pada waktunya, dan memimpin bintang
Biduk dengan pengiring-pengiringnya? Apakah engkau mengetahui
hukum-hukum bagi langit atau menetapkan pemerintahannya di
atas bumi?” (Ayub 38:31-33)
“Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak
akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap
pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya.”
(Yesaya 13:10)
“Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi
gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan
berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang.”
(Matius 24:29)
LANGIT YANG KETIGA
Tempat yang menjadi tujuan semua orang yang dibenarkan oleh
Tuhan Yesus itu jauh di seberang langit yang berbintang.
Inilah tempat yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus ketika ia
berkata: “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun
yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar
tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu
tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (II Korintus 12:2).
tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (II Korintus 12:2).
Istilah “sorga” yang saya gunakan dalam buku ini adalah kawasan
yang sering digambarkan sebagai tempat takhta Allah.
“Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan
tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang
sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat
Allah guna kepentingan kita.” (Ibrani 9:24)
Sorga adalah tempat dimana Allah berdiam. Waktu Yesus
mengajar kita untuk berdoa, Dia menyuruh kita berdoa kepada
“Bapa … di dalam sorga.” (Matius 6:9).
Dalam I Raja-Raja 8:30, sorga disebut sebagai tempat tinggal
abadi bagi Allah. Dalam Mazmur 11:4 tempat itu dinamakan Bait
Kudus Allah dan tempat dimana ada takhta Allah.
Di sana di Bait Kudus Allah, kemuliaanNya dinyatakan secara
lengkap. Tempat itu adalah tempat sakral penuh cahaya kemuliaan
dan kesenangan. Kita tidak dapat mengetahui letak tempat itu
secara tepat. Tapi Alkitab selalu menggunakan kata “di atas” untuk
menunjukkan arah tempat tersebut.
Kita tahu bahwa Allah Yang Mahakuasa itu berada di sana.
Di tempat itu, Allah Bapa dan Yesus Kristus adalah pusat
perhatian semua orang kudus, malaikat dan semua makhluk yang
menyembah.
Di sana ada suatu persekutuan yang begitu indah. Ada malaikat,
sebab Yesus berkata di sorga “ada malaikat yang selalu memandang
wajah Bapaku” (Matius 18:10).
Ada orang-orang kudus, sebab Yesus berjanji, “dimana Aku
berada, kamu pun berada (Yohanes 14:3).
Kita pelajari dari I Petrus 1:4 bahwa suatu harta berharga telah
disediakan bagi kita di sorga yaitu harta yang tidak akan dimakan
ngengat dan karat dan yang tidak akan pernah lenyap.
Umat pilihan Tuhan, saya bersukacita dapat menceritakan tentang
kunjungan saya yang begitu indah itu ke sorga. Saya merinding
ketika berbicara tentang apa yang saya lihat dan orang-orang yang
saya tatap wajahnya di sana.
PUJI-PUJIAN DI SORGA
Setelah malaikat penunjuk jalan itu menunjukkan tempat
airmata di sorga, dia kembali mengulangi ungkapan yang sering
diucapkannya selama kunjungan saya di sorga: “Mari dan lihat
kemuliaan Allahmu.”
Gemerlapnya cahaya abadi yang sangat indah di sorga
menyelubungi diri saya. Kemuliaan Allah yang merebak dan memancar
menyelubungi diri saya. Kemuliaan Allah yang merebak dan memancar
dari berbagai arah memenuhi saya dan saya tertegun menyaksikan
semua itu. Keindahan dan semarak tempat itu tidak mungkin
bisa digambarkan secara tepat oleh akal pikiran manusia sebelum
seseorang menyaksikannya sendiri. Seketika itu juga saya teringat
sebuah sajak yang pernah saya dengar di bumi:
Terang di sorga adalah wajah Yesus.
Sukacita di sorga adalah kehadiran Yesus.
Harmoni di sorga adalah pujian kepada Yesus.
Tema di sorga adalah karya Yesus.
Pekerjaan di sorga adalah melayani Yesus.
Kepenuhan di sorga adalah Yesus itu sendiri.
Sewaktu berjalan bersama malaikat itu, saya bisa merasakan
sukacita, damai dan kebahagiaan di semua tempat. Lalu pikiranku
melayang kembali mengingat keluargaku di bumi. Malaikat itu tahu
apa yang sedang saya pikirkan. Dia berkata: “Ada tugas yang mesti
kamu kerjakan bagi Allah. Kamu ditugaskan untuk menyampaikan
kepada manusia di bumi tentang apa yang kamu lihat di sini. Allah
sedang menunjukkan padamu beberapa bagian sorga, tetapi bukan
semua bagian sorga. Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.”
Ketika kami tiba di suatu tempat, saya mendengar sangat
banyak orang sedang memuji Allah. Alunan musik yang megah
bersama nyanyian para penyembah itu menggetarkan jiwa saya.
Hormat dan kemuliaan bagi Allah memantul melintasi bentangan
sorga sementara para malaikat serafim dan orang-orang kudus
menyanyikan kidung pujian dengan penuh semangat.
MENGHAMPIRI TAKHTA ALLAH
Jiwaku sungguh bersukacita dan tenggelam di dalam kebahagiaan.
Tapi aku tetap sadar bahwa kami sedang mendekati Takhta Allah.
Malaikat penunjuk jalan itu berhenti jauh, sangat jauh dari takhta
Allah. Saya masih dapat menatap suatu panorama sangat indah
yakni berbagai kejadian yang sedang terjadi disitu.
Saya melihat pemandangan yang sama persis dengan apa yang
telah dilihat oleh Rasul Yohanes seperti yang tertulis di dalam
Wahyu 5:11: “Maka aku melihat dan mendengar suara banyak
malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu;
jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa.”
Wahai penduduk bumi, betapa aku rindu jika semua orang
mengerti tentang apa yang disediakan Allah bagi semua orang yang
mengasihi Dia.
Sementara saya memandangi panorama indah itu dengan penuh
kebahagiaan, sesuatu yang menakjubkan terjadi. Saya mendengar
gemuruh puji-pujian kepada Allah yang dinyanyikan oleh sejumlah
besar orang. Kemudian, yang paling menakjubkan bagi saya,
malaikat itu mengijinkan saya untuk menyaksikan sendiri apa yang
sudah sekian lama saya dambakan: Takhta Allah.
TAKHTA KEMULIAAN ALLAH
Takhta Allah itu tinggi dan berada di atas sana (Yesaya 6:1). Persis
di bawah takhta itu mengalir Sungai Kehidupan. Sungguh jernih,
sungguh sangat indah dan murni sungai itu. Kemuliaan Allah
menutupi seluruh takhta itu. Ada halilintar sambar-menyambar,
ada guntur bergemuruh dan ada suara di sekeliling takhta itu.
Yohanes, ketika berbicara tentang sorga, berkata: “Dan dari takhta
itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor
menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.”
(Wahyu 4:5)
Saya melihat semacam pelangi melingkar di atas takhta itu.
Pelangi itu bentuknya seperti permata.
“Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata
yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta
itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.” (Wahyu 4:3).
Pelangi itu cemerlang lagi mulia, bercampur cahaya benderang
dan memantulkan warna-warni gemerlapan. Ini pemandangan
yang belum pernah saya lihat di atas bumi. Warna-warni pelangi
itu menandakan kemuliaan dan kuasa. Keagungan Allah memancar
keluar dari takhta itu bagai berkas-berkas cahaya yang mahaindah.
Dari situ sinar-sinar kemuliaan Allah menyebar keluar lalu
menerangi dan dipantulkan di seluruh bagian sorga.
Saya tidak tahu persis berapa lama saya berada di tempat yang
satu ini. Tapi saya diliputi rasa kagum yang amat sangat. Saya
lalu membayangkan begitu banyak orang yang sudah sampai
ke sorga dan begitu banyak lagi yang akan sampai ke sana. Saya
merenung tentang kekudusan Allah, kemurnian kebesaranNya,
dan kesempurnaan sabdaNya. Tiba-tiba saya memekik: Oh Tuhan,
betapa indahnya aku memandang kemuliaan, kebesaran dan
kekuasaanMu.
Seperti biasanya, malaikat penunjuk jalan itu berseru lagi: “Mari
ikuti aku. Masih ada banyak hal lain yang belum dan akan aku
tunjukkan kepadamu.”
PUSAT DOKUMENTASI DI SORGA
Saya terpesona melihat sebuah ruangan di sorga yang menyimpan
catatan sangat rinci mengenai semua kejadian di bumi. Malaikat
itu berkata, Allah menugaskan malaikat-malaikat untuk mencatat
semua kejadian di dalam setiap kebaktian di gereja serta kebaktian
rumah tangga dimana namaNya ditinggikan. Allah juga mempunyai
catatan lengkap tentang kehidupan mereka yang keluar dari
kehendakNya.
Malaikat itu menunjukkan kepada saya tentang bagaimana
caranya para malaikat membuat catatan tentang uang yang
dikumpulkan di dalam kebaktian serta sikap hati setiap orang yang
memberi derma. Dia bercerita tentang mereka yang memiliki uang
tetapi tidak mau memberi bagi pekerjaan Tuhan. Saya lalu teringat
ketika Yesus begitu teliti memperhatikan persembahan di dalam
Bait Allah:
“Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan
memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke
dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
“Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan
dua peser, yaitu satu duit.
“Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada
mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini
memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan
uang ke dalam peti persembahan.
“Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda
ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu
seluruh nafkahnya.” (Markus 12:41-44)
Sementara semua itu ditunjukkan kepada saya, malaikat itu
mengingatkan saya untuk tidak lupa mencatat kejadian di bagian
ini. Dia berkata ada banyak hal yang akan menjadi misteri bagi saya
karena saya hanya melihatnya secara samar-samar (I Korintus 13:
12). Tapi dia menekankan bahwa saya harus menceritakan semua
yang dilihat kepada manusia di atas bumi.
Ketika kami sampai di bagian lain dari sorga, saya melihat
sebuah koridor yang sangat panjang. Tembok-temboknya sangat
tinggi dan tampaknya dibuat dari platina. Dari dalam sana keluar
gemuruh puji-pujian kepada Allah. Pujian itu tak henti-hentinya
dinyanyikan. Sekali lagi saya tertegun melihat keindahan tempat
itu yang tembok-temboknya memancarkan sinar-sinar kemuliaan
Allah.
“Apa ini,” saya bertanya keheranan, karena tembok-tembok itu
tak berujung sehingga saya tak sanggup melihat dimana ujungnya.
GUDANG BERKAT ALLAH
Malaikat itu berkata, “Pandanglah bagian atas tembok ini.” Di
bagian atas sana tertulis kata Storehouse (rumah penyimpanan).
Saya bertanya, “ini ruangan apa?” Malaikat itu menjawab bahwa
ruangan-ruangan itu berisi berkat-berkat yang disediakan Allah
bagi umatNya.
Sorga adalah kemurnian yang sempurna, itu sebabnya Allah ingin
memurnikan orang-orang kudusNya di bumi agar mereka dapat
menikmati suasana di sorga. Sorga adalah kepenuhan kesenangan,
itu sebabnya Allah berkehendak untuk memberikan kesenangan
bagi umatNya di bumi. Sorga adalah kemerdekaan abadi, makanya
Allah menginginkan agar umatNya mengalami kelepasan bahkan
ketika masih di bumi. Sorga adalah keutuhan sempurna, dan karena
itu Allah mau menyembuhkan umatNya di bumi. Sorga adalah
keamanan sempurna, dan Allah ingin umatNya merasa aman
tenteram di bumi. Sorga adalah keberhasilan dan penggenapan.
Makanya Allah ingin melihat umatNya dipenuhkan di bumi.
Ketika Yesus menyuruh kita berdoa “Jadilah kehendakMu di bumi
seperti di dalam sorga,” (Matius 6:10), Dia sebetulnya menyatakan
bahwa Allah ingin kita merasakan walau sedikit suasana sorga itu
terjadi di bumi.
Umat Allah, di sana ada gudang-gudang penuh berkat yang Allah
sediakan untukmu. Gudang-gudang itu menunggu di sorga dan
Anda harus mengklaim untuk menerima berkat-berkat itu di sini,
di bumi, sekarang. Allah ingin menyelamatkanmu, memberimu
kelepasan dan kesembuhan.
Dia ingin Anda mengetahui tentang “damai sejahtera Allah yang
melampaui segala akal,” (Filipi 4:7). Dia ingin Anda mengalami
30Wahyu Allah tentang Sorga Wahyu Allah tentang Sorga
kebahagiaan abadi penuh kemuliaan sampai selama-lamanya (I
Petrus 1:8).
YESUS KRISTUS SANG PENYEMBUH
“Saksikanlah kemuliaan Allahmu,” seru malaikat penunjuk jalan
itu lagi. Seketika dia lenyap dari pandanganku dan di sisiku berdiri
Yesus. Saya memandang wajah Yesus. Ternyata perawakanNya
lebih tinggi dari yang saya bayangkan sebelumnya.
JubahNya yang berkilau-kilauan itu terurai begitu elegan dan
mantap. SandalNya yang khas membungkus kakiNya yang kudus.
Wajah dan rambutNya begitu anggun dan indah.
Sambil terpesona memandang wajahNya, saya bertanya, “Yesus,
ruangan apa ini?”
Tuhan tak menjawab. Tapi Dia mengulurkan tanganNya ke arah
tembok. Tiba-tiba tembok itu membuka diri. Di sekeliling tepi
pintu itu saya melihat kemuliaan dan kuasa dan cahaya. Seperti
obyek lainnya, yang ini pun bersaksi tentang kemuliaan Allah. Saya
memekik: “Oh, Tuhan, apa lagi ini?”
Dia berkata, “AnakKu, ini semua untuk umatKu. Ini disediakan
untuk orang-orang berdosa di bumi, kalau saja mereka percaya, Aku
telah mati untuk membuat mereka sempurna.”
Sambil menatap ke dalam mataNya, saya diberi pengertian bahwa
Dia menghendaki manusia percaya bahwa Dia, Yesus Kristus,
telah mati supaya kita semua bisa menjadi sempurna. Dia berkata,
“penyembuhan menanti semua orang di bumi. Akan datang harinya
dimana akan terjadi badai mujizat dan penyembuhan di atas
bumi.”
Yesus kembali melanjutkan: “AnakKu, sejauh matamu memandang,
ini semua adalah bagunan tempat perbekalan atau gudanggudang berkat.
Semua berkat di sini menunggu iman percaya
ini semua adalah bagunan tempat perbekalan atau gudanggudang berkat.
Semua berkat di sini menunggu iman percaya
manusia di bumi. Yang perlu mereka lakukan hanyalah percaya
bahwa Aku adalah Tuhan Yesus Kristus dan bahwa Aku sanggup
melakukan semua ini. Hanya itu yang perlu mereka lakukan lalu
mereka akan menerima semua berkatKu ini.
“Nanti, ketika engkau kembali ke bumi,” Dia menegaskan,
“ingatlah, bahwa bukan dirimu yang akan menyembuhkan, bukan
apa yang engkau gunakan, tetapi Aku. Ucapkan saja sabdaKu dan
berdoa dan Aku akan melakukan penyembuhan. Percayalah bahwa
Aku sanggup melakukan itu.”
Sampai di situ saya memekik kegirangan: “Glori, haleluyah.
Terima kasih Yesusku.”
Kemudian Dia menurunkan tanganNya lalu tembok besar itu
menutup dirinya lagi seperti semula. Lalu malaikat dan saya
bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan tiba di suatu tempat
lain.
Di sini pun saya masih mendengar sorak pujian kepada Allah.
Malaikat itu berkata, “Anak, aku telah diperintahkan Tuhan untuk
menunjukkan kepadamu beberapa hal. Sampaikan ini semua
kepada manusia di bumi.”
DAHULU, SEKARANG, DAN NANTI
Sampai pada tahap ini malaikat Tuhan mulai menyingkapkan
kepada saya hal-hal yang sebelumnya selalu saya pertanyakan. Dia
mulai membuka tabir sebuah misteri.
Dia berkata: “Allah telah berbicara kepadaku dan aku akan
menunjukkan kepadamu tentang masa lalu, masa kini dan masa
yang akan datang. Hal-hal yang akan kutunjukkan kepadamu
akan membuat engkau kagum. Aku akan menunjukkan kepadamu
apa yang terjadi ketika seseorang dilahirkan kembali (lahir baru).
Aku akan tunjukkan kepadamu bagaimana caranya dosa manusia
dihapuskan oleh darah Anak Domba Allah di ruangan-ruangan
pencatatan itu. Aku akan tunjukkan apa yang terjadi ketika
seseorang yang sudah lahir baru kemudian meninggal dunia lalu
jiwanya datang ke sorga. Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.”
Dengan kecepatan sangat tinggi kami meninggalkan sorga dan
kembali ke bumi. Saya melihat bumi ini persis seperti dalam
suatu penglihatan, lalu malaikat itu berkata, “Pandanglah dan
pahamilah.”
Malaikat itu membawa penglihatan itu melewati saya. Saya lihat
ada sebuah bangunan gereja kecil dan indah. Tapi saya tidak tahu
tepatnya di bagian mana dari bumi ini gereja itu berada. Tapi itu
benar-benar sebuah bangunan gereja, sepertinya di pedalaman.
Dengan bantuan malaikat Allah, saya diperbolehkan mengintip ke
dalam gedung itu. Di sana ada sekitar 30 orang duduk di bangku.
Pendeta di mimbar sedang berkhotbah tentang perikop Yesaya
55:6-7: “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah
kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan
jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah
ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya,
dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan
limpahnya.”
Sambil menatap pemandangan itu, muncullah seorang malaikat
gagah perkasa dan berdiri di atas gereja itu. Malaikat penjagaku
kemudian berkata: “Di setiap gedung gereja ditugaskan seorang
malaikat besar. Malaikat besar ini mengepalai malaikat lainnya di
gereja itu.”
MALAIKAT-MALAIKAT DI GEREJA
Dua orang malaikat memegang kitab-kitab berdiri di pintu masuk
gedung gereja. Saya melihat jemaat Tuhan masuk dan keluar gereja
itu. Kemudian malaikat penjagaku memberikan isyarat dengan
tangannya lalu tampak atap gedung gereja itu tergulung sehingga
saya bisa melihat ke dalamnya.
Di sisi kiri dan kanan pendeta yang tengah berdiri di mimbar itu
berdiri pula dua malaikat Tuhan. Di belakang dua malaikat itu ada
dua malaikat lagi sedang berdiri. Jadi, mimbar itu dijaga empat
malaikat Tuhan.
Di bagian belakang berdiri dua malaikat lagi yang menjaga jemaat
yang tengah beribadah. Dua malaikat lagi berdiri agak jauh di
luar, sementara di dekat altar berdiri dua malaikat lagi. Jadi ada
cukup banyak malaikat Tuhan di gereja dan beberapa dari mereka
memegang gulungan kitab beserta pulpen di tangannya. Lalu
malaikat penjagaku berkata,” Sekarang akan aku tunjukkan apa
yang akan terjadi.”
Pendeta mulai berbicara dan para kolektan mulai mengedarkan
kantong persembahan. Ketika persembahan diberikan, para
malaikat merekam sikap hati orang-orang yang memberikan
persembahan. Mereka menulis isi pikiran dari setiap orang yang
memberikan persembahan—apakah ada yang memberi untuk
pekerjaan Tuhan sambil menggerutu, atau apakah ada yang
memberi dengan bersukacita karena meyakini bahwa hal itu bagian
dari ibadahnya. Semua itu dicatat oleh para malaikat di dalam
kitab-kitab mereka.
Kemudian dua malaikat besar yang berdiri di depan mimbar
menganggukkan kepala kepada malaikat lainnya. Tapi walau semua
kejadian ini tak dapat dilihat oleh jemaat yang tengah beribadah di
situ, saya dapat menyaksikan semuanya secara jelas.
Malaikat penjagaku kemudian berkata: “Aku akan menunjukkan
kepadamu sesuatu yang lain lagi. Perhatikanlah dengan seksama
maka engkau akan diberkati.”
Tiba-tiba saya merasakan diri saya telah dipindahkan berada di
belakang pendeta itu. Ketika pendeta itu berbicara tentang
ayat keenam, “Carilah TUHAN sementara Ia berkenan ditemui.
Berserulah kepadaNya selagi Ia dekat,” saya tiba-tiba melihat
sekelompok makhluk sorgawi (serafim) di dalam gereja itu.
Sepanjang kebaktian itu para malaikat itu bersorak-sorak.
ayat keenam, “Carilah TUHAN sementara Ia berkenan ditemui.
Berserulah kepadaNya selagi Ia dekat,” saya tiba-tiba melihat
sekelompok makhluk sorgawi (serafim) di dalam gereja itu.
Sepanjang kebaktian itu para malaikat itu bersorak-sorak.
Pendeta itu diurapi sementara dia menyampaikan firman. Satu
dari malaikat itu mencurahkan sesuatu yang bentuknya seperti api
ke atas kepala pendeta itu. Kemuliaan Allah tampak mengalir keluar
dari mulut pengkhotbah itu.
Di bagian belakang gereja itu pintu terbuka dan seorang yang
sangat mabuk berjalan sempoyongan masuk. Rupanya dia datang
dari pulau kecil di seberang sana. Dia berkata: “Akulah salah satu
dari yang sedang kalian bicarakan, pak pendeta. Aku membutuhkan
Tuhan. Aku perlu diselamatkan, sebab aku ini pemabuk.”
Dia berlutut di depan altar dan mulai menangis kepada Allah.
Dua orang diaken maju ke mimbar dan melayani orang ini. Sambil
menumpangkan tangan ke atasnya, mereka bertanya: “Apakah
saudara bersungguh hati dengan Tuhan? Apakah saudara sungguh
mau diselamatkan?”
“Ya, saya mau diselamatkan,” jawab orang itu. “Saya pemabuk.
Saya rindu dilepaskan dari adiksi ini.”
KETIKA SATU JIWA DISELAMATKAN
Tiba-tiba muncul dua malaikat lagi. Mereka membawa gulungan
kitab di tangan dan mulai mencatat kata-kata si pemabuk
itu. Kemudian diaken mulai membimbing dia dalam prosesi
pertobatan.
Saya melihat si pemabuk itu penuh dengan dosa. Tapi ketika
diaken mulai berdoa untuknya, satu dari malaikat itu mulai
menyentuh hati orang ini, lalu asap hitam tebal bagai kabut berisi
hujan lebat meluap keluar dari dada orang itu.
Saya langsung teringat firman Allah tentang dosa yang meluap
keluar dari hati:
“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari
perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan
halhal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:35)
perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan
halhal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:35)
“Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah
yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran
jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah
palsu dan hujat.” (Matius 15: 18-19)
Orang ini mulai berdoa kepada Allah dengan tangan yang
terangkat. Saya melihat tubuhnya dililit pita-pita hitam yang lebar.
Dia dibelenggu segala macam dosa, tapi yang paling besar adalah
pita dosa adiksi alkohol dan mabuk-mabukan.
Seorang diaken berkata kepadanya: “Saudara harus mengaku
semua dosa ini kepada Allah agar Dia memberimu pengampunan,
agar saudara dapat dibasuh oleh darah Anak Domba.”
Ketika dia mulai mengakui semua dosanya, seorang malaikat
menyentuh dia. Saya melihat api keluar dari tangan malaikat itu.
Semua tali pengikat itu terbakar dan terlepas dari diri orang itu.
Ini memberi dia kelegaan yang luar biasa. Dia mulai mengangkat
tangan dan memuji Tuhan. Dia berdiri dan saya melihat kemuliaan
Allah turun ke atasnya. Saya tahu Tuhan telah menghibur dia
karena dia mulai bersorak memuji Tuhan.
Kemudian dua malaikat besar itu saling pandang lalu
menganggukkan kepala. Mereka menghampiri kami
dan berkata, “Mari dan saksikanlah kemuliaan Allah.”
menganggukkan kepala. Mereka menghampiri kami
dan berkata, “Mari dan saksikanlah kemuliaan Allah.”
KEMBALI KE RUANG DOKUMENTASI
Dalam kecepatan sangat tinggi, kami terbang balik ke sorga
bersama dua malaikat besar itu. Setelah masuk melalui gerbang,
kami berjalan menuruni sebuah jalanan indah yang beralaskan
emas. Dalam sekejap kami tiba di sebuah ruangan yang sangat
indah.
“Mari dan saksikan apa yang kami kerjakan di sini,” ujar
malaikat pendampingku. Koridor panjang tempat kami berada itu
tersambung ke ruangan-ruangan lain yang sama seperti ruangan
yang telah kami masuki.
Malaikat itu berkata: “Ada banyak ruangan seperti ini di sorga.
Ini dinamakan ruangan tempat menyimpan catatan. Engkau akan
melihat apa yang terjadi di dalam ruangan-ruangan ini.”
Malaikat itu berkata lagi: “Kita akan masuk ke ruangan dimana
disimpan nama dari orang yang baru saja bertobat itu.” Di dalam
ruangan itu saya melihat para malaikat datang dari bumi dan
menyerahkan laporan yang ditulis di gulungan kitab kepada
seorang malaikat lain.
Ada beberapa tangga yang disandarkan di tembok di dalam
ruangan yang berbentuk persegi empat. Ada rak-rak menempel di
tembok-tembok ruangan itu, dan di sana ada banyak kitab, sama
seperti perpustakaan di bumi.
Malaikat-malaikat lain berbaris di depan meja besar sambil
memuji-muji Allah. Ukuran meja itu kira-kira 8 kaki kali 4 kaki.
Di tengahnya ada papan emas berbentuk persegi empat dan meja
itu seluruhnya terbuat dari emas murni. Sangat indah meja itu
karena ada ukiran berbentuk buah-buahan dan dedaunan di
permukaannya.
Ini meja paling indah yang pernah saya lihat. Belum pernah saya
lihat meja seperti itu atau gambarnya sekalipun di bumi. Saya
diliputi kekuasaan dan kemuliaan Allah yang memenuhi ruangan
itu.
Malaikat-malaikat sedang turun-naik di tangga itu. Mereka sibuk
menarik buku-buku dari rak-rak itu kemudian mengembalikan ke
tempatnya semula. Beberapa malaikat lain sedang berdiri di dekat
situ sambil membawa laporan-laporan dari berbagai belahan bumi.
Saya perhatikan buku-buku di tembok itu dan ternyata ada
yang berbeda-beda warnanya. Kemudian, saya melihat dua dari
malaikat-malaikat yang tadi berada di gereja itu berdiri di satu
baris sambil memegang sebuah buku yang telah diambil dari rak
itu. Buku itu berisi catatan kehidupan dari si pemabuk yang sudah
bertobat itu.
Malaikat penjagaku berkata: “Apakah kamu melihat dua malaikat
yang tadi berada di gereja itu?”
“Ya,” jawab saya.
“Kamu melihat buku yang mereka bawa?”
“Ya,” jawab saya.
“Itulah buku yang mencatat seluruh kehidupan orang yang baru
bertobat itu. Mereka mengambilnya dari rak itu. Sekarang mereka
mesti pergi ke kepala malaikat di sini.”
Malaikat penjagaku menjelaskan bahwa di setiap ruangan
pencatatan ada seorang melaikat yang menjadi kepala. Segala sesuatu
pencatatan ada seorang melaikat yang menjadi kepala. Segala sesuatu
yang terjadi di sini mesti melalui malaikat kepala itu. Ini semua
berjalan begitu rapi untuk memuliakan Allah. Saya terpesona
menyaksikan semua kejadian itu. Malaikat kepala mengenakan
jubah yang berkilauan. Saya tak sanggup menggambarkan
keagungannya. Rambutnya seperti emas yang berkilauan, jubahnya
keagungannya. Rambutnya seperti emas yang berkilauan, jubahnya
putih dan bertabur emas. Malaikat luar biasa ini memiliki rentang
sayap berukuran 12 kaki. Dia malaikat paling indah yang pernah
saya lihat. Dan dia penjaga utama di ruangan itu.
Dia menatap saya dan memberi isyarat agar saya pergi berdiri di
sisinya. Kuasa Allah memindahkan saya dan dalam sekejap saya
sudah berdiri di sisi kanan malaikat indah itu. Dia berkata: “Engkau
diijinkan berada di sini supaya kami dapat menunjukkan kepadamu
apa yang terjadi ketika seseorang dilahirkan kembali di bumi.
Engkau harus menceriterakan ini kepada orang-orang di bumi.”
Kejadian yang ajaib ini menggetarkan saya dan tak dapat
dilukiskan secara tepat dengan kata-kata.
MEKANISME PENYIMPANAN ARSIP
Sambil menatap ke depan, gemuruh pujian kepada Allah naik dari
berbagai penjuru. Saya mendengar lonceng berdentang, walau tak
tahu dimana lonceng itu berada. Penuh kegembiraan, gelak tawa
dan sukacita, para malaikat yang berbahagia itu berdiri memegang
kitab-kitab sambil menunggu giliran untuk melapor kepada
malaikat kepala pencatat. Saya mulai memuliakan Allah lagi untuk
malaikat kepala pencatat. Saya mulai memuliakan Allah lagi untuk
semua kejadian ajaib yang saya saksikan di situ.
“Apakah kamu melihat dua malaikat di depan meja itu?” tanya
malaikat penjaga saya. “Ya,” jawabku. “Mereka hadir di sana ketika
orang itu dilahirkan kembali.”
Malaikat itu menarik secarik kertas pesan dari gulungan kitabnya,
persis seperti marker penanda bacaan. Saya tak dapat melihat
apa yang tertulis di secarik kertas itu maupun gulungan kitab
itu. Kemudian, sambil menyodorkannya kepada saya, malaikat
berkata: “Lihatlah apa yang tertulis di sini.” Catatan itu rapi ditulis
dan tampak sangat bagus. Saya lihat di situ tertulis nama negara,
nama negara bagian, nama provinsi, nama kota, dan nama gereja.
Malaikat itu menunjukkan kepada saya nama pendeta di gereja itu
dan jumlah jemaat di dalam gereja. Dia menunjukkan pula susunan
organisasi gereja. Semua data itu lengkap tercatat di situ. Dia
tunjukkan juga nama orang-orang yang menghadiri kebaktian dan
rincian dari persembahan (kolekte) yang mereka kumpulkan.
Nama orang yang lahir baru tadi juga ada di situ. Begitu pula
pesan-pesan Injil Tuhan Yesus yang diberitakan sampai jiwa ini
bertobat tercacat lengkap. Lebih rinci lagi, jam, menit dan detik
ketika orang itu bertobat dan lahir baru dicatat secara lengkap di
dokumen itu. Saya langsung memekik: “Terpujilah Allahku.”
Ketika membaca sampai pada bagian dimana orang itu mengaku
dosa dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat,
malaikat penjagaku berkata kepada dua malaikat itu: “Apakah
benar kamu berdua adalah saksi bahwa orang ini telah lahir baru
pada jam yang disebutkan di sini?”
Mereka menjawab: “Ya, benar, kamilah saksinya. Kami berada
di sana ketika dia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat. Kami benar menyaksikan itu terjadi.”
Langsung saja timbul gemuruh besar karena para malaikat
bersorak-sorak dan memekik kegirangan memuji dan memuliakan
Allah. Seluruh sorga dipenuhi sorak-sorai itu. Lalu, malaikat itu
menulis sesuatu di dalam kitab itu kemudian menutupnya. Buku
tersebut sangat tebal. Dia berkata kepada saya: “Perhatikanlah di
belakangmu.” Saya lihat di sana sejumlah besar orang,
yaitu jiwajiwa yang sudah ditebus berjubah putih bersih berbaris dalam
yaitu jiwajiwa yang sudah ditebus berjubah putih bersih berbaris dalam
kemegahan.
DARAH YESUS
Para kudus itu sedang memuji Allah Yang Mahatinggi dengan
lagu ini:
Oh, nothing but the blood of Jesus can wash my sins away.
Oh, nothing but the blood of Jesus can make me whole today.
Oh, nothing but the blood of Jesus can cleanse me today.
I’ve been redeemed by the blood of the Lamb.
[Oh, hanya darah Yesus yang dapat menghapus dosaku.
Oh, hanya darah Yesus yang dapat membuat aku utuh kini.
Oh, hanya darah Yesus yang dapat membersihkan aku kini.
Aku telah ditebus oleh darah Anak Domba].
Sambil memandang ke situ saya melihat kitab orang itu diserahkan
kepada salah satu dari para kudus yang tengah bersorak kegirangan.
Halaman demi halaman semua tulisan yang lama di kitab itu dicuci
bersih. Mereka mengangkat halaman-halaman itu satu demi satu.
Dan saya lihat setiap halaman benar-benar sudah dicuci dalam
darah Yesus. Tak ada satu pun dosa orang itu yang tertinggal di
dalam kitabnya. Ini penggenapan nats Alkitab: “Aku, Akulah Dia
yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri,
dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.” (Yesaya 43:25)
Saya berucap: “Oh Tuhanku, betapa indahnya bahwa sabdaMu
tetaplah relevan. Sebab semua dosa orang itu sudah terhapus dalam
darah Anak Domba.”
Sambil menatap kejadian itu, saya melihat buku tersebut
diserahkan kepada seorang malaikat lain. Malaikat yang satu ini
rambutnya panjang dan sangat indah rupanya. Buku itu diletakkan
di atas baki yang dipegang malaikat tersebut. Para malaikat itu
saling memberi hormat dalam acara serah-terima buku itu dan
langsung saja sorak pujian membahana lagi memenuhi sorga.
Malaikat penjagaku berkata: “Mari dan saksikan kemuliaan
Allahmu.” Saya mulai meluncur sangat cepat bersama dia melewati
lorong-lorong di sorga.
KITAB KEHIDUPAN ANAK DOMBA
Saya berdiri lagi di depan takhta Allah. Umat yang disayang
Tuhan…, di situ saya mendengar bunyi sangkakala, saya mendengar
tiupan terompet bagai membelah ruangan. Awan kemuliaan,
kemuliaan Shekinah, menerangi seluruh kawasan di sekitar takhta
itu. Bunyi guntur bergemuruh dahsyat dan halilintar sambar-menyambar.
Dan saya mendengar suara sejumlah besar orang
Dan saya mendengar suara sejumlah besar orang
kudus memuji Allah, katanya: “Glori bagi Allah, Halleluyah!”
Saya memandang panorama dahsyat ini dan melihat malaikat
meletakkan kitab itu di atas altar Allah lalu membungkukkan
badan sambil menyembah. Lalu, suara Allah membahana amat
keras membelah udara. Tapi saya mengerti setiap kata yang Allah
ucapkan.
Allah berkata: “Satu jiwa lagi telah ditebus oleh darah AnakKu.
Satu orang lagi telah menerima keselamatan melalui darah
AnakKu.”
Lonceng sorga bersahut-sahutan menyambut pengumuman itu.
Semua penduduk sorga bertempik-sorak dan memekik kegirangan.
Saya menundukkan badan lalu menyembah sambil memuji Allah.
Saya melihat Kitab Kehidupan Anak Domba (Wahyu 21:27)
berada di atas altar Allah. Dan tampak di sana satu tangan terulur
keluar dari awan kemuliaan itu lalu membuka kitab tersebut. Lalu
di sana saya melihat nama orang yang bertobat itu ditulis di dalam
Kitab Kehidupan itu. Glori bagi Allah.
Para kudus di bumi, dengar…! Nama kita semua juga ditulis di
sana, di Kitab Kehidupan Anak Domba Allah.
Sambil memandang panorama menakjubkan ini, malaikat Tuhan
berkata: “Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.”
Dalam kecepatan sangat tinggi saya dibawa keluar. Tapi ketika itu
pun saya sempat mengingat nats dalam Yesaya 45:3-4:
“Aku akan memberikan kepadamu harta benda yang terpendam
dan harta kekayaan yang tersembunyi, supaya engkau tahu, bahwa
Akulah TUHAN, Allah Israel, yang memanggil engkau dengan
namamu. Oleh karena hamba-Ku Yakub dan Israel, pilihan-Ku,
maka Aku memanggil engkau dengan namamu, menggelari engkau,
sekalipun engkau tidak mengenal Aku.”
SUNGAI KEHIDUPAN
Kemudian, sambil memandangi panorama itu, Tuhan membawa
semua orang kudusNya melintasi Sungai Kehidupan. Sungai itu
mengalir keluar dari takhta Allah dan Anak Domba (Wahyu 22:
1). Ketika para kudusNya melewati sungai itu, mereka menyanyi:
“Glori bagi Allah kita.”
Kemudian saya melihat sejumlah besar orang kudus yang tak
terhitung banyaknya, mengenakan jubah putih yang sangat bersih,
sangat indah yang belum pernah dilihat oleh mata manusia. Persis
seperti yang Yohanes beritakan dalam Wahyu 7:13-14:
“Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: ‘Siapakah
mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka
datang?’ Maka kataku kepadanya: ‘Tuanku, tuan mengetahuinya.’
Lalu ia berkata kepadaku: ‘Mereka ini adalah orang-orang yang
keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah
mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.’”
KEMBALI KE TAKHTA ALLAH
Sekali lagi saya dibolehkan masuk dan berdiri di depan takhta
Allah. Saya sangat terkagum-kagum memandang kemuliaanNya.
Bunyi terompet kudus terus menggelegar membuat saya berdiri
terpukau diliputi kedahsyatan kuasaNya. Tak ada bahasa yang
dapat saya pakai untuk menggambarkan secara tepat kekaguman
saya menyaksikan kedahsyatan itu.
Ada 12 malaikat berdiri melayani di depan takhta Allah. Mereka
mengenakan pakaian gemerlapan yang tak bisa saya ungkapkan
dengan bahasa manusia. Yang bisa saya katakan ialah bahwa pada
bagian dadanya terdapat permata yang menyatu dengan pakaian itu.
Di atas kepala mereka terdapat semacam bahan sorgawi
berwarna-warni sementara tepian jubah panjang yang mereka pakai
adalah emas.
berwarna-warni sementara tepian jubah panjang yang mereka pakai
adalah emas.
Gema terompet itu memanggil para kudus untuk tampil satu
per satu dan berdiri di depan takhta Allah. Ada sejumlah orang
kudus, malaikat dan makhluk sorgawi lainnya yang tak terhitung
banyaknya berkerumun di situ. Semuanya sedang memuji-muni
dan memuliakan Allah.
ORANG-ORANG YANG SUDAH DITEBUS
Orang-orang kudus yang ditebus dari segala zaman sungguh
tampak indah dan mulia. Mereka adalah manusia sebenarnya dan
bukan awan yang mengapung di udara. Sejauh mata memandang,
saya tetap melihat malaikat yang sedang bersorak memuji Allah
tanpa hentinya. Dan sambil berdiri di sana, di depan takhta Allah,
saya mendengar suatu suara besar berkata:
“Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan
diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi
umatNya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” (Wahyu 21:3)
umatNya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” (Wahyu 21:3)
Kemudian saya saksikan awan kemuliaan yang diselimuti
halilintar yang sambar-menyambar dan diiringi bunyi guruh yang
dahsyat dan juga suara-suara. Lalu, saya melihat tangan Allah
terulur keluar dari awan kemuliaan itu lalu menyapu airmata dari
para kudusNya. Firman Allah berkata, Allah akan menyapu airmata
dari mata mereka.
Saya mendengar suara yang berkata: “Ia akan menghapus segala
air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan
ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala
sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (Wahyu 21:4-5)
Kemudian, Dia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah,
Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya lagi:
“Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.”
Lalu, Allah berkata kepada para kudus yang berkumpul di situ:
“Aku ketahui bahwa nama kamu semua tercatat di dalam Kitab
Kehidupan Anak Domba. Karena itu, selamat datang di dalam
sukacita Allahmu.”
Benar sungguh, firman Tuhan tergenapi. “Maka kata tuannya itu
kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:21).
Dengan itu Tuhan menempatkan mahkota-mahkota kemuliaan di
atas kepala para kudus yang diurapiNya. Saya tahu bahwa anugerah
Allah akan terus mengalir bagi semua yang sudah ditebus. Saya
tahu anugerah ini mengalir dengan tidak berkesudahan.
SIMFONI YANG INDAH
Saya percaya Yesus Kristus menyingkapkan sorga kepada saya
agar memberikan saya keseimbangan. Dia tahu bahwa sebelumnya
saya telah berhari-hari dibawaNya ke dalam alam maut yang begitu
mengerikan sehingga Dia perlu mengimbanginya dengan cara
membawa saya ke sorga.
Malaikat Tuhan berkata: “Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.”
Perawakan malaikat itu tinggi dan parasnya sangat elok. Sayapnya
yang berwarna seperti pelangi berbentuk segitiga. Dia katakan
bahwa Allah telah memberinya instruksi untuk memperlihatkan
sebagian dari sorga kepada saya.
Kami naik tinggi di angkasa dan masuk melalui gerbang utama
sorga. Di sana saya melihat ada banyak pohon berbuah lebat dengan
buah yang sangat indah. Saya juga melihat ada keluarga-keluarga
mengenakan jubah yang anggun sedang berjalan naik-turun bukit
sambil memuji Allah. Musik sangat indah memenuhi tempat itu.
Musik dan nyanyian di sorga adalah ungkapan rasa kebahagiaan
yang amat sangat. Itulah bukti ada damai dan sukacita besar di
sorga.
Saya sudah menyaksikan paduan-paduan suara dan
kelompok-kelompok musik yang bernyanyi di bumi.
Tapi, para kudus Allah,
kelompok-kelompok musik yang bernyanyi di bumi.
Tapi, para kudus Allah,
tak satu pun di bumi ini yang dapat dibandingkan dengan keindahan
dan keanggunan musik yang saya dengar di sorga.
Sorga itu setiap saat penuh dengan simfoni yang sangat indah.
Bayangkan, kalau Anda bisa. Jutaa suara sempurna bernyanyi
merdu diiringi alunan musik sempurna di sorga. Tak pernah
terdengar walau hanya satu suara atau bunyi yang fals. Musik dan
suara di sorga adalah simponi yang sangat amat sempurna.
Ada alat-alat musik bertali, ada alat musik tiup seperti terompet
dan banyak lagi yang lain yang mengiringi nyanyian di sorga.
Perpaduan musik sempurna itu berbaur mengiringi suara para
kudus bernyanyi dalam luapan sukacita yang tak terhingga. Semua
suara dan bunyi musik di sana dibuat sempurna oleh kuasa Allah.
Sangat menyenangkan mendengar simponi sempurna itu yangt
memuji-muji Allah tiada hentinya. Suara orang yang kalau di
bumi kedengaran fals atau tak cocok dengan irama band di bumi
akan sempurna di sorga. Di sana kita semua akan bersukacita.
Kumpulkan 10.000 orang dalam satu paduan suara di bumi
dan dengarkan mereka bernyanyi. Ini tidak ada apa-apanya bila
dibandingkan dengan paduan suara dan musik yang melantunkan
simponi indah di kota abadi Allah. Gelombang demi gelombang
nada dan irama pujian naik memenuhi panorama dan membahana
melintasi semua jalan raya di sorga. Begitu indah dan menakjubkan
sampai saya tak dapat berpikir tentang lain hal ketika mendengar
musik di sorga.
Kemudian, malaikat itu berkata lagi, “Mari dan saksikan
kemuliaan Allahmu.”
Saya ingat kami berjalan melewati suatu tempat yang sangat
subur dan hijau seperti yang tak pernah dibayangkan manusia.
Ada kumpulan-kumpulan bunga di sejumlah bagian rumput itu.
Kembang-kembang itu cantik-cantik dan menyerupai bunga rose di
bumi. Setiap pohon kembang memiliki paling sedikit satu kuntum
yang sedang mekar. Para kudus, kembang-kembang itu indahnya
sama dengan nyanyian di sorga.
KUDA MULIA DI SORGA
Sambil berjalan bersama malaikat itu, saya melihat
ada kuda-kuda putih yang elok. Saya teringat nats Alkitab
tentang kuda-kuda
ada kuda-kuda putih yang elok. Saya teringat nats Alkitab
tentang kuda-kuda
dan bagaimana Yesus menunggangi sebuah kuda putih dalam
memimpin balatentara sorga.
“Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda
putih; dan Ia yang menungganginya bernama: “Yang Setia dan Yang
Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
“Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya
terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama
yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.
“Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan
nama-Nya ialah: “Firman Allah.”
“Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka
menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih
bersih.” (Wahyu 19:11-14)
Kuda-kuda ini tampak begitu agung, dan seperti patung-patung
besar yang dipisahkan dari batu pijakannya, tetapi kuda-kuda itu
kuda sungguhan dan hidup pula. Telapak kakinya besar, warna
kuda-kuda itu putih bersih dan sangat agung. Seorang perempuan
yang memakai jubah indah tersenyum sambil berbicara kepada
kuda-kudat itu. Dia memberikan petunjuk agar kuda-kuda itu
berlutut memuji Allah. Semua hewan suci itu serempak menekukkan
lutut kanannya lalu memuji Allah dengan bahasa sorga.
Alangkah indahnya, pikirku. Saya teringat ketika membaca
ayat-ayat Alkitab tentang hal ini, bahwa semua makhluk di bumi dan di
ayat-ayat Alkitab tentang hal ini, bahwa semua makhluk di bumi dan di
sorga akan menyembah Allah.
“Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah, dari mulut-Ku telah
keluar kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik kembali:
dan semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku, dan akan
bersumpah setia dalam segala bahasa...” (Yesaya 45:23)
“Karena ada tertulis: ‘Demi Aku hidup, demikianlah firman
Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua
orang akan memuliakan Allah.’” (Roma 14:11)
“Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam
kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam
nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di
atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku:
‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa.” (Filipi
2:9-11)
“Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di
bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada
di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi
Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan
kuasa sampai selama-lamanya!’” (Wahyu 5:13)
Damai, sukacita dan kebahagiaan bertebaran di semua penjuru
sorga. Semua orang memuji dan memuji Allah setiap saat. Tiba-tiba
malaikat penjagaku itu menghilang. Dan di sisiku Yesus berdiri.
PerawakanNya sangat tinggi, dan Dia memakai jubah yang sangat
lain dari semua jubah yang saya lihat disana.
Sorotan mataNya yang menembusi segala sesuatu tampak begitu
anggun. Bentuk jenggotNya sangat rapi dan rambutNya lebat.
Saya membayangkan wajahNya, kelembutan yang terpancar dari
wajahNya tidak dapat diceritakan dengan bahasa apa pun. Sangat
ganteng Dia, membuat saya terkagum-kagum.
Mendadak saya merasa sepertinya seluruh bagian tubuhku ingin
membungkuk untuk menyembah Dia, Raja Segala Raja dan Tuhan
Segala Tuan—Yesus Kristus namaNya. Kemuliaan dan kekuasaan
memancar keluar ke sekeliling tubuhNya.
GUDANG KESEMBUHAN
Tiba-tiba saya lihat mata Tuhan Yesus sepertinya memantulkan
kesedihan.
Saya bertanya: “Yesus, ada apa?”
“AnakKu, tengoklah,” jawabNya.
Dia melambaikan tanganNya ke arah sebuah gedung dan tampak
terbuka pintunya. Dari pintu itu, kemuliaan dan kekuasaan mengalir
keluar bagai arus yang deras.
Saya lalu bertanya lagi: “Yesus, ini apa lagi?”
“AnakKu,” jawabNya, adakah engkau melihat penyembuhan di
dalam gudang-gudang ini?”
“Ya, saya lihat, Tuhan.”
“Semua penyembuhan ini sedang menantikan umat Allah,” jawab
Yesus.
Betapa banyaknya penderitaan di dalam hidup kita di bumi. Ada
penyakit, ketidak-sempurnaan fisik, kecacatan tubuh, dan banyak
lagi penderitaan yang dialami manusia.
Anda dapat melihatnya dimana-mana. Cobalah pergi ke rumah
sakit dan lihat di bangsal tempat perawatan mereka yang menderita
penyakit menular, penyakit gangguan mental, unit gawat darurat,
dan tempat lain yang melayani banyak orang yang menderita secara
fisik dan mental.
Penyakit adalah akibat dari jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam
dosa di Taman Eden dahulu kala. Penyakit adalah salah satu
turunan daripada dosa. Ada orang yang menganggap penyakit
sebagai rintangan, tragedi manusia, atau mungkin bagian normal
dari hidup manusia. Padahal, penyakit adalah kutukan yang
dilakukan oleh Iblis.
PENYEMBUHAN DI SORGA
Betapa manusia memerlukan penyembuhan. Sebab penyakit
adalah korupsi terhadap kehendak Allah. Penyakit merupakan
elemen tak wajar dari hukum ekonomi Allah. Penyakit tidak berasal
dari Allah, tidak datang dari sorga. Sebab dosa berasal dari si jahat,
bukan dari sumber yang baik.
Ketika kita sampai di sorga, semua penyakit dan penderitaan
langsung lenyap selama-lamanya. Paulus menulis hal ini ketika ia
berbicara tentang pemulihan tubuh kita secara sempurna:
“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak
dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan
kepada kita.
“Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat
anak-anak Allah dinyatakan.” (Roma 8:18-19)
Tapi, penderitaan fisik yang terberat di bumi ini tak ada apa-apanya
bila dibanding dengan kesenangan dan kemuliaan
bila dibanding dengan kesenangan dan kemuliaan
menakjubkan yang akan kita alami di sorga. Di sorga tubuh kita
menjadi sempurna dan kita akan bersandar pada Kristus, karena
itu tidak akan ada lagi penderitaan fisik. Tapi walau masih di bumi,
Dia mau kita disembuhkan, sekarang.
Salah satu nama Allah di dalam Alkitab adalah Jehovah-Rapha,
yang berarti “Tuhan, Penyembuh Kita.” Allah membuat perjanjian
khusus dengan umatNya ketika Ia berjanji kepada bangsa Israel:
“Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN,
Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan
memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap
mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan
kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada
orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau.”
(Keluaran 15:26)
Kendati penyakit adalah kutuk dosa, Yesus telah mengangkat
kutuk itu melalui karya penebusaan dosa. Luka-luka dan
bilur-bilur yang diderita Kristus membayar harga untuk menebus dosa.
bilur-bilur yang diderita Kristus membayar harga untuk menebus dosa.
Dia menjadi Juruselamat kita. Tapi penderitaan Kristus lebih
dari sekadar menebus dosa kita. PenderitaanNya membuat Dia
diresmikan sebagai Penyembuh kita.
“Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia
diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran
yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yesaya 53:5)
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu
salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk
kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” (I Petrus 2:
24)
MINTA YESUS UNTUK MENYEMBUHKAN
Misi penyembuhan Tuhan Yesus tidak berhenti ketika Dia
terangkat ke sorga. Kisah Para Rasul adalah kelanjutan dari semua
yang telah dimulai Yesus (Kisah Rasul 1:1)
Yesus memberi teladan untuk misi penyembuhan di bumi dan
mengajarkan bahwa penyembuhan adalah bagian dari kerajaanNya.
Sebelum kembali kepada Bapa, Yesus memberi perintah kepada
orang percaya untuk pergi dan menyembuhkan orang sakit.
Dia berkata: “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang
yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu,
mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi
mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi
mereka; mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka
minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka
akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan
sembuh.” (Markus 16-17-18)
Yesus juga berpesan kepada kita dalam Yohanes 14:13-15:
“... dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan
melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
“Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku
akan melakukannya.
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala
perintah-Ku.”
Setelah beberapa saat, Yesus tidak lagi saya temukan di situ.
Malaikat penjaga kembali berdiri di sisi saya dan berjalan bersama
saya di antara gudang-gudang itu. “Betapa banyaknya gudang ini,
Tuhan,” saya berkata dalam hati.
Yesus berbicara ke dalam rohku: “AnakKu, ketika engkau berdoa
buat seseorang di bumi, berdoalah dengan memakai namaKu.
Ingat, bukan engkau yang melakukan penyembuhan, tetapi Aku
yang melakukannya. Mintalah Aku untuk mencelikkan mata
yang buta atau menyembuhkan kaki yang timpang, dan Aku akan
melakukannya. Mintalah Aku meluruskan rusuk yang bengkok
atau menyembuhkan tubuh yang sedang sakit, maka Aku akan
menyembuhkan mereka.
“Apa pun yang engkau mau Aku lakukan, mintalah itu di dalam
namaKu maka Aku akan melaksanakannya. Sebab jawaban untuk
semua persoalan itu sedang menunggu di dalam gudang-gudang
ini, menunggu engkau memintanya.”
Yesus kembali menegaskan kepada saya bahwa berkat-berkat
yang tersedia di dalam gudang-gudang itu memang diperuntukkan
bagi umatNya, bagi orang-orang berdosa di bumi. Saya ingat Dia
berkata bahwa dalam waktu dekat akan terjadi badai penyembuhan
di atas bumi.
Saya kemudian berpikir tentang penyembuhan yang sedang
terjadi di bumi, lalu berkata: “Tuhan, betapa baiknya Dikau
menyembuhkan tubuh kami.”
Semakin usia kita bertambah, semakin lemah dan rusak tubuh
kita. Itu adalah dampak alami dari dosa dan kita tak bisa bebas
sepenuhnya dari dampak itu. Tapi Allah tidak berkehendak agar
usia kita dihabiskan dalam penyakit sehingga tak dapat berbuat
apa-apa. Allah menghendaki kita menjadi produktif dan aktif.
Untuk itulah Yesus telah mati agar kita dipulihkan seutuhnhya.
Yesus Kristus, Anak Allah, mencurahkan darahNya agar kita
terbebas dari naraka. Jika kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah
Anak Allah, maka kita memiliki pengharapan. Harapan bagi jiwa
kita adalah di dalam Yesus.
Yesus Kristus telah menderita agar tubuh kita disembuhkan. Di
dalam Yesus ada berkat, dan pengharapan dan kelebihan kita. Dia
sajalah pengharapan untuk menyempurnakan tubuh jasmani kita.
Para kudus, di sorga ada gudang-gudang berkat yang belum kita
klaim. Gudang-gudang berkat itu mesti diklaim oleh umat Allah
yang meminta dengan iman di dalam nama Yesus.
Ketika Dia masih di bumi, Dia pernah berkata: “Aku pergi untuk
menyediakan tempat bagi kamu.” (Yohanes 14:2). Tempat yang Dia
sediakan itu adanya di sorga. Tempat itu sangat indah dan segala
sesuatu yang di sana itu indah.
Ketika saya bersaksi dalam buku ini dan berbicara tentang sorga,
ingatan tentang tempat itu membuat saya merinding. Terima kasih,
Tuhan, untuk Firman yang begitu indah yang telah Dikau berikan
kepada anak-anakMu.
KESIBUKAN DI SORGA
Sorga itu tempat yang amat ramai. Tempat itu padat dengan
banyak sekali kegiatan dan kegembiraan. Malaikat-malaikat selalu
tampak sedang mengerjakan sesuatu, sibuk dengan berbagai urusan
yang mulia.
Salah satu tujuan buku ini ditulis adalah agar saya menceriterakan
tentang apa yang dikerjakan para malaikat di sorga. Mereka selalu
bergirang, tak pernah lelah, tak pernah murung, dan selalu memuji
Allah.
Orang-orang kudus yang sudah ditebus juga selalu tampak sibuk
di sorga. Ada saja kegiatan yang mereka kerjakan di sana. Seperti
apa rincian pekerjaan mereka saya tidak tahu persis. Tapi yang jelas
di tempat abadi itu tak ada orang yang nganggur. Para orang kudus
mengerjakan pekerjaan yang tak pernah dialami di bumi. Mereka
terlibat dalam kegiatan menstimulasi, menambah semarak dan
melaksanakan tugas-tugas khusus. Selalu mereka memuji-muji
Allah sambil menyelesaikan tugas yang diberikan Allah kepada
mereka.
Ketika saya melihat malaikat-malaikat yang membawa laporan
naik dari bumi, mereka itu ternyata datang dari berbagai belahan
bumi. Mereka sebelumnya telah mengunjungi berbagai acara
kebaktian dan perkumpulan doa.
Selalu saja mereka membawa kertas-kertas putih yang berbentuk
gulungan bertepi emas. Dari bumi mereka terbang balik ke beberapa
tempat di sorga dan menyerahkan laporan-laporan itu kepada
malaikat lainnya untuk diarsipkan.
PENDUDUK SORGA
Di sebuah tempat di sorga saya melihat sejumlah laki-laki
berjubah putih bersih dan sangat indah. Terkenang saya akan ayat
firman Tuhan di dalam Yesaya 61:10 yang berbunyi: “Aku bersukaria
di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia
mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi
aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang
mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan
yang memakai perhiasannya.”
Orang-orang yang saya lihat itu memiliki ciri khas yang berbeda-beda
dan berasal dari berbagai bangsa di bumi seperti yang
dan berasal dari berbagai bangsa di bumi seperti yang
difirmankan dalam Wahyu 7:9: “Kemudian dari pada itu aku
melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang
tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan
kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak
Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di
tangan mereka.”
Satu hal lain lagi yang membuat saya terpesona agak lama adalah
bahwa sorga itu sebuah tempat yang sangat apik. Segala sesuatu
yang dikerjakan di situ dikerjakan secara tuntas, sesuai aturan dan
dengan derajat kesempurnaan yang sangat tinggi. Tak satu pun
perkerjaan yang rendah mutunya, tak satu pun kegiatan yang tidak
bermutu tampak di sana.
Pemandangan yang paling indah, mungkin, adalah ketika saya
melihat sebuah keluarga yang berjalan di atas bukit kudus. Sukacita
dan kegembiraan mereka begitu besar dan tak terlukiskan. Mereka
tampak sibuk mengerjakan pekerjaan luar biasa di dalam hadirat
Tuhan.
Apa pun yang dikerjakan di situ, entah dikerjakan secara
sendiri-sendiri atau secara bersama-sama, selalu terjadi dalam
kesempurnaan. Sebab sorga itu tempat yang bebas dari cacat.
Segala yang ada di situ sempurna dalam arti yang sesungguhnya.
Kesenangan dan kebahagiaan yang sempurna terpancar keluar dari
wajah, hati, dan jiwa setiap orang yang ada di sorga.
KETERATURAN SEMPURNA
Keagungan, keteraturan sempurna dan tujuan pasti mewarnai
segala sesuatu yang terjadi di sorga. Setiap saat para malaikat
dan orang-orang kudus terlibat dalam pelayanan penuh damai
sejahtera sempurna. Tak seorang pun tidak bekerja di sorga. Tak
seorang pun merasa bosan tinggal di sorga. Semua anak Allah, juga
para malaikat dan semua makhluk sorgawi lainnya melayani Dia
selama-lamanya.
Ketika kita menerima tubuh baru, yaitu tubuh sorgawi setelah
kebangkitan orang-orang kudus, tak akan pernah lagi kita merasa
letih atau lemah. Tak ada seorang pun yang lesu badan. Sebab tubuh
mulia yang supra-natural itu tak dapat kehilangan kekuatannya. Di
dalam kekekalan, waktu tidak berlaku dan pikiran, kehendak, dan
tubuh kita tak akan dapat terganggu oleh situasi dan kondisi seperti
di bumi.
Untuk melibatkan diri dalam pekerjaan dan sukacita di sorga, kita
hanya bisa hadir di sana dengan tubuh sorgawi. Ini dimulai ketika
seseorang dilahirkan kembali lalu ikut mengambil bagian di dalam
bagian sorgawi seperti diuraikan dalam II Petrus 1:4: “Dengan jalan
itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga
dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil
bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang
membinasakan dunia.”
Arsitektur sorga dirancang dan dibangun di dalam kekekalan
oleh Allah yang kekal. Di suatu tempat saya melihat semua deretan
bangunan di dalam Kota Allah. Bangunan-bangunan itu sangat
besar. Di atas setiap bangunan itu saya melihat mahkota yang
teramat besar yang terbuat dari sangat banyak permata. Saya tidak
tahu ada berapa banyak orang tinggal di dalam istana-istana megah
itu karena saya tidak masuk ke dalamnya. Tapi semua bangunan itu
tampak kokoh, lengang dan luas, jauh melampaui bangunan besar
apa pun yang ada di planet bumi.
Saya teringat firman Tuhan yang berkata jika kita bekerja keras di
bumi untuk Yesus, kita sebetulnya sedang menabung harta di sorga
(Lukas 18:22):
Lalu, dalam ingatanku muncul ayat-ayat firman Tuhan seperti
berikut:
“Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah
di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Allah, sambil
berkata: Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah,
Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau
telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah
sebagai raja dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah
datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk
memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan
orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada
orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada
orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan
barangsiapa yang membinasakan bumi.” (Wahyu 11:16-18)
“Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya,
upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek
upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek
moyang mereka telah memperlakukan para nabi.” (Lukas 6:23)
“Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku
untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
(Wahyu 22:12)
KERETA ALLAH
Ketika kami beranjak pergi ke kawasan lain di sorga, malaikat
pengawalku berkata lagi: “Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.”
Malaikat itu menunjukkan kepada saya kereta Allah.
Roda-roda kereta itu sangat besar sehingga saya tak tahu bagaimana
Roda-roda kereta itu sangat besar sehingga saya tak tahu bagaimana
mengukurnya dengan kata-kata. Roda-roda itu ditaburi permata
dan berlian dan ruby dan zamrud.
Setiap kereta memiliki paling sedikit dua roda besar di setiap
sisinya. Bagian depan kereta itu agak rendah dan terbuka. Semua
kereta itu tampak diselubungi nyala api tapi tidak terbakar.
Kereta-kereta itu dikemudikan oleh para malaikat. Bentuk kereta itu sangat
Kereta-kereta itu dikemudikan oleh para malaikat. Bentuk kereta itu sangat
besar dan penuh dengan keagungan. Elia naik ke sorga dengan
menggunakan kereta kuda. Tak perlu merasa heran mengapa kuda
bisa berlari naik ke sorga. Apa yang mustahil dalam akal pikiran
manusia itu tidak mustahil bagi Allah.
TUBUH MULIA
Badan semua orang yang saya lihat di sorga itu mulia, sempurna,
dan sangat serasi. Tak satu pun orang di sana memiliki keriput setitik
pun. Semua orang itu sangat anggun dan tubuhnya memancarkan
cahaya kemuliaan. Saya pernah mendengar orang berkata bahwa
nanti di sorga tubuh kita hanya bagaikan gumpalan asap. Itu tidak
benar. Tubuh kita akan mengenakan kodrat, bentuk dan sifat-sifat
sorgawi.
Alkitab berkata para tua-tua ada di dekat takhta Allah: “Dan
sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu
duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian
duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian
putih dan mahkota emas di kepala mereka.” (Wahyu 4:4)
Para sesepuh di sorga adalah orang-orang kudus yang tampak
begitu anggun, yaitu mereka yang telah mendahului kita. Allah telah
memberikan kehidupan kekal kepada mereka. Tubuh yang mereka
gunakan itu adalah tubuh mulia seperti yang akan diberikan kepada
orang-orang yang akan dibangkitkan kelak.
Dengar, umat Tuhan…, Anda akan sangat bahagia di sorga, lebih
dari yang dapat Anda bayangkan saat ini. Ketika saya berada di
sorga, kenangan tentang rumah saya di bumi nyaris tak terpikirkan.
Sebab di sorga tidak ada kesedihan, tidak ada susah atau sengsara.
Saya sendiri tenggelam dalam sukacita yang amat besar dan
terpesona oleh keindahan Tuhan kita. Di sorga tidak ada kegelapan.
Yang ada hanya sukacita, kuasa dan kedahsyatan Allah terpancar
dari segala tempat, khususnya ketika kita mendekati takhta Allah.
Tempat bagai lautan kaca itu terlalu indah untuk dilukiskan.
“Lalu ia menunjukkan kepadaku air Sungai Kehidupan, yang
jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan
takhta Anak Domba itu.” (Wahyu 22:1)
Lagi-lagi malaikat itu berkata “Mari dan saksikan kemuliaan
Allahmu,” ketika saya beranjak pergi dari tempat itu.
Dengar, umat Tuhan…, saya dibawa dalam kecepatan yang sangat
tinggi ke suatu tempat lain di sorga dimana sorak pujian dan alunan
musik terdengar kian kencang. Itu musik mahaindah yang pernah
didengar telinga manusia. Sorak dan teriakan sukacita membahana
di segala tempat. Kemudian malaikat itu berkata lagi: “Kini kita
makin dekat ke takhta Allah.” Saya berucap: “Ya Tuhaaaan, betapa
indahnya tempat ini.”
KETIKA ALLAH BAPA BERBICARA
Sebelum Allah Bapa berbicara, tampak 12 malaikat besar dan
tinggi—kira-kira 12-15 kaki tingginya—berdiri di depan takhtaNya
sambil meniup terompet.
Permata yang sangat indah menghiasi bagian depan jubah
mereka. Dengan musik yang bergema ditambah suara mereka, dan
semua yang mereka lakukan di situ, mereka tampak mendominasi
suasana. Mereka sibuk melakukan persiapan sebelum Allah Bapa
mulai berkata-kata.
Setiap kali Allah Bapa mengucapkan sepatah kata, saya melihat
awan mulia menutupi takhta itu. Begitu pula ketika Yang Mahakuasa
menyampaikan pesan-pesan.
Dan dari takhta itu keluar halilintar dan bunyi guruh yang dahsyat,
dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh
Roh Allah. (Wahyu 4:5)
Kemudian kuasa Allah naik dari bagian depan takhta itu. Di tengah
takhta itu Yang Mahakuasa berdiam di dalam awan kemuliaanNya.
Ketika Allah Bapa berbicara, suaraNya mengaum bagai desau
air bah (Wahyu 14:2). Tapi saya mengerti setiap kata yang
diucapkanNya.
Suatu ketika Allah berbicara tentang darah AnakNya. Allah
berkata bahwa darah AnakNya telah ditumpahkan bagi (penebusan
dosa) semua manusia di bumi. Allah berkata bahwa hanya darah
Yesus Kristus sajalah yang dapat menghapus dosa manusia (I
Yohanes 1:7).
“Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata:
54Wahyu Allah tentang Sorga Wahyu Allah tentang Sorga
‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan
barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan
dengan cuma-cuma!” (Wahyu 22:17 )
Allah katakan bahwa darah anakNya dicurahkan untuk menebus
dosa laki-laki dan perempuan di bumi. Dia katakan bahwa harga
yang paling mahal yang telah Dia bayar untuk menghapus dosa
manusia adalah mengutus AnakNya sendiri untuk mati di kayu
salib.
“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan,
yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.”
(Efesus 1:7)
“… di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan
dosa.” (Kolose 1:14)
“… Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari
antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi
Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa
kita oleh darah-Nya.” (Wahyu 1:5)
Saya gemetar, tapi sangat girang bisa mendengar suara Allah.
Suara Allah Bapa itu bagai auman mahadahsyat, tapi sekaligus
sangat menyenangkan dan saya mengerti setiap ucapanNya.
Saya terus berucap: Ya Allahku, betapa indahnya Dikau. Dikau
telah menyediakan segala sesuatu. “Engkau ya Tuhan telah
menyediakan segala sesuatu untuk kami. Kami bahkan tak mampu
menyediakan segala sesuatu untuk kami. Kami bahkan tak mampu
memikirkan semua yang Engkau sediakan untuk orang-orang yang
mengasihi Dikau (I Korintus 2:9).
SORGA ITU BENAR-BENAR ADA
Saya ingat ketika di sana saya berkata dalam hati: Sungguh,
sorga itu benar-benar ada. Orang-orang yang saya lihat itu nyata.
Malaikat-malaikat itu nyata. Semua yang indah-indah ini semua
nyata. Dan suatu hari nanti saya akan datang lagi ke sini untuk terus
melayani Tuhan.
Bagi saya, berbicara tentang Allah dan keindahanNya adalah
sesuatu yang menyenangkan. Saya bersyukur dengan segenap
hati kepadaNya karena mendapat kesempatan melayani Dia. Saya
berterimakasih kepada Bapa karena Yesus Kristus menyelamatkan
saya dari naraka. Saya bersyukur sebab saya dilahirkan kembali
dan menjadi anak Sang Raja yang ditebus oleh darah Yesus. Saya
bersyukur dan merasa sangat beruntung bahwa Yesus adalah
Tuhan saya. Apabila Anda belum dilahirkan kembali, Anda perlu
dibebaskan dari semua dosamu itu. Undanglah Yesus Kristus untuk
masuk ke dalam hatimu agar Dia menyelamatkan jiwamu.
Yakinlah bahwa Dia benar-benar Anak Allah. Percayalah bahwa
Allah Bapa mengutus Dia ke dalam dunia, bahwa Dia dilahirkan
melalui Perawan Maria dan bahwa Dia-lah Anak Allah Yang Kudus
yang dikirim ke dunia untuk menebus dosa semua kita agar kita
terluput dari naraka. Dan yang paling penting, Anda perlu yakin
bahwa Yesus telah melakukan satu-satunya pengorbanan yang
dapat menghapus dosamu ketika Dia mati di kayu salib.
ANAK-ANAK DI SORGA
Ketika mengajar dahulu Yesus pernah berbicara tentang anak-anak.
“Biarkanlah anak-anak itu datang kepadaKu dan janganlah
“Biarkanlah anak-anak itu datang kepadaKu dan janganlah
melarang mereka, karena yang seperti inilah yang empunya
kerajaan sorga.” (Matius 19:14)
Baca juga Matius 18:3-4: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa
merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang
terbesar dalam Kerajaan Sorga.”
Markus 10:15: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak
akan masuk ke dalamnya.”
Markus 9:37: “Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini
dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut
Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus
Aku.”
Yoel 1:3: “Ceritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, dan
biarlah anak-anakmu menceritakannya kepada anak-anak mereka,
dan anak-anak mereka kepada angkatan yang kemudian.”
Bagian sorga yang satu ini akan membuat banyak orang
terperanjat. Saya tahu banyak orang tak bisa menerima hal ini,
tapi saya tahu Allah sudah menyatakannya kepada saya ketika saya
mengunjungi sorga. Saya didampingi malaikat besar yang sayapnya
merupakan pelangi berbentuk segi tiga. Dia mengenakan pakaian
putih berkilauan dan rambutnya berupa emas yang terurai lepas.
Perawakannya anggun dan mulia. Cahaya kemuliaan dan kekuatan
mengelilingi dia.
Dia berkata: “Mari dan lihat kemuliaan Allahmu. Allah telah
bersabda bahwa saya harus menunjukkan tempat dimana
anak-anak berada dan apa yang terjadi ketika seorang anak meninggal
anak-anak berada dan apa yang terjadi ketika seorang anak meninggal
dunia.” Perlu saya jelaskan bahwa ketika Tuhan membawa saya ke
naraka, saya tidak melihat seorang anak pun di sana. Sepanjang
ingatan saya, tidak tampak baik bayi maupun anak-anak kecil di
dalam naraka.
Mungkin orang lain tidak bisa menerima ini, tapi ingin saya
sampaikan apa yang diperlihatkan kepada saya oleh malaikat
Tuhan ketika di sorga khususnya tentang tempat berdiam anakanak.
Bersama malaikat itu saya terbang tinggi di angkasa sorga
Bersama malaikat itu saya terbang tinggi di angkasa sorga
dan ketika berhenti, dia berkata, “Saya harus menunjukkan semua
ini kepadamu.”
Banyak hal terjadi ketika saya bersama malaikat itu tapi tidak
semua dapat saya ingat sekarang, karena saya tidak diperkenankan
Allah untuk mengingat semua hal yang saya lihat. Banyak peristiwa
terjadi selama perjalananku ke sorga yaitu hal-hal yang saya lihat
tetapi otak saya dibikin untuk tidak boleh mengingat semuanya.
Apa yang saya ceritakan di sini adalah hal-hal yang Allah ijinkan
untuk saya ingat agar disampaikan kepada Anda semua tentang
sorga.
Daniel mengerti sepenuhnya tentang penglihatan dan mimpimimpinya.
Tapi ketika Tuhan membawa saya ke sorga, ada banyak
Tapi ketika Tuhan membawa saya ke sorga, ada banyak
peristiwa yang terjadi yang tidak diterangkan maknanya kepada
saya. Saya hanya dibawa ke berbagai tempat di sorga. Dan tempat
yang paling menakjubkan adalah tempat tinggal bayi-bayi dan
anak-anak kecil.
BAYI-BAYI YANG KEGUGURAN
Malaikat Allah berkata: “Mari dan lihat.” Dia menggerakkan
tangannya dan tampak di sana sebuah rumah sakit. Saya melihat
ruang bersalin. Seorang perempuan seperti mau melahirkan.
Malaikat berkata: “Dia keguguran. Bayi itu usianya baru tiga
bulan.”
Saya menatap dengan teliti. Dua malaikat yang tampan mendekati
tempat tidur perempuan itu. Mereka membawa sesuatu yang
tampaknya seperti sebuah keranjang yang terbuat dari pualam
putih dan mutiara. Sangat indah keranjang itu.
Malaikat itu terus memuji Allah. Saya mendengar itu jelas sekali.
Ketika terjadi keguguran, roh bayi yang berusia tiga bulan itu,
bagai uap, naik dari janin tersebut. Malaikat menangkap roh itu
lalu meletakkannya di dalam keranjang, kemudian menutup bagian
atasnya. Malaikat-malaikat itu kemudian mengangkat tangan
menunjuk ke sorga, lalu mereka bersorak nyanyikan pujian bagi
Tuhan. Mereka mengagungkan dan meninggikan Dia sebagai Raja
Segala Raja dan Tuhan Segala Tuan, Pencipta segala yang ada di
sorga dan di bumi. Mereka berseru, “Kepada Allah beri pujian.”
Ketika dua malaikat itu naik melewati kami, mereka berkata lagi:
“Mari dan lihat.”
Kami berjalan kembali melalui pintu gerbang masuk ke dalam
sorga. Ya Tuhan, inilah bagian yang sungguh paling indah di sorga.
Belum pernah saya lihat tempat yang satu ini.
Saya ingat berjalan bersama malaikat-malaikat itu didampingi
malaikat penunjuk jalan. Kami naik tinggi sekali dan saya bisa
melihat lagi takhta Allah. Saya bisa mendengar lagi gemuruh sorak
pujian. Sepertinya kami menuju takhta dari bagian sebelah kiri.
Ketika sampai di situ saya masih berucap: “Allahku, betapa
indahnya Dikau. Betapa menakjubkan diriMu.” Dari segala penjuru
sorak pujian tiada hentinya.
Panggilanku yang terutama adalah melalui mimpi, penglihatan
dan pewahyuan. Kesaksianku adalah bahwa diri saya ini hanyalah
seorang hamba sahaya di tangan Tuhan dan karena itu kerinduanku
adalah menyampaikan cerita tentang anak-anak.
Betapa saya selalu ingat akan kemuliaan yang saya saksikan
di sana serta puji-pujian yang memenuhi segala tempat. Saya
masih ingat betul akan halilintar dan guntur yang bergemuruh
serta pelangi di atas takhtaNya. Saya ingat bahwa di takhta itu
ada sesosok tubuh manusia, seperti seorang lelaki di dalam awan
kemuliaan yang menutupi takhta itu.
Para malaikat meletakkan keranjang itu di atas takhta Allah
kemudian membungkukkan badan untuk menyembah.
Sayap-sayapnya terangkat ke atas lalu sorak pujian berkumandang
Sayap-sayapnya terangkat ke atas lalu sorak pujian berkumandang
memenuhi sorga: “Glori, haleluyah, pujilah Allah.”
Tampak kami berada di sebuah arena yang amat luas.
Malaikat-malaikat besar sedang meniup terompet bagai sedang
mengumumkan sesuatu.
Saya tak dapat melihat wajah Allah Bapa, tapi saya melihat
sesuatu yang seperti dilihat Musa (Keluaran 33:17-23). Kemudian
saya melihat ada tangan yang terulur ke depan membuka keranjang
tadi. Saya tahu itu tangan Bapa.
Umat Tuhan, dengar…, andai saja Anda pun berada di situ ketika
itu, betapa bahagianya memandang kemuliaan Allah seperti yang
Ia nyatakan kepada saya. Kuasa kehadiranNya sungguh amat
menyilaukan, tapi sangat indah dan luar biasa.
Tangan itu keluar dari awan kemuliaan itu dan mengangkat jiwa
bayi itu lalu mengeluarkannya kemudian meletakkannya di atas
altar. Kemudian saya melihat tangan-tangan bekerja seperti sedang
melakukan sesuatu terhadap jiwa bayi tersebut.
Setelah selesai pekerjaan itu, tampaklah sesosok tubuh manusia
yang begitu bagus dan sempurna muncul di situ. Sosok bayi itu
bertumbuh dan terus membesar sampai menjadi seorang pria yang
sangat tampan seperti yang belum pernah saya lihat di bumi.
DALAM PEMELIHARAAN ALLAH
Sejauh mata memandang tak pernah saya lihat ada sesuatu
yang cacat atau kurang sempurna di sorga. Ayat Alkitab tentang
penciptaan Adam terbayang di benak saya. Allah melihat semuanya
itu, sungguh sangat baik adanya. Segala sesuatu yang hilang di
jaman Adam yang pertama dipulihkan oleh Adam yang kedua.
Saya percaya bahwa hanya pada tubuh Yesus dapat kita temukan
sesuatu yang “cacat” di sorga, yaitu tangan dan kakiNya yang
berbekas paku serta lambungNya yang dulu ditikam. Tanda-tanda
ini tetap selama-lamanya sebagai bukti bahwa hanya Dia-lah yang
telah membayar harga yang begitu mahal untuk menebus dosa-dosa
manusia.
Kemudian saya melihat sesuatu yang menurut hemat saya
merupakan bagian atas dari kepala Allah Bapa—bentuknya seperti
wol. (Wahyu 1:14). Suatu transformasi yang dahsyat terjadi ketika
Allah menghembuskan nafas ke dalam bayi itu lalu ia bertumbuh
menjadi manusia sempurna.
Sambil menyaksikan semua ini, lenyaplah semua pertanyaan
yang sebelumnya selalu menyelimuti saya tentang apa yang
terjadi terhadap bayi yang mengalami aborsi. Sekarang saya sudah
mengerti bahwa bayi seperti itu ternyata hidup di sorga dan menjadi
ciptaan sempurna di dalam pemeliharaan Allah Bapa.
Setelah itu malaikat pengawal membawa saya naik tinggi
melintasi sisi sebuah tempat di sorga. Tampak di sana banyak
pohon rindang dan banyak buah-buahan yang sangat bagus. Ada
banyak kembang dari berbagai jenis dan varitas. Saya lihat juga
banyak unggas beterbangan, beberapa dari burung-burung itu tak
pernah saya lihat di bumi. Indahnya pemandangan itu tak mungkin
bisa dilukiskan dengan bahasa manusia.
Kami naik terus ke suatu tempat lain. Gemuruh sorak pujian
terdengar di sana. Seorang malaikat sangat besar yang mengenakan
jubah putih berdiri di sisi gerbang. Dia berdiri di belakang sebuah
meja. Dia membuka sebuah kitab emas dan memberikannya kepada
seorang malaikat lain. Malaikat tersebut kemudian membuka kitab
itu lalu berkas-berkas cahaya yang sangat cemerlang terpancar
keluar dari kitab tersebut, layaknya percikan cahaya jutaan kembang
api yang memancar secara bersamaan.
Kemudian saya melihat para orangtua dan banyak orang lain
secara individu bergerak ke segala arah mendekati orang-orang
tertentu. Mereka bersorak-sorak dan melompat-lompat. Saya tidak
mengerti apa yang sedang terjadi.
Malaikat pengawalku berkata: “Orang-orang ini mengenali sanak
keluarga mereka di sini.” Semua orang yang ketika di bumi putus
anggota badannya, atau yang lumpuh, atau meninggal prematur
sekarang menjadi manusia sempurna, menjadi manusia seutuhnya
di sorga. Di sorga Anda akan mengenal semua orang. Anda akan
kenal Abraham, Isak, Yakub. Anda akan kenal Musa dan semua
nabi lain. Anda juga akan kenal semua murid Tuhan Yesus seperti
yang diceritakan di dalam Perjanjian Baru. Setiap orang di sorga
mengenal setiap orang di sorga. Anda akan mengenal mereka sama
seperti Allah mengenalmu (I Korintus 13:12). Pengetahuanmu akan
sangat luas ketika berada di sorga.
Malaikat pengawal berkata lagi: “Mari, kamu akan masuk
melalui gerbang ini.” Inilah gerbang yang paling indah yang saya
lihat di sorga. Tampak bagai gerbang sebuah taman yang berlapis
kayu tapi gerbangnya sendiri terbuat dari pualam putih bersih
yang diselubungi bunga-bunga cantik. Kami masuk ke dalam
dan menyaksikan reuni berbagai keluarga yang tengah bersorak
gembira—keluarga besar Allah.
REUNI DI SORGA
Raja Daud paham betul bahwa ketika bayi-bayi dilahirkan secara
prematur lalu meninggal, jiwanya pergi ke sorga sambil menunggu
sanak familinya yang beriman datang ke situ di kemudian hari.
Ketika bayinya sendiri yang lahir di luar nikah melalui Betsyeba
meninggal, Daud secara tulus bertobat dari dosa perzinahannya
dan kemudian menyadari Allah telah memberi dia pengampunan
(Mazmur 32:5).
Oleh karena Daud menemukan damai sejahtera dalam keyakinannya
bahwa ia akan tinggal di sorga bersama Allah (Mazmur
bahwa ia akan tinggal di sorga bersama Allah (Mazmur
23:6) dan akan berjumpa dengan bayinya itu (II Samuel 12:23)
maka ia dapat menghibur Betsyeba yang tengah berduka.
Baca II Samuel 12:13-24: “Lalu berkatalah Daud kepada Natan:
‘Aku sudah berdosa kepada TUHAN.’ Dan Natan berkata kepada
Daud: ‘TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan
mati. Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini
telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu
akan mati.’
“Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi
anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit.
“Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia
berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
“Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya
untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia
tidak makan bersama-sama dengan mereka.
“Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai
Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah
mati. Sebab mereka berkata: Ketika anak itu masih hidup, kita
telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan
kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah
mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!
“Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik,
mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya
kepada pegawai-pegawainya: Sudah matikah anak itu? Jawab
mereka: Sudah.
“Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar
pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah.
Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya
dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan.
“Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: Apakah artinya
hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu,
engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati,
engkau bangun dan makan!
“Jawabnya: Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis,
karena pikirku, siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak
itu tetap hidup.
“Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa?
Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi
kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku.
“Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya ...”
Malaikat Tuhan berkata kepada saya:
“Mulai sejak terjadi pembuahan di dalam kandungan, setiap bayi
merupakan jiwa yang kekal. Apabila seorang bayi diaborsi atau
keguguran, Allah mengetahui itu. Allah menugaskan
malaikat-malaikat untuk memelihara bayi itu.
malaikat-malaikat untuk memelihara bayi itu.
“Kami membawa jiwa-jiwa kecil itu ke sorga kemudian Allah
membuat mereka menjadi ciptaan sempurna, tidak peduli apakah
bayi itu diaborsi atau meninggal secara alamiah.
“Tangan Allah yang Mahakuasa itulah yang membentuk mereka
menjadi ciptaan sempurna. “Apabila orangtua dari para bayi itu
hidup benar di dalam Yesus Kristus, maka ketika mereka datang ke
sorga mereka akan dipertemukan dengan dan mengenali anak-anak
mereka. Mereka akan berjumpa di pintu gerbang kebahagiaan.”
MALAIKAT PENGAWAL
Saya bersyukur kepada Allah karena mendapat kesempatan
menulis buku ini. Semua kenangan ini membara di dalam hati
saya setiap saat. Memang banyak orang menyuruh saya menulis
semua ini. Dalam setiap kesempatan mengunjungi gereja-gereja,
saya berceritera tentang perjalanan saya ke sorga dan juga ke alam
maut.
Saya mau membagikan beberapa pengalaman lain yang saya
alami di sorga karena saya rindu Anda memahami betul bahwa
sorga itu benar-benar ada. Dan yakinlah, bahwa apabila Anda telah
kehilangan seorang anggota keluarga atau orang yang dicintai, dia
akan menemui Anda di pintu gerbang kebahagiaan. Saya ringu
Anda mengerti betul hal ini, sebab kita memiliki harapan yang pasti
di dalam Yesus yang telah pergi untuk menyediakan tempat bagi
kita.
Semua malaikat yang saya lihat di sorga itu besar dan kuat-kuat.
Mereka memakai jubah yang bersinar-sinar secara luar biasa.
Mereka sangat kuat tapi juga tulus dan pikiran mereka selalu
tertuju pada Allah. Malaikat-malaikat yang berdisi di pintu-pintu
gerbang adalah malaikat penjaga yang memegang pedang terhunus.
Setiap kali saya melihat pedang mereka, saya selalu berucap: Glori
haleluya, Allah benar-benar menjaga anak-anakNya.
Alkitab banyak berbicara tentang malaikat. Ironisnya, sering kita
mengabaikan hal yang satu ini yang sudah berulang kali dinyatakan
oleh Firman Allah. Baru setelah terjadi pewahyuan, kita mendapat
lebih banyak penjelasan tentang topik ini.
Mari kita simak beberapa pernyataan Alkitab tentang malaikat:
“… sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya
kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka
akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan
terantuk kepada batu. (Mazmur 91:11-12)
“TUHAN, yang di hadapan-Nya aku hidup, akan mengutus
malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan membuat perjalananmu
berhasil, sehingga engkau akan mengambil bagi anakku seorang
isteri dari kaumku dan dari rumah ayahku.” (Kejadian 24:40)
“Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari
sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan
mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.”
(Wahyu 10:1)
“Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun
dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi
terang oleh kemuliaannya.” (Wahyu 18:1)
“Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak
kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di
sorga.” (Markus 12:25)
“Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri
kepadaNya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.” (Lukas 22:43)
kepadaNya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.” (Lukas 22:43)
“Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani,
yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh
keselamatan?” (Ibrani 1:14)
“Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada
malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”
(Lukas 15:10)
Saya merenungkan betapa sabdaNya terbukti dalam berbagai
kesempatan. Dan setiap kali Tuhan memberikan pewahyuan kepada
seseorang, makna sabdaNya semakin tersingkapkan. Di dalam
Firman Allah masih ada banyak rujukan lain tentang malaikat.
“Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya,
hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya
dengan mendengarkan suara firman-Nya.” (Mazmur 103:20)
hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya
dengan mendengarkan suara firman-Nya.” (Mazmur 103:20)
“Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut
akan Dia, lalu meluputkan mereka.” (Mazmur 34:7)
“Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang
malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan
menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat
dan pakaiannya putih bagaikan salju.” (Matius 28:2-3)
Yesus sendiri juga berbicara tentang bagaimana manusia dibawa
pergi ke sorga oleh malaikat. “Kemudian matilah orang miskin itu,
lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.” (Lukas
16:22)
Saya teringat ketika masuk melalui gerbang sorga. Dengar, umat
Tuhan…, tak pernah saya dapat melukiskan secara tepat betapa
besarnya damai sejahtera dan sukacita yang ada di sana. Nyanyian,
pujian dan sembah dan sukacita yang begitu besar. Saya yakin tak
seorang pun di bumi dapat menggambarkannya secara tepat karena
bumi belum pernah merasakan seperti apa sukacita yang ada di
sorga itu. Sejak Taman Eden, bumi belum pernah mengalami damai
sejahtera dan sukacita seperti yang ada di sorga.
Tak ada yang namanya penyakit di sorga. Tak ada kursi roda di
sana. Tak ada orang yang memiliki kelemahan jasmani di sana.
Semua orang sempurna dan sangat cantik dan ganteng. Korupsi
juga tentu tak ada di sana. Di sorga tidak ada tipu daya dan
kebohongan. Tidak ada dosa karena Allah tidak mengijinkan dosa
apa pun mendekati sorga.
PENYEMBAHAN DI DEPAN TAKHTA
Dalam kecepatan sangat tinggi malaikat pengawal membawa saya
pergi lagi melintasi kawasan pepohonan rindang yang berbuah
lebat di tepi Sungai Kehidupan. Tampak setiap pohon di situ penuh
buah yang sangat bagus.
Sambil berjalan, saya merasa seperti menjadi bagian dari irama
musik yang sedang berkumandang. Di sorga, setiap saat terdengar
irama musik dan selalu saja ada musik-musik dan nyanyian baru.
Saya mendengar alunan musik berkesinambungan memuji Allah.
Malaikat berkata: “Kita akan berjalan di depan takhta untuk
menyaksikan penyembahan kepada Allah.”
Di sepanjang jalan saya lihat orang-orang berdatangan dari
berbagai penjuru sorga. Mereka katakan mereka datang untuk
memuji “Raja Segala Raja dan Tuhan Segala Tuan.”
Awalnya jumlah mereka beberapa ratus. Kemudian bertambahn
menjadi beberapa ribu. Setelah itu membludak tak terhitung
banyaknya. Kami berada di sebuah tempat yang diceriterakan oleh
Rasul Yohanes dalam Wahyu 4:2-5, 10-11:
“Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri
di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
“Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata
yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta
itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
“Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di
takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai
pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.
“Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu,
dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh
Roh Allah.
“Maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan
Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia
yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan
mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: Ya Tuhan dan
Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan
kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh
karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”
Tampak di depan sana ada awan kemuliaan Allah yang bergerak
masuk dan keluar dari takhta. Bentuknya seperti ledakan bom atom
yang berbentuk cendawan. Tapi setiap berkas awan kemuliaan itu
berwarna-warni sangat menakjubkan.
Sebentuk pelangi kemuliaan yang bersinar-sinar menudungi takhta itu.
Dari situ keluar kuasa Allah yang amat dahsyat dan tak dapat
Dari situ keluar kuasa Allah yang amat dahsyat dan tak dapat
saya temukan ungkapan yang pas untuk menggambarkannya. Saya
tahu persis bahwa sosok yang tampak di dalam awan kemuliaan itu
adalah representasi Allah Bapa.
Ribuan tahun silam Allah menjadikan manusia menurut
gambarNya: “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut
gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki
dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1:27)
Allah benar-benar mengambil tanah dari bumi ini dan
membuatnya menjadi seorang manusia. Coba bayangkan kehadiran
membuatnya menjadi seorang manusia. Coba bayangkan kehadiran
Allah ketika itu.
“… ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari
debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya;
demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” (Kejadian
2:7)
“Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada
burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi
baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan
dia.” (Kejadian 2:20)
Karena Adam sendirian, Allah membuatnya tertidur lelap.
Allah membuka bagian samping tubuhnya lalu mencopot satu
dari tulang rusuk Adam lalu dengan ini Ia menciptakan Hawa,
yaitu pendamping dan teman Adam semasa hidupnya, yang juga
diciptakanNya sesuai dengan gambarNya (Kejadian 1:27).
Bayangkan betapa mulianya manusia diciptakan menurut gambar
Allah!
PERSIAPAN BAGI SANG RAJA
Penyembahan di depan takhta itu menyaksikan betapa indah
dan kudus Allah kita. Ketika kami tiba di tengah kerumunan orang
banyak itu, saya melihat banyak malaikat berbaur di tengah orang
banyak itu. Walau sangat besar jumlah orang di situ, suasananya
tetap tertib. Para kudus dan malaikat terus menyembah dan memuji
Allah.
Sungai Kehidupan yang mengalir keluar dari takhta itu bagai
lautan kaca yang begitu bening dan kristal yang sangat indah. Tapi
kaca itu mengalir karena tempat itu benar-benar sungai.
Saya lihat orang-orang kudus, juga kuda-kuda putih dan berbadan
besar dan sangat anggun. Kuda-kuda ini tubuhnya seperti terbuat
dari pualam yang tak bercacat sedikit pun. Di atas punggung
kuda-kuda ini terdapat selimut putih yang sangat rapi jahitannya dan
kuda-kuda ini terdapat selimut putih yang sangat rapi jahitannya dan
pinggirannya dilapisi emas murni.
Di mulut mereka tampak tali kekang yang terbuat dari emas.
Mereka mengenakan perhiasan sangat indah di kaki dan di ekor.
Kuda-kuda ini berridi tegap dan bersiap-siaga di depan takhta
Allah.
Saya lihat ada 12 malaikat berdiri di depan takhta sambil
membawa terompet dan nafiri yang tergantung di pinggang. Mereka
mengenakan pakaian emas yang cahayanya mengalir keluar dan
jubah-jubah itu bertabur batu-batu mulia.
Tiba-tiba muncul berbagai jenis alat musik yang tak pernah
dibayangkan oleh pikiran manusia. Banyak pula harpa terlihat di
sana. Betapa indahnya tempat itu. Saya memperhatikan secara
cermat siapa yang berada di tengah peralatan musik itu. “Oh,
Allahku. Segala kemuliaan bagiNya. Haleluya.”
SERUAN PENYEMBAHAN
Dengar, umat Tuhan..., Roh Kudus menunjukkan kepada saya
sesuatu secara amat jelas. Seorang perempuan berada di tengah
kuda-kuda itu. Ia berdiri terdiam. Para malaikat di depan takhta
Allah, masing-masing mangangkat terompet dan nafiri lalu
membunyikannya. Bunyi suara alat musik itu sungguh luar biasa
indahnya mengiringi sorak pujian, lalu terdengar suara:
“Sekarang telah tiba saatnya untuk memberikan pujian syukur
tertinggi, menyembah Dia dalam nyanyian dan tarian, menyembah
Dia dengan musik, menyembah Dia karena kebaikanNya. Dia
sajalah Allah. Dialah Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala
tuan. Dia itu Penebus dosa semua umat manusia.”
Pengumuman itu disambut dengan tiupan terompet dan sangkakala.
Kemudian malaikat yang sedang membacakan pengumuman
Kemudian malaikat yang sedang membacakan pengumuman
dari gulungan kitab itu berhenti dan sebuah tanda lain diberikan.
Kuda-kuda yang mulia itu membungkukkan badan lalu berlutut.
Kepala mereka serempak menunduk rapi dalam barisan sebagai
penghormatan kepada Allah.
“… supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di
langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi.”
(Filipi 2:10)
“Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di
bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada
di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi
Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan
kuasa sampai selama-lamanya!’” (Wahyu 5:13)
Kuda-kuda itu kemudian bangun lalu berlari berjingkrak-jingkrak
di hadapan Tuhan. Mereka mengeluarkan semua kemampuan
untuk memuliakan dan menyembah Allah. Betapa aku rindu Anda
juga menyaksikan semua ini. Dan Allah sungguh senang melihat
penyembahan itu.
MOTIVASI UNTUK MEMUJI ALLAH
Umat Tuhan, dengar..., saya yakin banyak di antara kita tidak
menyadari sepenuhnya betapa Allah menyukai puji-pujian yang
kita naikkan.
Kita patut memuji Allah, bukan karena telah terlepas dari semua
kesusahan, melainkan karena kita memang mencintai Dia. Ketika
kita menyembah Dia, kita tidak melakukan itu untuk kepentingan
kita.
Ketika kita memuji Dia karena segala peristiwa luar biasa yang
telah Ia kerjakan di dalam hidup kita, sebetulnya kita mengalihkan
fokus kita dari diri sendiri kepada Allah.
Dalam proses penyembahan barulah kita boleh menyadari
bahwa Dialah satu-satunya Pribadi yang sanggup mengatasi semua
masalah yang kita hadapi dan karena itu kita mempercayakan
solusinya kepada Dia. Jadi, sebetulnya kita sangat beruntung dapat
memuji dan menyembah Tuhan.
Melihat gegap gempitanya kuda-kuda itu menyembah Tuhan,
semua pemain musik di sorga turut memainkan alat musiknya.
Sejumlah besar penyanyi mendendangkan lagu pujian. Gemuruh
sorak pujian membahana lagi diiringi dentangan lonceng
bersahut-sahutan di seantero sorga. Berjam-jam suasana meriah itu terjadi
bersahut-sahutan di seantero sorga. Berjam-jam suasana meriah itu terjadi
dan semua tertuju pada Allah.
Betapa indahnya saya mendengarnya dan betapa bahagia hati
saya ketika berada di tengah akolade pujian itu. Di sana, di tengah
resonansi pujian itu ingatan tentang planet bumi ini seperti lenyap
ditelan sukacita sorgawi. Kesusahan dan masalah sirna, kengerian
tentang alam maut menghilang.
TUGAS YANG ALLAH BERIKAN
Saya menyadari bahwa Allah mempunyai suatu maksud yang
harus saya kerjakan. Malaikat Allah menyentuh saya dan seketika
itu juga tubuh saya kembali dikuatkan.
Dia berkata: “Anak, Allah membolehkan engkau melihat semua
ini agar engkau mengingat dan merekam semua ini. Wahyu
dan penglihatan dan mimpi diberikan kepadamu agar engkau
memberitahukan kepada manusia di bumi tentang “segala sesuatu
yang telah Allah sediakan bagi mereka ... yang mengasihi Dia dan
melaksanakan perintah-perintahNya .” (I Korintus 2:9, Ulangan 7:
9).
Kemudian, umat Tuhan, dengar..., saya mendengar suara Allah.
Mendengar suaraNya saja saya sudah diliputi sukacita yang luar
biasa. Bunyi suara Allah Bapa itu bagaikan gemuruh guntur, tapi
saya mengerti kata-kataNya.
Begitu mendengar suaraNya, saya langsung rebah dan bersujud,
menyembah dan memuji Sang Raja Segala Raja dan Tuhan Segala
Tuan.
KITAB SUCI MENGAMINI
Ketika saya kembali ke planet bumi dan merenungkan semua
peristiwa dahsyat yang telah Allah tunjukkan, saya memeriksa
Kitab Suci. Anehnya, di setiap lembar Alkitab, saya seperti sedang
membaca sesuatu tentang sorga dan kebesaran Allah. Beberapa
ayat yang saya temukan adalah:
“Hanya Engkau adalah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit,
ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi
dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada
di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala
tentara langit sujud menyembah kepada-Mu.” (Nehemia 9:6)
“Bukankah Allah bersemayam di langit yang tinggi? Lihatlah
bintang-bintang yang tertinggi, betapa tingginya!”
“Awan meliputi Dia, sehingga Ia tidak dapat melihat; Ia berjalanjalan
sepanjang lingkaran langit!” (Ayub 22:12, 14)
sepanjang lingkaran langit!” (Ayub 22:12, 14)
“… sebab Ia telah memandang dari ketinggian-Nya yang kudus,
TUHAN memandang dari sorga ke bumi…” (Mazmur 102:19)
“TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan
kerajaanNya berkuasa atas segala sesuatu.” (Mazmur 103:19)
kerajaanNya berkuasa atas segala sesuatu.” (Mazmur 103:19)
“Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya
saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.”
(Mazmur 148:13)
“Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang
hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu
kumpulan yang meriah…” (Ibrani 12:22)
MAKHLUK-MAKHLUK SORGAWI
Ini kisah nyata tentang apa yang terjadi pada saya. Malaikat
Tuhan datang lagi dan berkata kepada saya: “Saksikanlah kebesaran
Allahmu.”
Dengan cepat dia membawa saya lagi ke sorga melalui salah
satu gerbang indah itu. Setiap gerbang itu terbuat dari mutiara
tulen berhiaskan dekorasi amat cantik. Keindahan sorga itu tidak
bisa diceritakan sepenuhnya. Kami berjalan melewati Sungai
Kehidupan.
Di sepanjang tepi sungai itu saya mendengar sorak pujian tak
henti-hentinya. Sekali lagi saya dibawa ke depan takhta Allah yang
seperti dikisahkan dalam kitab Wahyu. Luar biasa gemuruh pujian
dan penyembahan di situ.
Umat Tuhan..., takhta Allah yang saya lihat itu sama persis dengan
apa yang dikatakan Alkitab.
“Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu,
dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh
Roh Allah.
“Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di
tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk
penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.”
(Wahyu 4:5-6)
Sambil menyaksikan itu, saya mendengar paduan suara malaikat
bergemuruh di sekeliling takhta itu. Malaikat-malaikat itu tak
terhitung banyaknya. Lalu, saya melihat makhluk-makhluk sorgawi
lainnya dan juga para tua-tua. Ada empat makhluk lain dan 24 tuatua,
sama persis dengan yang ditulis di dalam Alkitab:
sama persis dengan yang ditulis di dalam Alkitab:
“Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat
sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka
sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka
berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa…” (Wahyu 5:11)
“Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan
keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan
menyembah Allah…” (Wahyu 7:11).
SERAFIM DI DEPAN TAKHTA ALLAH
Dalam perjalanan kali ini saya menyaksikan apa yang disebut
seraf atau makhluk sorgawi di depan takhta Allah. Mereka memiliki
mata yang besar, ada yang di bagian depan dan ada yang di bagian
belakang kepala mereka. Karena itu mereka dapat melihat ke depan
dan ke belakang sekaligus.
Mereka memiliki enam sayap. Ada yang wajahnya seperti singa,
satu lagi seperti anak lembu, satu lagi berwajah manusia dan ada
pula yang wajahnya seperti burung nasar yang sedang terbang.
Perawakan mereka tinggi besar. Mereka bertempik-sorak, “Kudus,
kudus, kuduslah, Tuhan Allah Mahakuasa.”
Saya merasa itu pemandangan aneh karena sebelumnya tak
pernah saya melihat makhluk seperti itu. Tapi saya sadar betul
bahwa Allah menciptakan mereka untuk tinggal di sorga. Saya
memuji Allah karena karya dan kuasaNya yang luar biasa itu.
Sungguh, Allah kita itu terlalu amat dahsyat.
Saya rindu Anda memahami bahwa setelah memandang makhluk
sorgawi itu saya mulai menyelidiki tentang mereka dan saya
temukan pernyataan Rasul Yohanes yang menakjubkan di kitab
Wahyu 4:6-8: “Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan
kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat
makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah
belakang.
“Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk
yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga
mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang
keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.
“Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam,
sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan
dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam:
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah
ada dan yang ada dan yang akan datang.”
TUGAS PARA SERAFIM
Tugas dan pekerjaan para serafim—inilah juga tugas para tua-tua
itu—adalah menyembah dan memuji Allah, seperti yang diceritakan
di dalam Alkitab.
“Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam,
sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan
dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam:
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah
ada dan yang ada dan yang akan datang.
“Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian,
dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk
dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk
di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka
tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang
duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup
sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya
di hadapan takhta itu, sambil berkata: Ya Tuhan dan Allah kami,
Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa;
sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena
kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” (Wahyu 4:8-11)
“Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:
Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu
Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu
Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan
bahasa dan kaum dan bangsa.
“Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan
menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah
sebagai raja di bumi.” (Wahyu 5:9-10)
“Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat
sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah
mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara
mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara
nyaring: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima
kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan
kemuliaan, dan puji-pujian!”
“Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di
bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada
di dalamnya, berkata: Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi
Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan
kuasa sampai selama-lamanya!
“Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin”. Dan tua-tua itu jatuh
tersungkur dan menyembah.” (Wahyu 5:11-14)
“Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua
dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta
itu dan menyembah Allah, sambil berkata: “Amin! puji-pujian dan
kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan
kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!” (Wahyu
7:11-12)
“Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu
tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu,
dan mereka berkata: Amin, Haleluya.
“Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: Pujilah Allah
kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik
kecil maupun besar!
“Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang
banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat,
katanya: Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa,
telah menjadi raja.” (Wahyu 19:4-6)
“Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat
makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak
Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan
emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.”
(Wahyu 5:8)
“Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama
dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari
keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh:
Mari!” (Wahyu 6:1)
“Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari
Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan
dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
“Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh
malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah,
yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya.
“Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan
karena kuasa-Nya, dan seorangpun tidak dapat memasuki Bait Suci
itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat
itu.” (Wahyu 15:6-8)
RIWAYAT PERJALANAN KE SORGA
Tuhan Yesus membawa saya ke sorga 10 kali. Saya tiba di sorga
dalam kuasa Allah. Ini semua terjadi segera setelah Dia membawa
saya ke alam maut selama 30 malam.
Perjalananku ke alam roh ini berlangsung dalam masa Paskah.
Yesus pertama kali muncul pada suatu subuh, antara jam 02:00
dan jam 05:00.
Pertama-tama Dia membawa saya ke dalam alam maut untuk
menunjukkan kepadaku tempat perhentian bagi semua manusia
yang menolak atau tidak percaya kepadaNya. Artinya, manusia
yang tidak percaya Yesus tak akan pernah sampai ke sorga.
Jadi, sebelum Dia membawa saya ke sorga, Dia terlebih dahulu
membawa saya ke dalam perut bumi dan menunjukkan tempat
tinggal orang mati. Tentang kunjungan ke alam maut ini telah saya
bukukan dalam buku berjudul A Divine Revelation of Hell (Wahyu
Allah tentang Naraka).
Seusai melakukan perjalanan 30 malam ke dalam perut bumi
yang penuh kengerian itu, selama 10 malam berikutnya Yesus
menunjukkan kepada saya tentang kemuliaanNya di sorga. Setelah
itu masih ada lagi serentetan penglihatan yang Tuhan anugerahkan
kepada saya. Semua yang saya tulis di dalam buku ini adalah kisah
nyata yang saya alami sendiri dan dinyatakan oleh Roh Allah Yang
Hidup. Dan Allah mempunyai tujuan bahwa Anda mendengarnya
hari ini.
Beberapa hal lain perlu saya ceriterakan di sini. Di sorga ada
malaikat yang memiliki sayap dan ada juga yang tidak memiliki
sayap. Setiap kali saya tiba di sorga, saya melihat setiap malaikat itu
sedang sibuk mengerjakan sesuatu tugas. Mereka merampungkan
semua tugas yang diberikan bahkan sampai hal-hal yang sangat
rinci.
Setiap malaikat memiliki tugas tertentu, jadi tugas mereka
berbeda-beda. Tapi yang sama adalah setiap mereka selalu memuji
Allah dan mereka mengerjakan semua tugas itu dengan penuh
sukacita walau tampak begitu sibuk.
Misalnya, setiap kali jiwa-jiwa baru tiba di sorga, para malaikat
menemui mereka dan mengantar mereka melewati Sungai
Kehidupan. Jadi, ada malaikat yang tugasnya mengantar jiwa
melewati Sungai Kehidupan. Malaikat pengantar ini menyerahkan
jiwa-jiwa itu kepada malaikat-malaikat lain lagi yang tugasnya
adalah memakaikan pakaian baru kepada jiwa-jiwa yang baru tiba
tersebut.
Pakaian keselamatan yang diberikan itu adalah “jubah kebenaran.”
Setelah itu, malaikat pengantar membawa jiwa-jiwa itu ke sebuah
ruangan lain bernama “ruang mahkota.” Di sini setiap jiwa akan
menerima mahkota yang dipakaikan di atas kepalanya.
Semua keagiatan ini berlangsung secara sangat tertib dan sangat
indah pula. Dalam melakukan tugas ini, para malaikat selalu
tampak girang dan kebahagiaan yang terpancar dari mereka
amatlah sempurna.
Saya tidak pernah melihat lonceng di sorga, tapi saya selalu
mendengar bunyi lonceng berdentang. Malaikat bilang lonceng di
sorga itu berbunyi setiap kali ada jiwa baru yang diselamatkan di
bumi. Hal ini mereka namakan “sukacita sorgawi.”
Selama 10 kali perjalanan ke sorga itu saya sering melihat
meja-meja yang amat cantik. Saya tidak tahu bagaimana harus
mengungkapkan keindahan meja-meja itu. Di bumi ada banyak
meja cantik seperti meja bergaya Victoria atau yang lain yang pernah
Anda lihat, misalnya ada meja ditempatkan di sudut ruangan dan di
atasnya ada vas bunga atau buku.
Di sorga begitu juga. Tapi, bedanya adalah, meja-meja di sorga
itu memiliki desain yang keindahannya tidak bisa diterangkan oleh
manusia. Ada banyak sekali buku di sorga, juga banyak benda lain
yang tak sanggup saya ceriterakan di sini.
REKAMAN SORGAWI
Dengar baik-baik, umat Tuhan...! Setiap kali engkau menolong
seseorang misalnya dengan cara memberikan uang untuk kemuliaan
Tuhan, atau setiap kali engkau membayar perpuluhan, itu semua
dicatat di sorga. Saya tahu betul hal ini sebab ketika sampai di sana,
Tuhan menyingkapkan suatu kejadian yang tidak akan terhapus
dari ingatan saya.
Di sana saya melihat banyak malaikat yang baru saja kembali dari
bumi. Mereka membawa laporan dari berbagai pelosok planet bumi.
Mereka kemudian pergi ke pusat dokumentasi dan menyerahkan
laporan-laporan itu kepada malaikat pencatat untuk diarsipkan.
Tapi sebelum itu, malaikat pembawa laporan akan membacakan
laporannya. Malaikat pencatat kemudian bertanya: “Apakah benar
engkau menyaksikannya sendiri hal itu? Apakah benar kejadiannya
persis seperti yang engkau laporkan?”
Setelah laporan itu dikonfirmasikan kebenarannya, barulah
dimasukkan ke dalam kitab kehidupan dari jiwa-jiwa yang dilaporkan itu.
dimasukkan ke dalam kitab kehidupan dari jiwa-jiwa yang dilaporkan itu.
Kitab-kitab ini lalu dibawa ke depan takhta Allah. Tapi sebelumnya
harus melewati suatu proses khusus.
Saya masih ingat betul bahwa Roh Tuhan bergerak senantiasa
di sorga. Roh itu jauh lebih besar dari apa pun di bumi. Itulah
sebabnya Alkitab berkata: “Kamu berasal dari Allah ..., dan kamu
telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di
dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.”
(I Yohanes 4:4)
Segala sesuatu yang ada di bumi ini sebetulnya diciptakan berdasarkan
model yang sudah ada di sorga, tapi semua yang di bumi
model yang sudah ada di sorga, tapi semua yang di bumi
hanyalah pantulan atau bayang-bayang dari apa yang sesungguhnya
yang ada di sorga. Misalnya musik di bumi ini tidak ada apa-apanya
dibanding dengan musik di sorga. Begitu juga puji-pujian serta
dibanding dengan musik di sorga. Begitu juga puji-pujian serta
kemuliaan yang ada di sorga tidak bisa dibandingkan dengan apa
pun yang ada di seantero bumi.
Allah memang menghendaki umatNya memuliakan Dia. Dari
kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, Allah menghendaki adanya
keluarga besar Allah yang mencintai Dia.
Sampai di sini Anda mesti camkan bahwa sorga hanya disediakan
bagi orang-orang yang mengasihi Yesus Kristus. Suatu hari nanti
saya akan pergi lagi ke sana. Suatu hari nanti engkau pun akan pergi
ke sana—jika engkau sudah bertobat dari semua dosamu dan jika
Yesus Kristus tetap tinggal di dalam hatimu. Hanya Yesus sajalah
yang dapat menghapus dosa manusia melalui darahNya yang
kudus dan mulia. Berikut ini saya berbicara tentang darah Yesus
penghapus dosa manusia.
DARAH YANG MENGHAPUS DOSA
Di atas sudah saya jelaskan tentang ruangan arsip di sorga. Tapi
saya mau memberikan informasi yang lebih rinci lagi. Di dalam
ruangan itu ada beberapa malaikat duduk sambil bekerja.
Di depan mereka ada ember-ember yang terbuat dari emas. Ini juga
Di depan mereka ada ember-ember yang terbuat dari emas. Ini juga
merupakan bagian dari kemuliaan sorgawi. Di depan
malaikat-malaikat itu ada tumpukan-tumpukan buku.
malaikat-malaikat itu ada tumpukan-tumpukan buku.
Di dalam buku-buku itu tampak marker (penanda bacaan) yang
berisi pesan-pesan dari bumi tentang kehidupan seseorang. Setiap
pesan itu harus diperiksa oleh seorang malaikat tinggi besar yang
bertugas melakukan penyimpanan data.
Saya melihat dua malaikat lain datang dari bumi sambil membawa
pesan-pesan seperti yang tertulis di marker itu.
Setiap kali seseorang lahir baru, maka satu pesan dituliskan
tentang itu dan dibawa ke sorga. Ini terjadi ketika seseorang
sungguh-sungguh bertobat dan menerima Yesus di dalam hatinya.
Ketika seseorang benar-benar bertobat dari dosa-dosanya dan
meminta Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya, maka di
marker itu akan ditulis bahwa orang tersebut telah “menyerahkan
hidupnya kepada Tuhan.”
Malaikat yang mengawasi ember-ember emas itu kemudian
mengambil sebuah buku dari tumpukan itu. Setiap malaikat itu
memegang apa yang tampak bagai secarik kain yang dibasuh
dengan darah. Ini representasi darah Yesus.
Kain berwarna merah darah ini juga memancarkan
sinar kemuliaan dan kuasa. Kain ini tidak kelihatan menyeramkan
walau basah karena darah, melainkan tampak sangat indah.
sinar kemuliaan dan kuasa. Kain ini tidak kelihatan menyeramkan
walau basah karena darah, melainkan tampak sangat indah.
Setiap malaikat itu kemudian meletakkan buku yang telah
diambil itu di hadapannya dan, mulai dari halaman yang paling awal,
diambil itu di hadapannya dan, mulai dari halaman yang paling awal,
malaikat itu menghapus tulisan-tulisan dalam buku itu dengan
menggunakan kain berdarah itu.
Hebatnya, walaupun kain penghapus itu berwarna merah, tapi
halaman yang dihapus tidak ternodai melainkan menjadi putih
bersih. Atas petunjuk Allah, malaikat menghilangkan semua catatan
lama di dalam buku-buku itu kemudian membuat catatan baru
yang mengatakan bahwa orang berdosa ini benar telah dilahirkan
kembali dan Allah tidak mengingat dosanya lagi.
“Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu
oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.”
(Yesaya 43:25)
Dengar, anak-anak. Sabda Allah itu benar. Allah benar-benar
menghapus dosa-dosa kita. Suatu pemandangan yang sungguh
indah melihat para malaikat itu bekerja membersihkan halaman
demi halaman dalam buku-buku itu. Haleluyah, karena Tuhan
menghapus dosa setiap kita yang percaya Dia.
Sekali lagi saya mendengar gemuruh pujian. Lirik nyanyian itu
sebagai berikut:
Oh, nothing but the blood of Jesus can wash my sins away.
Oh, nothing but the blood of Jesus can make me whole today.
Oh, nothing but the blood of Jesus can cleanse me today.
[Oh, hanya darah Yesus yang dapat menghapus dosaku.
Oh, hanya darah Yesus yang dapat membuat aku lengkap kini.
Oh, hanya darah Yesus yang dapat membersihkan aku kini]
Kemudian para malaikat bernyanyi:
Another one’s been redeemed
by the blood of the Lamb.
Another one’s been saved from the Devil’s hand
by the blood of the Lamb.
Another one’s been saved from hell
by the blood of Jesus Christ.
[Satu jiwa lagi telah ditebus
oleh Darah Anak Domba
Satu jiwa lagi telah dilepaskan dari cengkeraman Iblis
oleh darah Anak Domba
Satu jiwa lagi telah dibebaskan dari naraka
oleh darah Yesus Kristus]
Umat Tuhan, dengar..., jangan pernah merasa malu untuk
meminta kuasa darah Yesus. Dua ribu tahun silam darahNya
dicurahkan untuk menghapus dosa kita. Sejak itu kuasa darah
Yesus tidak pernah berkurang. Yesus telah mengalahkan Iblis satu
kali untuk selama lamanya ketika Dia memberikan diriNya untuk
digantung di salib menggantikan kita (Ibrani 7:2-7). Kristus turun
dari sorga yang mulia. Dia dilahirkan oleh Perawan Maria. Dia
menyerahkan diriNya agar kita dapat ditebus oleh da-rahNya yang
mulia itu. Dia melakukan ini semua agar kita jangan dimasukkan ke
naraka.
Saudara bisa bayangkan betapa girangnya hati saya ketika
menyaksikan dosa manusia dihapus oleh darah Yesus. Bayangkan
kejadian itu—semua catatan lama tentang dosa, kecemaran, semua
yang kelam itu lenyap dan Allah tidak mengingat lagi semua dosa
yang sudah terhapus itu.
MEZBAH ALLAH
Saya sangat suka melihat mezbah Tuhan. Ketika saya berada di
sebuah gereja yang dipenuhi Roh Allah, saya melihat ada mezbah
yang sangat indah. Indah mezbah itu karena saya menyadari pasti
di sana sudah banyak airmata ditumpahkan. Di dalam Perjanjian
Lama, Allah berulang kali memberi perintah untuk merobohkan
mezbah-mezbah penyembahan berhala. “Mezbah mereka kamu
harus robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan,
tiang-tiang berhala mereka kamu bakar habis, patung-patung allah
mereka kamu hancurkan, dan nama mereka kamu hapuskan dari
tempat itu. Jangan kamu berbuat seperti itu terhadap TUHAN,
Allahmu.” (Ulangan 12:3-4)
Umat Allah diperintahkan untuk melenyapkan mezbah-mezbah
penuh dosa yang tidak memuliakan Allah. Mereka diperintahkan
untuk menghancurkan semua mezbah yang tidak menghormati
Dia dan mereka diminta mendirikan dan merawat mezbah untuk
menyembah Dia. Hanya Yesus sajalah yang dapat melakukan itu
bagi kamu. Engkau tidak bisa melakukannya sendiri.
Baca Hakim-Hakim 6:25-26: “Pada malam itu juga TUHAN
berfirman kepadanya: Ambillah seekor lembu jantan kepunyaan
ayahmu, yakni lembu jantan yang kedua, berumur tujuh tahun,
runtuhkanlah mezbah Baal kepunyaan ayahmu dan tebanglah
tiang berhala yang di dekatnya. Kemudian dirikanlah mezbah bagi
TUHAN, Allahmu, di atas kubu pertahanan ini dengan disusun
baik, lalu ambillah lembu jantan yang kedua dan persembahkanlah
korban bakaran dengan kayu tiang berhala yang akan kautebang
itu.”
MEZBAH DI JAMAN SEKARANG
Dalam misi penginjilanku di seantero Amerika, saya selalu
merenungkan tentang mezbah Tuhan. Ketika kita maju ke depan
dan “curhat” kepada Allah sambil berlutut di altar gereja, kita tidak
malu menghadapi Dia. Mezbah yang dikhususkan bagi Tuhan
adalah tempat dimana kita dapat berada di dalam hadirat Allah,
tempat dimana kita dapat memanggil-manggil Dia dan mengakui
semua dosa kita kemudian meminta pengampunan dariNya.
Banyak di antara kita yang telah merasakan kehadiranNya yang
amat dahsyat. Dia menjawab doa kita. Kadang-kadang kita juga
merasakan tanganNya sedang merangkul diri kita.
Ada sesuatu yang luar biasa tentang mezbah di dalam Perjanjian
Lama. Di sana engkau hanya berlutut dan menyembah. Engkau
juga bisa memuji Allah ketika berada di rumah atau di dalam mobil.
Dimana pun engkau berada engkau dapat memuji Tuhan. Tapi saya
ingin katakan satu hal: Mezbah adalah tempat dimana engkau dapat
mengikat janji dan bersekutu dengan Allah dalam suasana akrab.
Nabi-nabi dalam Perjanjian Lama mendirikan mezbah sebagai
tempat dimana mereka dapat berseru kepada Allah meminta
pengampunan bagi umat Allah dan juga bagi diri mereka sendiri.
Di mezbah itu mereka lakukan pertobatan dan mempersembahkan
korban curahan darah atas nama umat. Allah menerima pertobatan
dan korban itu.
Tapi karena Kristus telah mencurahkan darahNya sebagai korban
yang paling tinggi maka kita tak perlu lagi memberikan korban
curahan untuk penebusan dosa. Tapi tetap kita mesti bertobat dari
semua dosa. Dan tempat paling baik untuk melakukan pertobatan
itu adalah di mezbah atau altar. Karena itu, ketika melihat altar
gereja, jangan segan-segan maju dan berlutut di sana untuk berdoa
sebisa mungkin. Karena altar itu sangat berarti. Di setiap rumah
mesti ada altar seperti itu, agar kita dapat senantiasa berbicara
kepada Allah dan agar ada tempat untuk berduaan dengan Allah.
Setiap kali saya berkhotbah, saya selalu katakan: Jangan
malu untuk maju ke altar ini, sebab di sini Allah akan berjumpa
denganmu. Betul, Dia dapat menemuimu ketika engkau sedang
duduk. Tapi ada nilai lebih tentang mezbah yang diurapi Tuhan
dimana engkau dapat merendahkan diri, mengangkat tanganmu
dan berkata: Tuhan, aku ada di sini. Pakailah demi kemuliaanMu.
MENYEMBAH ALLAH SECARA TULUS
Hatimu harus selaras dengan kata-katamu ketika engkau berdoa.
Allah masih terus mencari orang-orang yang secara tulus mencintai
dan memuji Dia. Allah masih terus mencari orang-orang yang mau
berbalik dari jalan hidup yang jahat dan bertobat di hadapanNya.
Dia masih mencari orang-orang yang mau menyembah Dia di
dalam roh dan kebenaran.
“Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan
diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya
yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni
dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (II Tawarikh 7:14)
“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa
penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh
dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus
menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” (Yohanes 4:23-24)
Tuluslah di hadapan Allah. Jujurlah kepadaNya. Ketika maju
ke altar, jangan sekali-kali berlutut untuk berkata “Betty bersalah
kepada saya,” atau “Joe membuat aku kecewa.” Tapi, katakan:
“Bapa, akulah yang bersalah. Itu sebabnya aku ada di sini untuk
memohon pengampunanMu.” Engkau sendiri harus mengampuni
mereka yang menurut pendapatmu telah bersalah kepadamu.
Tuhan rindu melihat umat yang dibebaskan agar mata yang buta
dapat melihat dan telinga yang tuli dapat mendengar apa yang
tengah dikatakan Roh kepada gerejaNya. (Wahyu 2:7).
Kita sering mengalami banyak pencobaan dan guncangan hidup.
Terkadang kita merasa bahwa si jahat itu telah mencuri semua
kedamaian dari kita. Tapi Allah memberikan kepada kita ketabahan
agar pada akhirnya kita menerima kemenangan. Ada banyak sekali
tekanan di dalam hidup ini, tapi di dalam Yesus ada kedamaian dan
ketenteraman. Carilah gereja yang percaya pada kuasa Roh Kudus.
Di sana engkau akan belajar tentang hikmat Allah dan terbebas dari
masalah, penderitaan dan kesedihan. Sangat penting bagi setiap
anak Tuhan untuk selalu bersekutu di gereja. Alkitab mengajarkan
kita tentang pentingnya persekutuan seperti itu (Ibrani 10:25).
Jangan pernah mengasingkan diri. Allah mengasihi kamu dan ada
banyak orang kudusNya yang juga mengasihi kamu.
SUKACITA YANG AKAN DINYATAKAN
Bagian lain dari sukacita di sorga merupakan misteri ilahi yang
akan dinyatakan kelak. Saya tidak dibolehkan untuk melihat bagian
tersebut. Tapi yang pasti, dalam salah satu kunjungan saya ke sorga,
saya melihat sendiri rumah-rumah megah dan istana-istana yang
mahaindah. Hanya sekejap saja saya dibolehkan melihat
istana-istana indah itu. Kemudian saya dibawa ke suatu tempat dimana
istana-istana indah itu. Kemudian saya dibawa ke suatu tempat dimana
malaikat-malaikat sedang sibuk bekerja. Mereka mengerjakan
berbagai macam pekerjaan.
berbagai macam pekerjaan.
Tampaknya mereka baru saja tiba dari bumi dan masuk secara
teratur. Setiap malaikat itu membawa berkas-berkas di tangannya.
Terkadang juga malaikat membawa kitab-kitab yang penuh dengan
catatan yang telah mereka tulis sendiri. Laporan dari bumi ini
kemudian dibawa ke tempat-tempat tertentu untuk diarsipkan. Di
antara arsip-arsip itu ada catatan tentang upah yang akan diterima
semua orang kudus.
Nanti, ketika Anda tiba di sorga, Anda akan diberikan upah untuk
setiap pekerjaan yang telah Anda lakukan di bumi untuk kemuliaan
Yesus Kristus. Inilah sebabnya buku ini harus saya tulis. Saya
tulis ini semua demi hormat dan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.
Saya ingin Anda mengerti betul tentang bagian misteri yang Allah
perkenankan untuk saya saksikan.
Benar, seperti kata Alkitab (I Korintus 13:9) bahwa sekarang kita
hanya mengetahui sebagian saja dan kita hanya bernubuat sebagian
saja, sebab waktunya belum tiba untuk mengetahui segalanya.
Itu sebabnya Allah juga menyatakan hanya sebagian kecil dari
misteriNya di sorga.
Terpujilah nama Tuhan, sebab ketika nanti kita tiba di sana,
di rumah kita yang abadi, semua pertanyaan kita akan terjawab,
semua doa kita akan dijawab, semua kerinduan kita yang terdalam
akan dipuaskan.
PENGLIHATAN PARA NABI
Saya mau berceritera tentang penglihatan saya mengenai
para malaikat yang tengah bekerja. Saya rindu Anda mengerti
tentang beberapa hal indah yang telah Allah nyatakan. Saya ingin
membagikan kepadamu sukacita yaitu ketika kita tahu bahwa
Tuhan menyediakan upah untuk semua orang yang bekerja bagi
kemuliaanNya.
Bapa di sorga begitu hebat karena Dia terus menyingkapkan
banyak “rahasiaNya kepada hamba-hambaNya—para nabi” (Amos
3:7). Kerinduan Bapa di sorga adalah menyingkapkan semua ini
kepada mereka yang peka terhadap wahyuNya dan mereka yang
tergerak hati untuk menyebarluaskan pesanNya.
“Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN
semesta alam: Akulah yang terdahulu dan Akulah yang
terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku. Siapakah seperti
Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan
membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari
dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah
mereka memberitahukannya kepada kami! Janganlah gentar dan
janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan
Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah
Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak
ada Kukenal!” (Yesaya 44:6-8)
“Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: Tuliskanlah penglihatan
itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat
membacanya.” (Habakuk 2:2)
Ada banyak contoh di dalam Alkitab tentang bagaimana Allah
rindu menyatakan sesuatu kepada umatNya melalui utusan-utusan
yang diurapiNya. Sabda Tuhan itu sungguh benar adanya.
Menurut Alkitab, Daniel mendapat penglihatan:
“… bermimpilah Daniel dan mendapat penglihatan-penglihatan di
tempat tidurnya. Lalu dituliskannya mimpi itu …” (Daniel 7:1 NIV)
“Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab …”
(Wahyu 1:11).
Yesaya adalah seorang nabi besar yang membawa pesan penting
untuk Yehuda karena keberaniannya dalam menyampaikan
pesan Tuhan. Kitab Yesaya dimulai dengan kalimat: Penglihatan
dari Yesaya anak Amos, yang dilihatnya mengenai Yehuda dan
Yerusalem (Yesaya 1:1). Krena Yehezkiel mendapat penglihatan
dari Tuhan (Yehezkiel 1:1), dia terpanggil dan diurapi untuk suatu
misi nubuatan.
Allah, dalam belaskasihanNya yang tak terbatas, telah memandang
perlu memanggil saya dan menyatakan penglihatan-penglihatan
yang berasal dari diriNya sendiri.
Saya bersyukur kepadaNya untuk hal ini. Ketika saya sedang
berdoa dan meditasi, mencari kehendak Allah untuk hal-hal
tertentu, Roh Kudus membolehkan saya mengetahui berbagai
misteri sorgawi. Panggilan saya di dalam Tuhan adalah untuk
menerima mimpi-mimpi, penglihatan dan wahyu untuk dibagikan
kepada banyak orang. Sebagai salah satu hamba Allah yang diurapi,
saya hanya mendeskripsikan tentang hal-hal yang Allah nyatakan
kepada saya. Dan saya percaya seperti inilah peran alkitabiah yang
harus saya lakonkan.
Ketika Tuhan Yesus Kristus menyatakan diriNya kepada saya, Dia
memakai jubah putih yang berkilau-kilau, penuh cahaya kemuliaan
dan kuasa. Tinggi badan Tuhan Yesus, menurut yang saya lihat,
adalah 6 kaki (6 x 12 inci = 180 sentimeter). JenggotNya amat rapi.
RambutNya lebat dan panjang, terurai lepas ke bahu. MataNya
amat indah dan sorotan mataNya tajam menembus.
Gambar Tuhan Yesus yang paling mirip dengan wajah asliNya
yang saya lihat itu adalah yang tergantung di lokasi Tembok
Ratapan di Israel yang menggambarkan Dia sedang berdoa untuk
orang-orang Yahudi dan Israel. Dia penuh dengan kasih sayang dan
kepedulian terhadap kita semua, persis seperti yang digambarkan
oleh pelukis di Israel itu.
Baca Kisah Para Rasul 1:10:
“Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu,
tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka…”
tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka…”
Bagaimana mungkin seseorang membaca dan tidak mempercayai
apa yang dibacanya? Allah secara terang-terangan menunjukkan
kepada manusia tentang adanya malaikat ketika Yesus terangkat
ke sorga. Kita perlu mengerti bahwa Allah rindu untuk menyatakan
kuasa kemuliaan dan karya-karyaNya yang ajaib kepada kita justru
pada bagian akhir dari akhir zaman ini.
Allah mempunyai banyak penglihatan untuk kita saksikan. Dia
rindu menyampaikan semua kebenaran ini kepada kita supaya kita
bersukacita dan bekerja di bumi dengan senang hati untuk Dia.
MUJIZAT DI GEREJA
Setelah semua penglihatan itu berlalu, saya mulai melayani di
sebuah acara gereja. Saya tenggelam dalam doa dan meditasi yang
kusuk. Pada malam itu, di gereja, saya melihat banyak malaikat
datang. Mereka memegang pedang yang terbuat dari emas. Roh
Allah kemudian berbicara kepada saya dengan sangat jelas:
“AnakKu, ketika tiba saatnya umat ini berdoa, Aku akan
menyembuhkan berbagai penyakit. Aku mau ini menjadi tanda dalam
menyembuhkan berbagai penyakit. Aku mau ini menjadi tanda dalam
pelayananmu, bahwa penglihatan yang telah engkau lihat tentang
naraka itu benar adanya. Sudah Kukatakan bahwa Aku akan
memberi tanda-tanda ajaib dan mujizat-mujizat seperti yang ditulis
di dalam Injil Yesus Kristus.”
Sangat bahagia hati saya ketika mendengar itu. Ketika saya
sedang berkhotbah, tampak seorang malaikat memegang sebuah
kitab besar dan menulis semua yang saya khotbahkan. Tampak
atap gereja itu terbuka dan di atas sana takhta Allah dapat dilihat
dari tempat saya berdiri. Para malaikat di atas sana tampak sedang
bertempik-sorak.
KETIKA RANTAI DOSA DIPUTUSKAN
Ketika tiba saatnya untuk maju ke depan altar, saya melihat para
malaikat berjalan-jalan di tengah jemaat sambil membujuk mereka
untuk berjalan ke altar dan menyerahkan hati kepada Tuhan Yesus.
Ketika malaikat menyentuh hati setiap individu yang sedang
berlutut di altar itu, asap dosa hitam pekat mulai menguap keluar dari
berlutut di altar itu, asap dosa hitam pekat mulai menguap keluar dari
hati mereka. Menakjubkan pemandangan itu.
Saya melihat juga rantai-rantai yang membelenggu jemaat.
Sewaktu mereka menerima pengampunan, para malaikat
memutuskan rantai-rantai dosa tersebut dan membuangnya ke
luar. Semua rantai pengikat itu mulai putus ketika orang-orang
itu mulai mengangkat tangan sambil mengaku dosa kepada Tuhan
Yesus.
Ada lagi hal lain terjadi. Ketika Firman Allah saya bacakan, Firman
itu tampak seperti pedang yang melompat keluar dari
halaman-halaman Alkitab lalu menembusi tubuh setiap orang dan langsung
halaman-halaman Alkitab lalu menembusi tubuh setiap orang dan langsung
menyembuhkan penyakit apa pun yang mereka derita. Saya sendiri
juga heran. Tapi kemuliaan Tuhan memenuhi ruangan itu dan saya
bersyukur Dia bekerja melalui mujizat-mujizat untuk menyalurkan
berkat-berkat sorgawi ke bumi.
Tangisan dan pujian naik dari semua sudut ruangan mengiringi
penyelamatan jiwa-jiwa itu. Dalam banyak pelayanan saya di
berbagai tempat di bumi, Allah selalu menunjukkan
mujizat-mujizatNya seperti ini dan banyak jiwa diselamatkan.
mujizat-mujizatNya seperti ini dan banyak jiwa diselamatkan.
Terpujilah nama Tuhan karena semua tanda ajaibNya itu.
Saya yakin betul bahwa malaikat masih terus bekerja seperti
itu, membantu saya melaksanakan pelayanan bagi hormat dan
kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.
FIRMAN ALLAH
Dalam banyak kebaktian yang saya kunjungi, saya melihat
malaikat mengerjakan banyak hal indah. Perlu diingat bahwa
malaikat adalah roh-roh yang melayani Tuhan. Mereka diutus
untuk melayani semua orang yang mewarisi keselamatan (Ibrani
1:13).
Suatu ketika saya melihat seorang hamba Tuhan sedang
bernubuat. Ketika dia sedang bernubuat, Allah membuka mata saya
untuk melihat malaikat yang tengah berdiri di atasnya. Malaikat
itu sedang mencurahkan ke atas kepala hamba Tuhan itu sesuatu
yang tampak bagai minyak bercampur api yang keluar dari sebuah
tabung berbentuk nafiri.
Lalu saya melihat isi hati orang itu—penuh dengan firman
Allah. Firman itu keluar dari hati orang itu kemudian naik melalui
kerongkongannya dan keluar melalui mulutnya. Saya lihat firman
itu mengalir keluar dari mulutnya.
Ketika firman itu menyentuh udara, firman itu berubah bentuk
menjadi sebilah pedang tajam bermata dua. Seorang malaikat lain
tampak sedang mencatat semua yang diucapkan oleh hamba Tuhan
itu. Saya berkata: “Tuhan, ini benar-benar firmanMu yang keluar
untuk umatMu di sini.”
Tampak seorang malaikat lain lagi memegang Kitab Suci. Ketika
hamba Allah itu berkhotbah, kata-kata dalam
Kitab Suci itu melompat keluar, masuk ke dalam hati pengkhotbah itu
lalu keluar melalui mulutnya dan kata-kata yang keluar itu pun berubah bentuk
Kitab Suci itu melompat keluar, masuk ke dalam hati pengkhotbah itu
lalu keluar melalui mulutnya dan kata-kata yang keluar itu pun berubah bentuk
menjadi pedang bermata dua.
Ketika hamba Tuhan itu berdoa bagi mereka yang sakit, Tuhan
membuka mata saya untuk melihat sebuah bercak hitam di dalam
paru-paru, kaki, liver atau bagian lain dari jemaat yang sakit. Pedang
firman Allah yang keluar tadi menyentuh bagian-bagian tubuh
jemaat yang sakit itu dan uap panas meluap keluar mengelilingi
bagian tubuh yang sakit tersebut. Banyak kali ketika jemaat yang
sakit didoakan, mereka merasakan panas seperti itu.
Saya menyaksikan bagaimana penyakit di tubuh jemaat dibakar
dan dilenyapkan oleh firman Allah. Bagian tubuh yang sakit
tadi menjadi sembuh ketika sel-sel baru dan kulit baru muncul
menggantikan sel-sel lama yang tadinya terserang penyakit. Betapa
indahnya menyaksikan cara Tuhan bekerja melalui mujizat seperti
itu. Terpujilah nama Tuhan Yesus.
Beberapa waktu kemudian, saya berbicara dengan beberapa
anggota jemaat yang disembuhkan. Ada yang berkata: “Saya
disembuhkan secara sangat ajaib hari itu.”
Benar, umat Tuhan, di sini, di bumi, kita hanya melihat secara
samar-samar. Kita hanya dibolehkan melihat dan mengetahui apa
yang Allah ijinkan untuk kita ketahui.
Apa yang saya lihat di gereja itu hanyalah apa yang Allah
perbolehkan bagi saya. Hormat dan puji dan syukur saya bagi Dia
Yang Mahamulia.
DATANG KE TAKHTA ALLAH
DATANG KE TAKHTA ALLAH
Saya menyadari betapa pentingnya peran para nabi di dalam
dunia masa kini sama seperti peran mereka di dalam dunia masa
lalu. Saya mulai menyadari pentingnya pelayanan seperti yang
diberitakan dalam Efesus 4:11-12: “Dan Ialah yang memberikan
baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita
Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus.”
Saya mengerti betapa pentingnya setiap kita sebagai sesama
anggota dalam Tubuh Kristus. Alkitab berkata kita dapat datang
dengan berani ke hadapan takhta anugerah Allah agar kita boleh
memperoleh pengasihan dan anugerah untuk melayani sesama
(Ibrani 4:16).
Kata-kata itu meyakinkan kita bahwa kita memiliki keberanian
untuk masuk ke dalam kekudusan melalui darah Yesus (Ibrani 10:
19), karena sesuai dengan hukum, hampir segala sesuatu mesti
dimurnikan oleh darah dan tanpa darah yang tertumpah tak akan
ada pengampunan (Ibrani 9:22).
Kawan, saya bersaksi di sini bahwa semua ini adalah benar. Hanya
darah Yesus Kristus sajalah yang dapat melakukan pendamaian
bagi jiwa manusia. Darah dan firmanNya bekerja bersama dalam
anugerahNya.
“Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri
takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan
kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”
(Ibrani 4:16)
PERTOLONGAN DI MASA KINI
Betapa seringnya kita membutuhkan pertolongan! Ada yang sakit
secara fisik, ada pula yang sakit hati, ada lagi yang bergumul karena
perceraian. Banyak yang berkabung karena kehilangan orang-orang
yang dikasihinya, atau ada anak yang tersesat melakukan hal-hal
yang tidak senonoh. Ada masalah lain lagi seperti ketika tak ada
harapan dari mana kita akan mendapatkan uang. Pada saat-saat
seperti itu, kita membutuhkan pertolongan. Kita dapat datang
dengan berani menghadap takhta Allah dan berdoa: Ya Allahku,
aku membutuhkan uluran tanganMu.
Dalam penglihatan yang Allah berikan kepada saya tentang
berbagai kejadian di muka bumi, setiap kali ada hamba Tuhan
berkeluh-kesah, Firman Allah ada di sana. Seorang malaikat yang
memegang sebuah Kitab Suci besar datang ke situ. Malaikat itu
membuka firman Allah lalu menempelak wajah Iblis dengan firman
itu. Si Iblis biasanya muncul dalam bentuk roh jahat atau pun ular.
Ketika malaikat membuka Kitab Suci, Iblis langsung terpental
dan menjerit, karena dia tahu betul bahwa malaikat itu sedang
menggunakan pedang tajam bermata dua.
Tidak semua mujizat itu terjadi pada setiap gereja yang saya
layani. Dalam roh biasanya saya dapat melihat hal-hal yang terjadi
di berbagai tempat yang jauh di bumi. Kadang saya tak tahu tempat
apa yang tengah saya lihat di dalam roh atau kapan hal-hal ajaib itu
terjadi. Puji syukur kepada Bapa di sorga sebab Tuhan Yesus telah
mengalahkan Iblis secara tuntas demi kita semua, agar kita boleh
memperoleh kelepasan dan hidup kekal. Dengan itu kita kini boleh
secara berani menghadap takhta Allah yang penuh anugerah itu di
tempat mana pun kita berada.
KUASA NAMA YESUS
Melalui Kitab Suci, belas kasihan dan anugerah Allah tersedia
secara nyata demi menyembuhkan semua penyakit yang kita derita.
Saya rindu saudara bersemangat di dalam firman Allah pada hari
ini. Jika saudara mempunyai suatu keperluan, datanglah dengan
berani menghadap takhta kemurahan Allah dan mintalah Dia
menolong saudara. Sebab malaikat-malaikat Allah adalah
roh-roh yang melayani yang diutus untuk melayani semua orang yang
roh-roh yang melayani yang diutus untuk melayani semua orang yang
menjadi ahli waris keselamatan (Ibrani 1:14).
Saya yakin betul akan hal ini sebab saya mengalaminya. Saya
sudah melihat semua itu di dalam roh berulang kali. Ketika kita
berseru kepada Tuhan, Dia mengutus malaikat-malaikatNya untuk
menolong kita melalui kuasa dan kebesaran firman dan rohNya.
Ketika setan-setan telah dibuang keluar dari diri seseorang yang
dilayani, saya melihat roh-roh jahat menyembul keluar bagai
bayang-bayang hitam dalam penampakan. Ketika nama Yesus
disebutkan, saya sering melihat malaikat menyeret keluar roh-roh
jahat itu lalu mengikat mereka dengan rantai. Spontan saya berseru:
Oh Tuhan, betapa berkuasanya firmanMu untuk menyelamatkan
umatMu dari belenggu kuasa jahat.
Firman Tuhan sajalah yang mengerjakan semua ini. Dan itu
adalah kata-kata yang Yesus ucapkan. Hanya di dalam nama
Yesus yang berkuasa itu semua kuasa kegelapan takluk. Sekarang,
panggillah Yesus. Sebutlah namaNya, maka Dia akan menolong
saudara. Engkau akan dilahirkan kembali dan dibebaskan dari
dosa-dosamu agar dapat memiliki istana megah di sorga.
Suatu ketika saya berada di Malaysia. Orang-orang di sana sangat
haus akan firman Tuhan. Dan saya sadar bahwa dengan kehadiran
Allah di sana banyak orang akan melihat mujizat. Kemuliaan Tuhan
tercurah ke atas Malaysia ketika itu bagai hujan yang deras.
Roh Kudus bergerak di antara umat yang berhimpun di sana dan
menyelamatkan banyak jiwa. Banyak orang terjatuh dari kursinya
dan tersungkur ke tanah ketika mereka menerima Tuhan Yesus.
Banyak jiwa diselamatkan ketika kuasa Tuhan menyentuh mereka.
Betapa hausnya mereka akan firman Allah! Mereka bergegas ingin
segera dilahirkan kembali dan mengundang Yesus ke dalam hati
mereka. Kuasa Tuhan bekerja dahsyat dalam kunjungan itu.
ALLAH MEMBENCI OKULTISME
Saya rindu saudara merenungkan ayat-ayat berikut ini:
“Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan
“Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan
tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan
itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka.
Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan
tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan
kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat
mendekati yang lain, semalam-malaman itu.” (Keluaran 14:19-20)
Anak-anak Tuhan, dengar! Tidak tahukah kamu bahwa Tuhan
rindu untuk mengerjakan mujizatNya dalam hidupmu pada hari
ini juga, sama seperti yang Dia lakukan di masa lalu? Sadarkah
kita bahwa sering kita mengabaikan hal ini yang mestinya sudah
mendatangkan keuntungan bagi kita? Hal-hal indah yang Tuhan
sediakan bagi kita justru sering tidak kita hiraukan.
Berbagai jenis ilmu sihir, perdukunan dan sejenisnya begitu marak
di negeri ini. Hal-hal ini disodorkan oleh Iblis sebagai jawaban untuk
memuaskan hati banyak orang. Orang jaman sekarang mencari
petunjuk dari berbagai sumber tentang kehidupan mereka. Tapi
saya mau tegaskan kepada saudara hari ini: Allah itu benar-benar
ada dan Dia sajalah yang sungguh benar. Dia tidak mengijinkan
kita untuk mencari pertolongan dari sumber lain. Bapa di sorga
membenci semua praktek okultisme, sihir, perdukunan dan apa
pun namanya di dunia.
“Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh
peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian
menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu.” (Imamat
19:31)
Sangat besar dosanya dan salah besar apabila saudara mencari
pertolongan atau petunjuk melalui medium atau alat Iblis. Sebab
malaikat Tuhan itu nyata dan diutus untuk melayani kita demi
keselamatan kita.
“… sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya
kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.” (Mazmur 91:
11)
“… dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau
utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka;
Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihanNya.
Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman
Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman
dahulu kala.” (Yesaya 63:9)
“Berkatalah Nebukadnezar: “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh
dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan
hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan
melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena
mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali
Allah mereka.” (Daniel 3:28)
PASUKAN MALAIKAT SORGA
Ketika Tuhan Yesus menyingkapkan alam maut kepada saya,
dapat saya saksikan dengan mata rohani saya bahwa rumah saya
di bumi dikawal oleh firman Allah yang ditulis di udara. Tiga
pasukan malaikat Tuhan mengawal rumah saya. Ada yang duduk,
ada yang sedang bercakap-cakap dengan temannya. Satu pasukan
lainnya yang tampak sangat berwibawa dan berkuasa juga tampak
mengawal rumah itu. Jadi ada tiga pasukan malaikat yang mengawal
rumah saya ketika roh saya dibawa ke alam maut dan ke sorga.
Kelompok yang ketiga berdiri begitu rapat satu dengan lainnya.
Sayap mereka bersentuhan dan wajah mereka menghadap keluar.
Malaikat dalam group ini sangat besar perawakannya dan tampak
bagai jawara-jawara perang yang gagah perkasa. Mereka memiliki
pedang yang tergantung di pinggang. Dan setiap kali sebuah
bayangan hitam mencoba mendekati rumah itu, mereka serempak
mencabut pedang, bersiap melindungi keluarga saya.
Pedang yang mereka tarik itu sebetulnya adalah firman Allah.
Ingat, “pedang Roh” adalah “firman Allah.” (Efesus 6:17). Pedang
firman Allah itu ketika ditarik keluar dari sarungnya menyerupai
nyala api yang akan menghanguskan musuh. Dan musuh akan
hancur lebur dan menjadi debu.
Saya teringat firman Allah di dalam Maleaki 4:3 yang membuat
saya kagum. Ingat, ketika Allah mengirimkan firmanNya, maka
Petrus yang terbelenggu di dalam penjara dibebaskan oleh malaikat.
Baca kisahnya dalam Kisah Para Rasul 12:7-11:
“Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan
cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus
untuk membangunkannya, katanya: Bangunlah segera! Maka
gugurlah rantai itu dari tangan Petrus.
“Lalu kata malaikat itu kepadanya: Ikatlah pinggangmu dan
kenakanlah sepatumu! Iapun berbuat demikian. Lalu malaikat itu
berkata kepadanya: Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!
“Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa
yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia
melihat suatu penglihatan.
“Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal
kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke
kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. “Sesudah
tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba
malaikat itu meninggalkan dia.
“Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: Sekarang tahulah
aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan
menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu
yang diharapkan orang Yahudi.”
Baca juga II Raja-Raja 6:17:
“Lalu berdoalah Elisa: Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya,
supaya ia melihat. Maka TUHAN membuka mata bujang itu,
sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan
kereta berapi sekeliling Elisa.”
MALAIKAT DAN FIRMAN
Untuk merenungkan tentang peran malaikat Allah di dalam
kehidupan manusia, baca ayat-ayat berikut ini:
“Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan
nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud,
janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab
anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Matius
1:20)
“Kemudian TUHAN menyingkapkan mata Bileam; dilihatnyalah
Malaikat TUHAN dengan pedang terhunus di tangan-Nya berdiri di
jalan, lalu berlututlah ia dan sujud.” (Bilangan 22:31)
“Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah
malaikat-malaikat Allah dengan dia.” (Kejadian 32:1)
malaikat-malaikat Allah dengan dia.” (Kejadian 32:1)
“… dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih,
yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki
di tempat mayat Yesus terbaring.” (Johanes 20:12)
“Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus,
katanya: ‘Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut
jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.’ Jalan itu jalan yang
sunyi.” (Kisah Para Rasul 8:26)
“Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah
yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku…” (Kisah Para
Rasul 27:23)
Karena itu, saudaraku, sebagai pengikut Yesus kita perlu
memahami betul bahwa kita dilindungi secara sangat sempurna. Kita
memahami betul bahwa kita dilindungi secara sangat sempurna. Kita
perlu mengerti bahwa Allah telah menyediakan segala sesuatu
untuk kita melalui firmanNya yang kudus itu.
Apabila Anda memerlukan pertolongan, datanglah kepadaNya
dengan berani. Di sana, di takhta kemurahan Allah, dalam nama
Yesus Kristus, kita dapat meminta apa yang kita inginkan.
Apabila saudara dan saya membutuhkan bantuanNya, Dia akan
selalu menyediakan itu. Dia gemar menolong kita ketika kita
memelihara dan menjalankan perintah-perintahNya dan melayani
Dia.
KENANGAN TENTANG ALAM MAUT
Saya ingat waktu saya menyelesaikan perjalanan ke dalam alam
maut, sebelum Tuhan membawa saya ke sorga, selama beberapa
hari saya terguncang dan sakit. Setiap malam saya tak ingin lampu
dimatikan dan harus ada Alkitab di samping ketika saya tidur. Dan
saya terus membaca Alkitab. Jiwa saya benar-benar goyah karena
membayangkan semua peristiwa mengerikan di alam maut itu.
Tapi setiap kali saya mengalami guncangan jiwa seperti itu, suara
Yesus selalu terdengar: “Damai sejahtera atasmu. Tenanglah.”
(Markus 4:39). Dan seketika itu damai sejahtera Tuhan mengalir
ke dalam diri saya. Tapi beberapa saat kemudian masih saja saya
terkenang lagi akan kengerian naraka lalu menjerit ketakutan. Tapi
kemudian saya meyakini bahwa saya tidak sendirian sebab Tuhan
Yesus selalu ada di sini di samping saya.
Hal itu tidak lantas berarti saya setiap saat merasa kuat dan tak
takut lagi. Masih saja saya kadang tidak merasakan kehadiran
Tuhan. Kadang saya begitu takut sehingga mengharapkan kehadiran
Yesus pun seperti membuat saya ketakutan—takut kalau nanti Dia
membawa saya ke alam maut lagi.
Awalnya orang-orang tidak mau mendengar kalau saya berbicara
tentang perjalanan ke alam maut itu. Saya harus memohon-mohon
dan berkata: “Tolong bertobatlah dari
dosa-dosamu sebelum semuanya terlambat.”
dosa-dosamu sebelum semuanya terlambat.”
Sangat sukar bagi siapa pun untuk mempercayai cerita saya
tentang siksaan di alam maut yang telah saya alami sendiri. Lebih
sulit lagi bagi mereka untuk percaya bahwa Yesus sudah menyuruh
saya menuliskan pengalaman itu dalam buku.
Tapi Tuhan kemudian meyakinkan saya bahwa Dia adalah Tuhan
yang menyembuhkan. Walau awalnya saya tidak yakin akan dapat
pulih dari trauma alam maut itu, tapi akhirnya kesembuhan dari
Tuhan tiba juga dan saya disembuhkan secara sempurna.
PLANET BARU
Setelah itu, Tuhan datang lagi kepada saya. Dalam sekejap, kami
naik tinggi di luar angkasa. Yesus berkata: “Aku akan menunjukkan
kepadamu tentang cinta kasih dan kebaikan Allah dan tentang
beberapa kawasan lain di sorga. Aku mau engkau
melihat pekerjaan-pekerjaan besar yang sudah Kulakukan yang semuanya
melihat pekerjaan-pekerjaan besar yang sudah Kulakukan yang semuanya
sangat indah; karena itu perhatikanlah.”
Seorang malaikat Tuhan kemudian tampil dan berkata:
“Pandanglah betapa baiknya Tuhan, Allahmu. Kasih setiaNya tetap
selama-lamanya.”
Perasaan kasih sayang dan kelembutan yang amat sangat mengalir
keluar dari malaikat itu dan membuat saya hampir menangis ketika
dia berkata lagi: “Lihatlah kuasa dan kedahsyatan dan kebesaran
Allah. Baiklah kutunjukkan kepadamu tempat yang telah Dia
sediakan bagi anak-anakNya.”
Tiba-tiba sebuah planet besar muncul di depan kami. Planet baru
ini besarnya sama seperti planet bumi.
“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab
langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan
lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem
yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan
pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.” (Wahyu
21:1-2)
ALLAH MENGASIHI ANAK-ANAK
Sambil mengamati planet yang muncul itu, saya mendengar Allah
Bapa berbicara: “Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu. Bapa dan
Anak adalah satu. Bapa dan Roh Kudus adalah satu. Aku mengutus
AnakKu untuk mati di kayu salib agar tak seorang pun yang harus
binasa.
“Aku akan menunjukkan kepadamu tempat yang telah Kusediakan
bagi anak-anakKu. Aku sangat peduli terhadap semua anak-anak.
Aku peduli ketika seorang ibu kehilangan anaknya, sekalipun buah
kandungannya lahir sebelum waktunya. Ingat, Aku mengetahui
segala sesuatu. Dan Aku peduli.
“Mulai sejak ada kehidupan di dalam kandungan, Aku tahu. Aku
tahu tentang bayi-bayi yang dibunuh ketika mereka masih di dalam
rahim ibunya—bayi-bayi yang diaborsi karena tidak dikehendaki
kehadirannya.
“Aku tahu tentang bayi yang meninggal ketika lahir dan yang
lahir cacat. Dari sejak terjadi pembuahan, sudah ada jiwa di situ.
Malaikat-malaikat Ku-utus untuk turun dan membawa anak-anak
yang meninggal itu kepadaKu.
“Di sorga, mereka disayangi dan mereka tumbuh menjadi manusia
sempurna. Aku memberikan kepada mereka tubuh yang lengkap
dan memulihkan bagian manapun dari tubuh mereka yang cacat
ketika dilahirkan. Aku memberi mereka tubuh yang sempurna.”
SEKOLAH MALAIKAT
Di seantero planet yang muncul itu ada perasaan saling menyayangi,
rasa menjadi manusia sempurna. Segala sesuatu yang ada di
rasa menjadi manusia sempurna. Segala sesuatu yang ada di
situ amatlah sempurna. Di sana-sini di tengah rerumputan hijau
lebat dan kolam-kolam air kristal terdapat tempat-tempat duduk
yang terbuat dari pualam, dilengkapi bangku-bangku kayu yang
amat mulus tampaknya.
Sejauh mata memandang, saya melihat anak-anak tengah sibuk
dengan berbagai kegiatan. Setiap anak mengenakan jubah putih
yang tak bernoda sedikitpun. Mereka memakai sandal. Jubah-jubah
mereka sangat berkilauan sehingga memancarkan cahaya gemerlap
yang terpantul di planet itu.
Warna-warni cantik di semua tempat menambah aksentuasi
cemerlang pada jubah anak-anak itu. Pintu gerbang ke sana dijaga
para malaikat dan nama anak-anak ini lengkap tertulis di dalam
sebuah kitab.
Saya melihat ada anak-anak yang tengah bersekolah—mempelajari
firman Allah. Ada juga sedang belajar memainkan berbagai alat
musik. Buku pelajaran musik yang mereka gunakan terbuat dari
emas.
Saya terperanjat melihat berbagai jenis binatang berlari
menghampiri anak-anak itu lalu duduk atau berbaring di dekat
anak-anak yang sedang bersekolah di sekolah malaikat tersebut.
Tak satu pun anak di situ yang menangis. Tak satu pun tampak
bersedih sebab suasananya sangat menyenangkan dan kebahagiaan
menyelimuti seluruh tempat itu.
Setelah beberapa saat, malaikat menunjukkan planet bercahaya
terang benderang yang muncul di depan saya. Ini bagaikan batu
cahaya yang disinari jutaan bintang. Segala sesuatu di planet ini
amat indah, menyenangkan dan hidup.
Dari kejauhan tampak dua gunung yang seluruhnya terdiri dari
emas murni. Lebih dekat ke arah saya tampak dua gerbang yang
juga terbuat dari emas murni. Gerbang-gerbang itu ditaburi berlian
dan banyak batu mulia lainnya.
Saya baru menyadari bahwa inilah bumi baru yang diberitakan
dalam Akitab dan kota yang tampak sangat anggun di planet itu
adalah Yerusalem Baru—Kota Allah yang akan turun ke bumi.
PEMERINTAHAN YESUS KRISTUS
Dalam sekejap saya tiba kembali di bumi lama, yaitu bumi yang
keadaannya akan seperti menjelang masa Kesukaran Besar tapi
sebelum Perang Armageddon memurnikannya. Di situ saya melihat
Yerusalem, ibukota Milennium (seribu tahun).
Dalam penglihatan itu tampak banyak orang datang
dari tempat-tempat jauh dan dekat, semuanya berusaha masuk ke dalam kota
dari tempat-tempat jauh dan dekat, semuanya berusaha masuk ke dalam kota
tersebut. Raja di kota itu adalah Yesus. Dan semua bangsa di atas
bumi membawa kepadaNya banyak hadiah sebagai penghormatan
kepadaNya. Di situ Dia diakui tidak hanya sebagai raja, tetapi Raja
Segala Raja.
Tuhan Yesus kemudian menjelaskan arti dari penglihatan itu
kepada saya dan menerangkan tentang apa yang akan segera terjadi.
Yesus berkata: “Tak lama lagi Aku akan kembali dan membawa
balik ke sorga pertama-tama orang-orang benar yang sudah
meninggal. Setelah itu, mereka yang masih hidup akan diangkat
untuk berjumpa denganKu di angkasa. Setelah itu, Antikris akan
muncul dan memerintah bumi selama waktu yang telah ditetapkan.
Di masa itu akan ada kesukaran dan penderitaan amat besar seperti
yang belum pernah terjadi dan tak akan terjadi lagi.
“Kemudian Aku akan datang kembali bersama orang-orang
kudusKu, dan Setan akan dicampakkan ke dalam jurang yang tak
berujung untuk tinggal di situ selama seribu tahun. Dalam masa
seribu tahun itu Akulah yang akan memerintah seluruh bumi. Aku
memerintah dari Yerusalem.
“Di akhir masa seribu tahun itu Setan akan dibebaskan untuk
satu masa, tapi Aku akan mengalahkan dia dengan gemerlap cahaya
kedatanganKu. Lalu, bumi yang lama ini akan lenyap. Tapi, akan
ada bumi yang baru dan Yerusalem Baru yang akan turun dari sorga
dan Aku akan memerintah untuk selama-lamanya.”
KEDATANGAN KEMBALI YESUS KRISTUS
Dalam penglihatan lain setelah itu, saya menyaksikan apa yang
akan terjadi, yaitu kembalinya Tuhan Yesus Kristus ke bumi. Saya
mendengar Dia memanggil. SuaraNya bagai bunyi terompet yang
menggelegar dan saya mendengar juga suara penghulu malaikat.
(I Tesalonika 4:16).
(I Tesalonika 4:16).
Mendengar bunyi dahsyat itu, seluruh planet bumi bergetar
dan dari kubur keluar semua orang kudus yang diangkat naik ke
angkasa untuk bertemu Tuhan.
Berjam-jam gemuruh terompet itu saya dengar. Bumi dan laut
menyerahkan semua orang yang terkubur di sana (Wahyu 20:13).
Tuhan Yesus Kristus tampak berdiri di atas awan-awan. Gaun luar
jubahnya berbentuk nyala api dan kemuliaanNya memancar keluar
penuh keagungan. Terompet terus membelah udara dan sambil
mengamati itu semua saya lihat orang-orang benar yang masih
hidup juga terangkat ke angkasa untuk bergabung.
“Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah
bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal
dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
“Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang
hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali
tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.
“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan
sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus
akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih
tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan
menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” (I Tesalonika 4:14-17)
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” (I Tesalonika 4:14-17)
Saya melihat orang-orang yang sudah ditebus itu bagai jutaan titik
cayaha berkumpul di suatu tempat di angkasa raya.
Di sana malaikat-malaikat memberikan jubah baru yang putih bersih
kepada mereka semua. Mereka bertempik-sorak
setelah mengenakan pakaian baru itu.
Di sana malaikat-malaikat memberikan jubah baru yang putih bersih
kepada mereka semua. Mereka bertempik-sorak
setelah mengenakan pakaian baru itu.
Malaikat-malaikat memang ditugaskan untuk melayani mereka.
Dan para malaikat itu tampak memberikan perhatian khusus
kepada semua orang yang baru bangkit tersebut. Orang-orang
ini menggunakan tubuh baru yaitu tubuh mulia. Tubuh baru itu
mereka dapatkan ketika mereka terangkat ke angkasa. Suatu
tempik-sorak kegirangan yang bergemuruh terdengar memenuhi
langit sementara para malaikat bernyanyi: “Glori bagi Raja Segala
Raja.”
REPRESENTASI TUBUH KRISTUS
Dalam penglihatan lain saya melihat sesosok tubuh rohani yang
besar jauh tinggi di sorga. Itulah Tubuh Kristus yang berada dalam
posisi terlentang. Dari sana mengalir darah ke bumi. Ini adalah
representasi dari tubuh Tuhan kita yang telah disembelih dahulu.
Tubuh ini terus bertambah besar sampai memenuhi seantero
sorga. Jutaan jiwa yang sudah ditebus masuk ke dalam tubuh
tersebut. Saya memandang penuh kekaguman ketika jutaan orang
menaiki tangga dan masuk menjadi satu dengan tubuh itu.
Mereka masuk mulai dari bagian kaki terus ke lutut, lengan,
perut, jantung, dan terus ke kepala. Ketika tubuh itu sudah penuh,
tampaklah bahwa tubuh itu berisi manusia dari berbagai penjuru
planet bumi.
Dengan suara yang menggelegar, orang-orang itu bernyanyi
memuji Tuhan seperti yang ditulis dalam Alkitab: “Engkau layak
menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya;
karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau
telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa
dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi
suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan
mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.” (Wahyu 5:9-10)
Jutaan manusia tampak berhimpun di dekat takhta Allah dan
saya melihat para malaikat membawa kitab-kitab yang berisi vonis
pengadilan Allah. Ada juga kursi pengasihan dan banyak pula upah
yang diberikan kepada banyak orang.
Sambil memandangi itu penuh kekaguman, tiba-tiba kegelapan
menutupi seluruh bumi lalu kuasa-kuasa kegelapan beterbangan
ke semua penjuru. Roh-roh jahat yang tak terhitung banyaknya
dilepaskan dari penjara alam maut dan membludak menumpuk di
bumi. Lalu terdengar suatu suara lain berkata, seperti dalam Wahyu
12:12: “Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian
yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena
Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena
ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.”
JURANG MAUT
Kemudian saya melihat seekor binatang buas yang sedang marah.
Dia menumpahkan geramnya ke atas bumi. Alam maut bergetar
karena murka binatang itu. Lalu, dari jurang maut muncul sejumlah
besar rombongan makhluk jahat. Jumlahnya sangat banyak
sehingga bumi menjadi gelap pekat.
Tampak manusia baik laki-laki maupun perempuan berlari
menjerit mencari bukit dan gunung dan gua-gua persembunyian.
Lalu berkobarlah peperangan besar di bumi di tengah kelaparan
dan bayang-bayang kematian.
Sesudah itu tampak kuda-kuda mulia dan kereta berapi di sorga.
Bumi terhuyung-huyung sementara matahari menjadi gelap dan
bulan berubah seperti darah (Wahyu 6:12). Lalu, tampil seorang
malaikat sambil berseru: “Dengar, wahai penduduk bumi, Sang
Raja sedang datang.”
Setelah pengumuman itu, tampak Raja Segala Raja dan Tuhan
Segala Tuan muncul di angkasa. Bersama Dia dalam kemuliaanNya
itu banyak orang kudus dari berbagai jaman dan masa, semua
mengenakan jubah putih bersih.
Betul seperti kata Alkitab (Wahyu 1:7) bahwa semua mata akan
memandang Dia dan semua lutut akan bertelut dan semua lidah
akan mengakui (Roma 14:11) bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
Kemudian tampak para malaikat mengacungkan sabit untuk
menuai gandum yang telah matang (Wahyu 14:14-19) dan inilah
akhir dunia ini.
Umat Tuhan..., saya yakin kita mesti saling mengasihi. Kita mesti
berdiri teguh di dalam kebenaran dan mengoreksi anak-anak kita
untuk menyadari bahwa Tuhan Yesus akan segera datang. Setuju
atau tidak, Raja Segala Raja itu pasti datang.
PERMINTAAN TERAKHIR YESUS KRISTUS
Tuhan Yesus berkata kepada saya:
“Bertobatlah dan kalian akan selamat, karena kerajaan Allah
sudah hampir tiba. KehendakKu dan FirmanKu akan terlaksana.
Siapkanlah jalan bagi Tuhanmu.”
Kemudian Dia berkata lagi, persis seperti dalam ayat-ayat
berikut:
“Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka
jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu
seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaanNya
memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”
(I Timotius 6:17).
memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”
(I Timotius 6:17).
“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan
menuruti keinginan daging.” (Galatia 5:16).
“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.
Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab
barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan
dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan
menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” (Galatia 6:7-8).
“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran,
hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan,
iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap
semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat
dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia
tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah
Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada
hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik
Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:19-24).
Tuhan Yesus melanjutkan perkataanNya: “Ketika Firman Allah
sudah digenapi, maka kesudahan itu tiba. Tak seorang pun tahu
hari dan jam ketika Anak Allah akan turun ke bumi lagi. Anak Allah
pun tidak tahu kapan Dia akan ke bumi lagi sebab hanya BapaKulah
yang mengetahuinya.
“Firman Allah kini sedang digenapi secara cepat. Datanglah
seperti seorang anak kecil biar
Aku membersihkan kalian dari dosa-dosa kedaginganmu.
Aku membersihkan kalian dari dosa-dosa kedaginganmu.
“Katakanlah kepadaKu: Tuhan Yesus, masuklah ke dalam hatiku
dan ampunilah aku dari semua dosaku. Aku tahu aku orang
berdosa, karena itu aku bertobat sekarang. Basuhlah aku dalam
darahMu dan bersihkanlah aku. Aku telah berdosa terhadap sorga
dan di hadapanMu aku tak layak disebut anak. Sekarang aku
menerima Dikau dalam iman sebagai Juruselamatku.
“Aku akan menjadi Gembalamu dan engkau akan menjadi
umatKu. Dan Aku akan menjadi Allahmu. Bacalah firman Allah
dan janganlah meninggalkan persekutuan. Serahkanlah seluruh
hidupmu kepadaKu maka Aku akan menjagamu. Aku tidak akan
pernah meninggalkan engkau.”
BERSIAPLAH MENEMUI ALLAH
Kekasih Tuhan, dari lubuk hati yang terdalam saya telah
membagikan kepadamu penglihatan dan wahyu yang diberikan
kepada saya oleh Allah Yang Mahakuasa.
Saya dapat simpulkan bahwa Allah sangat menyayangi kita
semua. Dia telah menunjukkan kasih setiaNya kepada kita melalui
FirmanNya dan melalui penglihatan-penglihatan di hari-hari terakhir ini.
Anak-anak yang dikasihi Tuhan, kita mesti bersiap-siap untuk
berjumpa dengan Tuhan kita. Setiap saat kita mesti merindukan
kedatanganNya.
Saudara dan saya mengetahui semua kesusahan, tanda-tanda
akhir jaman dan masa dimana kita kini berada. Perhatikanlah
dengan seksama berbagai kejadian di dunia saat ini. Tak pernah
ada masa seperti yang sekarang sedang kita alami. Semua ini adalah
penggenapan dari apa yang tertulis di dalam Alkitab.
Oleh sebab itu, dengan segenap hati saya menganjurkan saudara
yang sedang membaca buku ini untuk bersiap diri karena tak
seorang pun tahu kapan Anak Manusia akan tiba. (Matius 25”13).
Suka atau tidak, setuju atau tidak, Yesus Kristus pasti datang lagi.
Dan tak ada kuasa atau kekuatan apa pun di seluruh alam semesta
ini yang dapat menghalangi Dia.
Yesus Kristus sang Maharaja alam semesta itu tidak membutuhkan
persetujuan manusia untuk melaksanakan rencana kedatanganNya.
Dia pasti akan datang ke dunia sebagai Hakim Yang Adil. Dan hanya
Dia satu-satunya jalan untuk manusia dapat sampai ke sorga. Sebab
Dia bersabda: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
(Yohanes 14:6)
Ingat perkataan malaikat kepada saya waktu di sorga, bahwa
apabila kita hidup kudus, kita akan berjumpa dengan semua orang
terkasih yang sudah mendahului kita. Ingat juga bahwa apa pun
yang kita kerjakan di bumi untuk Yesus pasti dicatat di sorga. Dan
upah kita di sorga pasti lebih besar daripada upah apa pun yang
dapat kita terima di bumi, sebab semua perbuatan kita di bumi
dicatat oleh para malaikat Tuhan.
Banyak kali para penginjil, pengkhotbah, dan guru agama harus
meninggalkan sanak keluarga untuk memberitakan firman Tuhan
sambil mengalami berbagai kesulitan. Tuhan tahu semua itu karena
Dia melihat semua itu.
Dia juga tahu betapa kita sering ditolak atau tidak diperlakukan
dengan baik. Tapi jangan khawatir, sebab kita tetap anak-anak sang
Raja Segala Raja itu.
Dia menghendaki kita menjadi pelayan untuk para pelayan
lainnya. Dia mau kita saling melayani seperti Dia melayani kita.
Allah tidak menjanjikan taman bunga mawar bagi kita. Walau
Dia tidak menjanjikan kesenangan untuk kita di bumi, kita dapat
menikmati berkat-berkat, kekayaan, kehormatan dan berbagai
materi lainnya. Kita dapat memiliki semua ketika kita memikul
salib dan mengikuti Kristus.
Saya rindu Anda sudah bersiap diri. Kalau belum menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamatmu, sekaranglah saatnya, agar
hidup kekal menjadi bagianmu.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga telah
dikaruniakanNya AnakNya yang tunggal, supaya siapa yang percaya
kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
(Johanes 3:16)
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus
adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan,
dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Sebab,
barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.”
(Roma 10:9-10, 13)
SEKARANG, BERDOALAH SEPERTI INI
Bapa di dalam nama Yesus Kristus.
Aku datang kini kepadaMu sebagaimana adanya diriku.
Aku seorang berdosa, ya Tuhan.
Aku telah berdosa terhadap Dikau dan terhadap sorga.
Karena itu aku mohon kepadaMu, Tuhan Yesus, ampunilah aku
dan masuklah ke dalam hatiku dan selamatkanlah jiwaku.
Biarlah aku dilahirkan kembali oleh Roh Allah Yang Hidup.
Aku menyerahkan hidupku ke dalam tanganMu, Tuhan Yesus.
Aku percaya sungguh bahwa Engkaulah Anak Allah.
Aku percaya bahwa Engkaulah Yesus Kristus
yang diutus untuk menyelamatkan jiwaku
agar terluput dari naraka.
Aku berterima kasih kepadaMu
dan memuji dan memuliakan Dikau,
sebab Tuhan telah mencurahkan darahMu
untuk menebus aku.
Kalau Anda tadi berdoa dengan penuh keyakinan seperti yang
saya anjurkan di atas, maka saat ini juga Anda sudah diselamatkan.
Sebab Tuhan Yesus telah masuk ke dalam hatimu. Sekarang, akuilah
Dia dengan hati dan bibirmu; dan dengan hati dan bibirmu pujilah
Dia. Biarkanlah Dia memimpin hidupmu setiap hari.
Segala hormat dan puji bagi Allah sampai selama-lamanya!
Wahyu Allah tentang Sorga
Terima Kasih,
TUHAN Memberkati
Dengan hikmat dan pimpinan TUHAN, buku A Divine Revelation
of Heaven ini telah kami terjemahkan dengan judul WAHYU
ALLAH TENTANG SORGA untuk diedarkan di kalangan umat
Kristiani di Indonesia.
Secara tulus kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada semua anggota Perkumpulan Doa THE INVESTOR GROUP
yang setia mendoakan dan memberikan semangat kepada kami
untuk merampungkan penerjemahan buku ini.
Ucapan terima kasih kami tujukan juga kepada Mr. Robert
Brownell di National Church of God, Washington D.C., yang
begitu bersemangat memberikan inspirasi kepada kami dalam
menyelesaikan penerjemahan buku Ibu Mary Kathryn Baxter ini.
Secara khusus kami berterima kasih kepada Malince Seniwati
Oktarina Damanik, sahabat kami yang setia di dalam Tuhan, yang
begitu tulus mendoakan dan membantu melakukan penyuntingan
naskah terjemahan ini.
Tak lupa pula kami layangkan pengharagaan setinggi-tingginya
serta ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Linda
Korwa Coutts beserta keluarganya di Kanada yang terpanggil untuk
menyebarkan buku WAHYU ALLAH TENTANG SORGA kepada
umat Tuhan di tanah Papua, bahkan sebelum buku ini selesai
diterjemahkan.
Kepada teman-teman di Harian INVESTOR DAILY, majalah
INVESTOR, majalah VIEW, dan majalah berbahasa Inggris GLOBE
ASIA yang ikut mendoakan dan mendukung penerbitan buku ini
kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah sumber segala
berkat mencurahkan berkatNya berlimpah-limpah ke dalam usaha
dan pekerjaan Anda semua.
Kami tak dapat merampungkan tulisan ini tanpa dukungan doa
dari hamba-hamba TUHAN yang setia mendoakan kami selama
ini. Kiranya TUHAN memberkati pelayanan, usaha, dan pekerjaan
Anda semua.
Jakarta, 8 Maret 2007
+++ Pitan Daslani (Editor) +++
_______________________________________________________
A Divine Revelation of HEAVEN
by Mary K. Baxter
http://www.youtube.com/watch?v=neJIsmnAPtQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar